KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang mana atas berkat rahmat
dan karunia-Nyalah karya tulis berjudul, “ LAPORAN PERJALANAN STUDY TOUR
SEMARANG – YOGYAKARTA” terselesaikan.
Laporan
hasil penelitian ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat kompetensi
menyelesaikan study pada SMAN Jatinunggal.
Dalam
penyelesaian laporan ini, banyak dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, baik
secara moril maupun material. Oleh karena itu dalam kesempatan ini kami selaku
penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak
Jajat Sudrajat, S.Pd, M.Pd, selaku Kepala Sekolah
2. Bapak
Ade Ramli Hidayat, selaku pembimbing
3. Semua
pihak yang telah membantu, yang tidak mungkin kami sebutkan satu persatu.
Mudah-mudahan
atas segala bantuan dan kebijakan yang telah diberikan kepada kami mendapat
imbalan yang berlipat ganda dari Allah SWT.
Kami
menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Hal
ini semata-mata karena keterbatasan kemampuan kami. Oleh karena itu sangat kami
harapkan saran dan kritik dari semua pihak, khususnya para pembaca.
Harapan
kami, semoga laporan hasil penelitian ini bermanfaat khususnya bagi kami selaku
penulis, umumnya bagi para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
·
JUDUL
·
LEMBAR PENGESAHAN
·
KATA
PENGANTAR.........................................................................................
1
·
DAFTAR ISI........................................................................................................
2
·
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang ..............................................................................................
3
B. Tujuan
............................................................................................................
3
C. Lokasi
Kunjungan.......................................................................................... 4
D. Waktu
Kegiatan.............................................................................................. 4
E. Bentuk
Kegiatan............................................................................................. 4
F. Manfaat.......................................................................................................... 4
·
BAB II ISI
A. Rangkaian
Kegiatan Study Tour
(narasi)........................................................ 5
B. Pembahasan
tempat kunjungan
Ø Mesjid
Agung Semarang...........................................................................
10
Ø PT
Sidomuncul......................................................................................... 15
Ø Candi
Borobudur...................................................................................... 21
Ø Pusat
Penjualan Bakpia Pathok................................................................ 30
Ø Pusat
Penjualan Bakpia Djava..................................................................
34
Ø Taman
Pintar.............................................................................................
36
Ø Pasar
Beringharjo......................................................................................
41
Ø Grand
Puri Water Park..............................................................................
43
·
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................................
47
B. Saran...............................................................................................................
47
C. Penutup...........................................................................................................
48
·
DAFTAR PUSATAKA........................................................................................
49
·
LAMPIRAN
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Study Tour merupakan sebuah perjalanan wisata yang mengunjungi objek-objek
wisata di suatu daerah dengan tujuan menambah wawasan serta pengetahuan tentang
tempat tersebut yang selanjutnya digunakan sebagai bahan penulisan sebuah
laporan perjalanan.
Pada tahun pelajaran 2013/2014 ini SMA Negeri Jatinunggal mengadakan kunjungan
Study Tour ke daerah Semarang – Yogyakarta. Study Tour ini diadakan pada pertengahan Bulan Desember
setelah ulangan umum semester gasal, tepatnya dari tanggal 9 sampai 12 Desember
2013. Study Tour ini diikuti oleh siswa-siswi SMA Negeri Jatinunggal kelas XI
dari semua program jurusan dengan 18 Kelompok dan 18 guru pendamping.
Study Tour tersebut dimaksudkan untuk memperoleh bahan penulisan laporan
perjalanan bagi peserta didik. Sementara itu, penulisan laporan perjalanan ini
dilaksanakan untuk memenuhi salah satu syarat dan tugas guna menempuh Ujian
Sekolah di SMA Negeri Jatinunggal
tahun pelajaran 2013/2014, dan juga sebagai materi pembelajaran bagi para
peserta didik yang lain.
Kegiatan ini diharapkan dapat berjalan lancar dan dapat bermanfaat bagi
para peserta didik. Sebagai salah satu tempat wisata budaya di Indonesia, Semarang
- Yogyakarta menyajikan banyak sekali objek wisata yang sarat akan budaya serta
keindahan alamnya dan yang tak kalah menarik adalah sejuta pesona yang
ditawarkannya sehingga mampu menarik wisatawan-wisatawan asing maupun domestik.
B.
Tujuan
Kegiatan
Study Tour ke daerah Semarang-Yogyakarta bertujuan untuk :
1. Menambah rasa syukur atas apa
yang telah diciptakan oleh Allah SWT.
2. Mengamati secara langsung keunikan
budaya, ekonomi dan sosial masyarakat Semarang - yogyakarta.
3. Mengamati secara langsung keindahan
objek-objek wisata Semarang –Yogyakarta.
4. Pembelajaran di luar lingkungan sekolah
untuk melakukan observasi dan mendapat data yang akurat.
4.
Memberi pengalaman bagi para peserta
untuk terjun langsung ke tempat-tempat wisata dan bersejarah.
5.
Menambah wawasan bagi peserta mengenai
objek wisata yang dikunjungi.
6.
Mempererat tali persaudaraan dan kebersamaan
antara sesama peserta maupun antara pesesrta dan pembimbing.
C.
Lokasi
Kunjungan
Adapun
lokasi kunjungan Study Tour Semarang-Yogyakarta ini meliputi :
1.
Mesjid Agung Semarang
2.
PT Sidomuncul
3.
PT Sinar Sosro
4.
Candi Borobudur
5.
Pusat Penjualan Bakpia Pathok
6.
Pusat Penjualan Bakpia Djava
7.
Taman Pintar Yogyakarta
8.
Pusat Perbelanjaan Beringharjo dan
Malioboro
9.
Grand Puri Water Park
D.
Waktu
Pelaksanaan
Kegiatan
Study Tour ini di laksanakan pada :
Hari/tanggal : Senin-Kamis/09-12, Desember 2013
Waktu : Pukul 14.00 WIB-selesai.
E.
Bentuk
Kegiatan
Bentuk
dari kegiatan Study Tour ini meliputi :
1.
Kunjungan ke tempat wisata budaya dan
bersejarah di Indonesia
2.
Observasi untuk mendapatkan data dari
tempat kunjungan.
F.
Manfaat
Manfaat
dari kegiatan Study Tour ini diantaranya :
1.
Mendapat wawasan mengenai objek wisata
yang dikunjungi
2. Mendapat
pengalaman atas kunjungan ke tempat-tempat wisata tersebut.
BAB
II
ISI
A.
Rangkaian
Kegiatan Study Tour ( narasi )
Study Tour Semarang-Yogyakarta
rencanya akan melakukan pemberangkatan pada hari Senin tanggal 9 Desember 2013
pukul 14.00 WIB, namun bus-nya telat
karena mengalami kemacetan. Sementara itu, kami menunggu di sekitar kantor
kecamatan Jatinunggal sambil berteduh karena hujan turun dengan deras, kami
menunggu sangat lama dengan perasaan yang kesal.
Beberapa jam kemudian keempat bus
itu datang. Kami bersorak gembira karena bus yang di nanti-nanti akhirnya datang
juga. Bus-nya telat sekitar 1 jam setengah, karena dari jadwal pukul 14.00 WIB
sedangkan datang menjemput kami pada pukul 15.30 WIB. Sebelum pemberangkatan,
kami diberi pengarahan oleh Bapak Ade Ramli Hidayat yang merupakan perwakilan
dari panitia yang di dampingi oleh panitia lainnya. Lalu setiap kelompok masuk
bus masing-masing. Setelah menduduki bangku masing-masing kami berdo’a,
dipimpin oleh pak Ade Ramli Hidayat
Kami sangat menikmati perjalanan
menuju Semarang-Yogyakarta karena dibarengi alunan musik yang telah di sediakan oleh panitia travel,
kami juga berbagi makanan yang merupakan perbekalan dari rumah, bercanda tawa,
ada juga yang tertidur pulas sampai tujuan gara-gara minum obat antimo karena
takut mabuk perjalanan.
Tak lama kemudian kami sampai di
Cirebon sekitar pukul 20.00 WIB. Disana kami beristirahat di suatu tempat untuk
melaksanankan shalat magrib dan isya yang di jama’. Lalu kami membuka timbel
yang dibawa dari rumah. Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan menuju mesjid
agung Semarang, kami dianjurkan untuk beristirahat agar besoknya siap untuk menghadapi kegiatan-kegiatan yang akan
dilaksanakan. Perjalanannya sangat lama, kami tiba diSemarang sekitar pukul
02.00 WIB, namun kami tidak langsung menuju mesjid Agung Semarang karena belum
dibuka dan kami memilih beristirahat di suatu rumah makan. Setelah menjelang
waktu subuh kami menuju mesjid Agung Semarang, kamipun bergegas mandi dan
shalat subuh, lalu melihat-lihat panorama disekitar mesjid tersebut. Semua
anggota study tour diberi pengarahan oleh panitia untuk melaksanakan kegiatan
selanjutnya. Sebelum kegiatan tersebut berlangsung kami sarapan pagi yang
diberi dari pihak travel dan dikolektifkan oleh ketua masing-masing.
Dari Mesjid Agung Semarang ini,
kami berpencar, bus satu dan bus tiga akan mengunjungi PT Sidomuncul, sedangkan
bus dua dan bus empat mengunjungi PT Sinar Sosro. Kelompok kami ada di bus satu
dan mengunjungi PT Sidomuncul. Sekitar pukul 07.30 WIB kami berangkat menuju
PT. Sidomuncul, kami sampai disana sekitar pukul delapan lebih, karena jadwal
kunjungannya pukul 09.00 WIB maka kami menunggu sekitar satu jam untuk
melakukan penelitian di PT. Sidomuncul.
Setelah pukul sembilan kami langsung dipersilahkan memasuki PT.Sidomuncul.
Pertama-tama kami di beri pengarahan oleh pihak dari sidomuncul mengenai
tata-tertib pengunjung, setelah itu kami di bawa ke pabrik bahan-bahan untuk
pembuatan produk jamu, disana kami melihat banyak sekali bahan-bahan seperti
rimpang, ada yang dari akar, batang, sampai daun semuanya di olah menjadi
produk-produk sidomuncul, selain itu kami di ajak melihat proses pembersihan
bahan-bahan pembuatan jamu, di tempat pembersihan itu bahan-bahan tersebut
dipilih mana yang layak untuk di olah dan mana yang tidak layak untuk diolah.
Dipinggir pabrik bahan terdapat pabrik non simplisia yakni merupakan tempat
bahan tambahan pembuatan produk diantaranya ada gula, susu, klimang, dan madu.
Setelah itu, kami memasuki pabrik
pengolahan dan pengemasan produk, ditempat pengolahan, kami tidak dapat
langsung melihat proses pengolahan produk , kami hanya dapat melihat prosesnya
dari luar karena tempat itu harus steril agar terjaga kualitasnya, selain itu
pengolahannya juga dilakukan oleh mesin. Ditempat pengemasan kami melihat ada
yang dilakukan oleh mesin agar pengemasan cepat selesai, ada juga yang
dilakukan secara manual yakni oleh para karyawan, mengapa masih menggunakan
pengemasan dengan cara manual oleh tenaga karyawan? Jawabannya karena, pihak
Sidomuncul ingin memberikan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar. Kami sangat
kagum dengan tata tertib karyawan di PT. Sidomuncul, kedisiplinan ditempat ini
sangatlah diutamakan, contohnya para karyawan tidak boleh telat datang karena
jika telat tidak dapat bekerja karena disana menggunakan pintu otomatis selain
itu saat bekerja karyawan dilarang menggunakan handphone serta dilarang banyak
bicara, hal itu terbukti dengan tanpa banyak gangguan, para karyawan bekerja
dengan sangat cepat setiap harinya sehingga target produk yang dihasilkan dapat
tercapai.
Setelah itu, kami memasuki lantai
dua, disana terdapat beberapa laboratorium, diantaranya ada laboratorium
formulasi yang merupakan tempat pengembangan produk, laboratorium mikrobiologi
tempat pengecekan ada tidaknya bakteri pada bahan dan produk, ada juga
laboratorium uji stabilitas disana terdapat alat yang bernama klamatik camber
untuk menentukan tanggal kadaluarsa suatu produk. Selain laboratorium, di
lantai dua juga terdapat perpustakaan untuk mencari referensi dan update ke
internet. Sesudah berkeliling, kami juga diajak ke agrowisata, disana kami
melihat wisata alam yang sejuk, disana juga terdapat binatang seperti harimau,
orang utan, ular, burung dan hewan-hewan yang dilindungi lainnya disana juga
terdapat tanaman-tanaman untuk pembuatan produk sidomuncul, setelah
melihat-lihat kami diajak ke aula untuk melakukan diskusi dan sesi tanya jawab,
disana kami dusuguhi minuman alangsari dan diberi kotak makan, setelah sesi
tanya jawab selesai dari pihak Sidomuncul dan pihak panitia sekolah memberikan
pesan serta ucapan terimakasih, pihak sidomuncul memberikan cendramata berupa
tropi kepada pihak sekolah. Kami sangat senang karena pihak Sidomuncul menerima
dengan baik kunjungan kami ke sana, dari PT Sidmuincul ini kami mendapat banyak
sekali ilmu dan pelajaran beharga.
Kunjungan kami di Sidomuncul telah
selesai, kami-pun melanjutkan perjalanan menuju ke Candi Borobudur,
perjalanannya cukup lama sehingga di jalan kami semua tertidur karena kecapean,
sebelum ke Candi Borobudur kami menuju rumah makan dahulu untuk makan siang dan
melaksanan sholat dzuhur. Selang waktu beberapa jam dari Sidomuncul kami sampai
di Rumah Makan Orang Utan, disana kami-pun makan siang dengan lahap, setelah
selesai makan kami melaksanakan sholat dzuhur yang di jama’ dengan shalat
ashar. Selesai makan dan shalat kami bergegas untuk menuju ke Candi Borobudur,
suasana waktu itu tidak mendukung karena gerimis, selain itu anak-anak yang ada
di bus 2 sebagian menumpang di bus kami yakni bus 1 karena mobilnya mogok,
tetapi meskipun begitu tidak menyusutkan semangat kami untuk terus mengunjungi
tempat-tempat bersejarah tersebut. Di perjalanan dari rumah maka menuju Candi
Borobudur kami dihibur oleh dua orang pengamen, para pengamen sengaja disuruh
ikut oleh panitia, di dalam bus begitu menyenangkan, kami menyanyi bersama
pengamen- pengamen itu, suara mereka sangat bagus.
Tak terasa kami telah sampai di
Candi Borobudur, kami-pun turun dari bus dan bersiap untuk memasuki area
tersebut, saat melalui pintu masuk, barang bawaan kami di cek oleh petugas di
sana, kami tidak diperbolehkan untuk membawa makanan dan jika membawa harus
dititipkan dahulu. Setelah sampai di area, kami diberi pengarahan oleh salah
satu guide di tempat wisata Candi Borobudur tersebut, sebelum memasuki Candi,
kami melakukan dahulu sesi pemotretan bersama kelas masing-masing. Setelah itu
kami mulai menjelajahi Candi Borobudur yang merupakan tempat bersejarah dan di
nobatkan sebagai salah satu keajaiban dunia. Baru juga kami sampai ke lantai
satu tiba-tiba hujan deras turun, kami-pun berhamburan mencari tempat teduh
serta menyewa payung, dari sana semua peserta study tour berpencar begitu saja,
kelompok kami-pun berpencar entah kemana, saya melihat-melihat arsitektur
bangunan tersebut bersama dua orang teman yang lain meskipun hujan tapi tetap kami
melanjutkan perjalanan di Candi tersebut, karena mengunjungi tempat itu
merupakan moment penting yang tidak boleh kami sia-siakan, walaupun tidak di
dampingi oleh guide. Setelah keliling kami-pun mencari jalan keluar dari candi
itu, meskipun berkali-kali nyasar tapi akhirnya kami bisa menemukan juga jalan
keluar tersebut, disana kami tidak melihat para peserta yang kami begitu
khawatir karena takut ketinggalan bus. Kami terburu-buru menuju bus, banayak
para pedagang yang menawarkan oleh-oleh dari sana namun kami menolak karena
terburu-buru, namun setelah sampai di pasar kami melihat peserta yang lain yang
juga merupakan peserta dari sekolah kita, kami-pun mulai lega, dan berbelanja
dahulu untuk bekal oleh-oleh keluarga di rumah.
Setelah itu, kami pun menuju bus,
di dalam bus semua orang basah kuyup karena hujan-hujanan. Namun kami tidak
langsung melanjutkan perjalanan, karena
bus yang lain bermasalah. Maka dari itu kami menunggu di dalam bus, dan ada juga yang membeli
souvenir di sekitar sana. Setelah, bus
yang bermasalah selesai diperbaiki kami pun bersiap-siap untuk
melanjutkan perjalanan menuju malioboro yang merupakan suatu tempat yang
ditunggu-tunggu oleh semua siswa untuk berbelanja, namun ternyata panitia menyampaikan
bahwa jadwal kunjungan akan di rubah
karena melihat kondisi siswa yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan kegiatan hari ini, banyak siswa yang sakit, karena waktu di
Borobudur hujan-hujanan. Tetapi, sebelumnya panitia memberikan penawaran untuk
memutuskan hal tersebut. Ternyata siswa banyak yang memilih chek in ke hotel.
Namun, sebelum menuju hotel, kami makan malam dahulu di Rumah Makan Firdaus
sekaligus melaksanakan shalat maghrib.
Selesai makan kami langsung menuju
hotel dan tak lama kemudian kami pun sampai ke Hotel Prayogo, kami langsung
chek in dan masing-masing perwakilan kamar mengambil kunci kamar. Setelah kami
masuk kamar kami langsung beres-beres
dan mandi, kemudian kami beristirahat dengan lelap karena untuk mempersiapkan
diri melakukan kunjungan berikutnya. Hari ke-2, pagi telah tiba, kami pun
bergegas untuk mandi dan bersergam Study Tour kembali untuk melakukan kunjungan
di Kota Budaya tersebut. Setelah kami sarapan pagi, kami pun mempersiapkan
untuk chek out dari hotel. Lalu kami masuk bus untuk melakukan perjalanan
menuju pusat penjualan Bakpia Pathok. Sesampai disana kami berbelanja
oleh-oleh, namun ternyata disana tidak ada proses pembuatan Bakpia Pathok.
Panitia pun memutuskan untuk mengunjungi
pusat penjualan Bakpia Djava yang letaknya tidak jauh dari pusat penjualan
Bakpia Pathok, karena disana ada proses pembutan bakpianya, dimana untuk itulah
kami mengunjungi tempat tersebut. Beberapa menit kemudian kami sampai disana
dan kami pun langsung melihat proses pembuatan bakpia, disana juga kami
melakukan sesi tanya jawab bersama salah satu pemandu wisata.
Setelah selesai kami memasuki bus
dan melakukan perjalanan menuju Taman
Pintar. Setelah tiba disana kami diberi tiket dan kami pun langsung berkeliling melihat-lihat objek yang ada
disana, kalau di perhatikan, Taman Pintar ini seperti sebuah museum dimana di
dalamnya terdapat banyak sekali peninggalan sejarah, namun tempat ini sangatlah
lengkap, karena berbagai ilmu pengetahuan dituangkan ditempat itu, tidak salah
lagi kalau tempat ini jadi tempat favorit untuk di kunjungi, karena disini kita
bisa bermain sambil belajar. Disana kami mendapat banyak pengetahauan.
Tidak lama di Taman Pintar, kami
langsung melanjutkan perjalanan menuju pasar Bringharjo, sebagian besar
berjalan kaki dan ada juga yang naik becak. Suasana di sana saat itu sangat
ramai, tujuan kunjungan ke pasar Bringharjo yaitu untuk berbelanja membeli oleh-oleh keluarga dirumah karena
pasar ini merupakan pasar yang terkenal di Yogyakarta. Kebanyakan di setiap kios menjual
pakaian batik, karena pasar Bringharjo ini merupakan pusat perbelanjaan
batik. Setiap siswa sibuk memilih pakaian yang diinginkan dan saling tawar menawar untuk mendapatkan harga yang
murah. Tidak terasa waktu yang diberikan
panitia yaitu 1 jam telah habis. Pulang dari pasar ini perasaan dari setiap
orang berbeda-beda ada yang senang dan ada pun yang kesal, karena belum
mendapatkan hal yang diinginkannya karena waktu yang diberikan begitu singkat.
Kami segera menuju bus dengan tergesa-gesa, ketika sampai dibus ternyata belum
semua kumpul karena masih ada yang berbelanja, mungkin belum mendapatkan
informasi. Setelah semuanya kumpul baru kami melanjutkan perjalanan menuju
Rumah Makan Firdaus untuk makan siang dan melaksanakan shalat dzuhur dan ashar
yang dijama. Setelah sampai ada yang langsung menuju tempat makan dan ada juga
yang menuju tempat wudhu untuk melaksanakan shalat terlebih dahulu.
Setelah semuanya selesai
melaksanakan shalat dan makan kami langsung bergegas menuju bus untuk
mengunjungi tempat selanjutnya yaitu ke Grand Puri Water Park, kunjungan ini
merupakan acara bebas, jadi kami tidak perlu melakukan observasi seperti
ditempat lain, cukup melihat keadaannya saja untuk di deskripsikan, karena
disana kami refreshing yakni bermain-main di dalam air. Disana terdapat beberapa
wahana permainan, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Seperti ember
tumpah, seluncuran, kolam arus, dan sebagainya. Wahana di Grand Puri Water Park
terbagi menjadi 4 kolam renang diantaranya kolam semiolympic, kolam balita,
koalm penerima, dan kolam arus. Semua orang terlihat sangat senang karena
ditempat ini kami dapat bermain dengan bebas tanpa harus mengikuti guide untuk
mendapatkan data, namun tak lama kami bermain suasana disana mendung dan
akhirnya turun hujan sehingga kami pun berenang sambil hujan-hujanan, ternyata
hujan semakin deras dan kami pun berhenti bermain karena berbahaya soalnya
airnya menjadi berombak-ombak. Kami pun segera bergegas mandi untuk
membersihkan badan, setelah itu kami langsung menuju bus untuk bergegas pulang.
Kunjungan kami ke
Semarang-Yogyakarta telah selesai di hari Rabu, kami semua bergegas untuk
kembali ke tanah kelahiran kami Kota Sumedang . Namun, sebelum pulang kami
melaksanakan shalat Maghrib dahulu di sebuah rumah makan, lalu kami makan malam
di sana. Menu disana sangat enak, kami makan dengan lahap karena sangat lapar,
selagi makan malam, kami di suguhi dengan hiburan dari pihak travel yang
bekerjasama dengan pihak restaurant, disana juga pihak travel membagi-bagikan
doorprize kepada kami para peserta Study Tour Semarang-Yograkarta SMA Negeri
Jatinunggal. Kami sangat enjoy menikmati makan malam dan hiburan disana, rumah
makan itu adalah tempat terakhir yang kami kunjungi di daerah Yogyakarta.
Selesai acara di rumah makan tersebut kami langsung menuju bus dan berdo’a
bersama semoga diberikan keselamatan dan sampai kembali ke Jatinunggal.
Perjalanan pulang dari sana malam hari, kami semua tertidur lelap karena
kecapean. Tak terasa hari Kamis telah tiba, sekitar pukul 04.30 WIB kami sampai
di Kota Tasik dan rehat sejenak untuk melaksanakan sholat subuh, setelah
selesai kami melaju kembali ke tempat asal kami, dan sekitar pukul 08.45 WIB
kami sampai di Jatinunggal dan akhitnya semua peserta kembali ke rumahnya
masing-masing dengan keadaan selamat.
B.
Pembahasan
Tempat Kunjungan
1. Mesjid Agung Semarang
a.
Letak geografis dan
administratif masjid Semarang Jawa Tengah
Masjid Agung Jawa Tengah merupakan
salah satu masjid termegah di Indonesia. Masjid dengan arsitektur indah ini
mulai dibangun pada tahun 2001 dan selesai pada tahun 2006. Kompleks masjid
terdiri dari bangunan utama seluas 7.669 m2 dan halaman seluas 7.500 m2.
Masjid Agung Jawa Tengah terletak di jalan Gajah Raya, tepatnya di Desa
Sambirejo, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang Masjid Agung Jawa Tengah adalah
masjid yang terletak di Semarang, provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Masjid ini
mulai dibangun sejak tahun 2001 hingga selesai secara keseluruhan pada tahun
2006. Masjid ini berdiri di atas lahan 10 hektar.
Masjid ini
mampu menampung jamaah tak kurang dari 15.000 ini diresmikan oleh Presiden
Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, pada tanggal 14 November 2006.
Upacara peresmian ditandai dengan penandatanganan batu prasasti setinggi 3,2 m
dan berat 7,8 ton yang terletak di depan masjid. Prasasti terbuat dari batu
alam yang berasal dari lereng Gunung Merapi.
Selain sebagai tempat ibadah, Masjid Agung Jawa Tengah juga
merupakan obyek wisata terpadu pendidikan, religi, pusat
pendidikan, dan pusat aktivitas syiar Islam. Dengan berkunjung ke masjid ini, pengunjung
dapat melihat keunikan arsitektur masjid yang merupakan perpaduan antara
arsitektur Jawa, Roma dan Arab.
Keistimewaan lain masjid ini berupa Menara Asmaul Husna (Al Husna Tower)
dengan ketinggian 99 m yang terdiri dari : lantai 1 untuk Studio Radio DAIS
MAJT, lantai 2 untuk museum Perkembangan Islam Jawa Tengah, Lantai 18 rumah
makan berputar, lantai 19 Gardu pandang kota Semarang dan lantai 19 Tempat
rukyat al-hilal. Menara yang dapat dilihat dari radius 5 km ini terletak di
pojok barat daya masjid. Menara tersebut melambangkan kebesaran dan
kemahakuasaan Allah. Dipuncak menara dilengkapi teropong pandang. Dari tempat
ini pengunjung dapat menikmati udara yang segar sambil melihat indahnya Kota
Semarang dan kapal-kapal yang sedang berlalu-lalang di pelabuhan Tanjung Emas.
Di masjid ini juga terdapat Al qur`an raksasa tulisan tangan karya
H. Hayatuddin, seorang penulis kaligrafi dari Universitas Sains dan Ilmu Al-qur`an
dari Wonosobo, Jawa Tengah, yang berukuran 145 x 95 cm². Lokasi berada di dalam
ruang utama tempat shalat. Tak hanya itu, disana ada juga replika beduk raksasa
yang berukuran panjang 310 cm, diameter 220 cm. Merupakan replika beduk Pendowo
Purworejo. Dibuat oleh para santri pondok pesantren Alfalah, Tinggarjaya,
Jatilawang, Banyumas, asuhan KH Ahmad Sobri, menggunakan kulit lembu Australia.
Di area Masjid Agung Jawa Tengah terdapat berbagai macam fasilitas seperti
perpustakaan, auditorium, penginapan, ruang akad nikah, pemandu wisata, museum
kebudayaan Islam, cafe muslim, kios-kios cenderamata, buah-buahan, dan
lain-lain. Selain itu, terdapat juga berbagai macam sarana hiburan seperti air
mancur, arena bermain anak-anak, dan kereta kelinci yang dapat mengantarkan
pengunjung berputar mengelilingi kompleks masjid ini.
Area serambi Masjid Agung Jawa
Tengah dilengkapi 6 payung raksasa otomatis seperti yang ada di Masjid Nabawi, tinggi
masing masing payung elektrik adalah 20 meter dengan diameter 14 meter. Payung
elektrik dibuka setiap shalat Jumat, Idul Fitri dan Idul Adha dengan catatan
kondisi angin tidak melebihi 200 knot, namun jika pengunjung ada yang ingin
melihat proses mengembangnya payung tersebut bisa menghubungi pengurus masjid. Tongkat
khatib MAJT merupakan tongkat pemberian Sultan Hasanal Bolkiah dari Brunei
Darusalam.
b.
Arsitektur masjid Semarang Jawa Tengah
Arsitektur
Jawa terlihat
pada beberapa bagian, misalnya pada bagian dasar tiang masjid menggunakan motif
batik seperti tumpal, untu walang, kawung, dan parang-parangan. Ciri arsitektur Timur Tengah (Arab) terliat
pada dinding masjid dinding masjid yang berhiaskan kaligrafi. Selain itu, di
halaman Masjid Agung Jawa Tengah
terdapat 6 payung hidrolik raksasa yang dapat membuka dan menutup secara
otomatis yang merupakan adopsi arsitektur bangunan Masjid Nabawi yang terdapat
di Kota Madinah. Masjid ini juga sedikit dipengaruhi gaya arsitektur Roma. Gaya itu nampak pada
desain interior dan lapisan warna yang melekat pada sudut-sudut bangunan.
Masjid Agung Jawa Tengah dirancang
dalam gaya arsitektural campuran Jawa, Islam dan Romawi. Diarsiteki oleh Ir. H.
Ahmad Fanani dari PT. Atelier Enam Jakarta yang memenangkan sayembara desain
MAJT tahun 2001. Bangunan utama masjid beratap limas khas bangunan Jawa namun
dibagian ujungnya dilengkapi dengan kubah besar berdiameter 20 meter ditambah
lagi dengan 4 menara masing masing setinggi 62 meter ditiap penjuru atapnya
sebagai bentuk bangunan masjid universal Islam lengkap dengan satu menara
terpisah dari bangunan masjid setinggi 99 meter.
Gaya Romawi terlihat dari bangunan
25 pilar dipelataran masjid. Pilar pilar bergaya koloseum Athena di Romawi
dihiasi kaligrafi kaligrafi yang indah, menyimbolkan 25 Nabi dan Rosul, di
gerbang ditulis dua kalimat syahadat, pada bidang datar tertulis huruf Arab
Melayu “Sucining Guno Gapuraning Gusti“.
Menara dan Pilar di serambi MAJT
Masjid Agung Jawa Tengah ini, selain
disiapkan sebagai tempat ibadah, juga dipersiapkan sebagai objek wisata
religius. Untuk menunjang tujuan tersebut, Masjid Agung ini dilengkapi dengan
wisma penginapan dengan kapasitas 23 kamar berbagai kelas, sehingga para
peziarah yang ingin bermalam bisa memanfaatkan fasilitas.
Daya tarik lain dari masjid ini adalah Menara Al Husna
atau Al Husna Tower yang tingginya 99 meter. Bagian dasar dari menara ini
terdapat Studio Radio Dais (Dakwah Islam). Sedangkan di lantai 2 dan lantai 3
digunakan sebagai Museum Kebudayaan Islam, dan di
lantai 18 terdapat Kafe Muslim yang dapat berputar 360 derajat. Lantai 19 untuk
menara pandang, dilengkapi 5 teropong yang bisa melihat kota Semarang. Pada
awal Ramadhan 1427 H lalu, teropong di masjid ini untuk pertama kalinya
digunakan untuk melihat Rukyatul Hilal oleh Tim Rukyah Jawa Tengah dengan
menggunakan teropong canggih dari Boscha.
c.
Sejarah berdirinya Masjid Agung Semarang
Keberadaan bangunan masjid ini tak
lepas dari Masjid Besar Kauman Semarang. Pembangunan MAJT berawal dari
kembalinya tanah banda (harta) wakaf milik Masjid Besar Kauman Semarang yang
telah sekian lama tak tentu rimbanya. Raibnya banda wakaf Masjid Besar Kauman
Semarang berawal dari proses tukar guling tanah wakaf Masjid Kauman seluas
119.127 ha yang dikelola oleh BKM (Badan Kesejahteraan Masjid) bentukan Bidang
Urusan Agama Depag Jawa Tengah. Dengan alasan tanah itu tidak produktif, oleh
BKM tanah itu di tukar guling dengan tanah seluas 250 ha di Demak lewat PT.
Sambirejo. Kemudian berpindah tangan ke PT. Tensindo milik Tjipto Siswoyo.
Hasil perjuangan banyak pihak untuk
mengembalikan banda wakaf Masjid Besar Kauman Semarang itu ahirnya berbuah
manis setelah melalui perjuangan panjang. MAJT sendiri dibangun di atas salah
satu petak tanah banda wakaf Masjid Besar Kauman Semarang yang telah kembali
tersebut.
MAJT dengan payungnya yang
terkembang
Pada tanggal 6 juni 2001 Gubernur
Jawa Tengah membentuk Tim Koordinasi Pembangunan Masjid Agung Jawa Tengah untuk
menangani masalah-masalah baik yang mendasar maupun teknis. Berkat niat yang
luhur dan silaturahmi yang erat, dalam waktu kerja yang amat singkat keputusan-keputusan
pokok sudah dapat ditentukan : status tanah, persetujuan pembiayaan dari
APBD oleh DPRD Jawa Tengah, serta pemiilhan lahan tapak dan program ruang.
Kemudian pembangunan masjid tersebut
dimulai pada hari Jumat, 6 September 2002 yang ditandai dengan pemasangan tiang
pancang perdana yang dilakukan Menteri Agama RI, Prof. Dr. H. Said Agil Husen
al-Munawar, KH. MA Sahal Mahfudz dan Gubernur Jawa Tengah, H. Mardiyanto.
Pemasangan tiang pancang pertama tersebut juga dihadiri oleh tujuh duta besar
dari Negara-negara sahabat, yaitu Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, Kuwait,
Mesir, Palestina, dan Abu Dabi. Dengan demikian mata dan perhatian dunia
internasional pun mendukung dibangunnya Masjid Agung Jawa Tengah tersebut.
MAJT diresmikan pada tanggal 14
November 2006 oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudoyono. Masjid dengan luas
areal tanah 10 Hektar dan luas bangunan induk untuk shalat 7.669 meter persegi
secara keseluruhan pembangunan Masjid ini menelan biaya sebesar Rp
198.692.340.000. Meskipun baru diresmikan pada tanggal 14 Nopember 2006, namun
masjid ini telah difungsikan untuk ibadah jauh sebelum tanggal tersebut. Masjid
megah ini telah digunakan ibadah shalat jum’at untuk pertama kalinya pada
tanggal 19 Maret 2004 dengan Khatib Drs. H. M. Chabib Thoha, MA, (Kakanwil
Depag Jawa Tengah)
d.
Kondisi Lingkungan alam, ekonomi, sosial
dan budaya masyarakat sekitar masjid
Keindahan
arsitektur dan sejarah masjid tentu banyak kita jumpai di sepanjang nusantara
tercinta ini. Tidak mengherankan jika fenomena wisata religi banyak kita jumpai
di berbagai kota, khususnya kota yang memiliki sejarah keagamaan di dalamnya.
Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) yang dibangun pada tahun 2001 tentu masih jauh
dari nilai sejarah yang menarik, karena itu agar menjadi tempat yang mempesona
untuk dikunjungi, masjid yang terletak di Semarang ini sengaja dikonsep sebagai
tempat ibadah sekaligus tempat wisata.
Dalam perjalanannya, Masjid Agung Semarang juga berfungsi sebagai alat
pemersatu umat. Sebab, di sekitar alun-alun dekat masjid kala itu bermukim
warga dari berbagai etnis. Di sebelah utara yang berbatasan dengan Kali
Semarang dan pelabuhan, merupakan perkampungan warga etnis Arab dan Koja. Di
sebelah barat bermukim etnis Melayu dan sebelah selatan bermukim etnis Jawa
yang membaur ke timur bersama etis China. Hingga kini, di sekitar masjid masih
terdapat kawasan Pecinan Semarang.
"Dengan fakta itu,
Masjid Agung Semarang menjadi rumah suci pemersatu umat. Masjid ini menjadi
wadah bertemunya para saudagar, pribumi, serta berbagai komunitas. Mereka hidup
dalam harmonisasi dan menjadikan masjid ini sebagai tempat untuk berserah
kepada Allah SWT," tutur Muhaimin.
2.
PT.
Sidomuncul
a. Sejarah
berdirinya PT Sidomuncul
PT. SidoMuncul bermula dari sebuah
industri rumah tangga pada tahun 1940, dikelola oleh Ibu Rahkmat Sulistio di
Yogyakarta, dan dibantu oleh tiga orang karyawan. Banyaknya permintaan terhadap
kemasan jamu yang lebih praktis, mendorong beliau memproduksi jamu dalam bentuk
yang praktis (serbuk), seiring dengan kepindahan beliau ke
Semarang ,
maka pada tahun 1951 didirikan perusahan sederhana dengan nama SidoMuncul yang
berarti "Impian yang terwujud" dengan lokasi di Jl. Mlaten
Trenggulun. Dengan produk pertama dan andalan, Jamu Tolak Angin, produk jamu
buatan Ibu Rakhmat mulai mendapat tempat di hati masyarakat sekitar dan
permintaannyapun selalu meningkat. Dalam perkembangannya, pabrik yang terletak
di Jl. Mlaten Trenggulun ternyata tidak mampu lagi memenuhi kapasitas produksi
yang besar akibat permintaan pasar yang terus meningkat, dan di tahun 1984
pabrik dipindahkan ke Lingkungan Industri Kecil di Jl. Kaligawe,Semarang.
b. Bahan- bahan pembuatan jamu
Sidomuncul
Bahan utama pembuatan jamu ini
dari berbagai tanaman, terutama berupa rimpang seperti kunyit, namun ada juga
bahan tambahan untuk pembuatan jamu seperti gula, susu, klimang dan madu.
Adapun bagian-bagian tanaman yang dimanfaatkan diantaranya :
1. Buah : merica
2. Daun : sirsak, cengkihs
3. Akar : alang-alang
4. Ranting : kayu
manis
Obat dari bahan tumbuh-tumbuhan,
mempunyai keunggulan dibandingkan dengan obat kimia murni. Keunggulannya antara
lain dalam hal khasiat yang lebih baik serta efek samping yang lebih kecil
daripada obat berbahan kimia murni.Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut. Tumbuhan obat mengandung sekelompok zat
aktif, yang secara kimia berbeda-beda rumus molekulnya. Oleh karena itu jika
salah satu bagian tumbuhan obat itu digunakan, maka zat-zat aktif tersebut
saling berinteraksi, sehingga khasiat yang ditunjukkan adalah merupakan hasil
akhir (resultante) antar aksi zat-zat aktif tersebut.
Dalam tulisan yang berjudul " Drugs Used In The Chemotherapy of Protozoal Infections " atau obat-obatan kimia yang digunakan dalam pengobatan Protozoa, dalam buku The Pharmacological Basis of Therapeutics atau Dasar Farmakologik Pengobatan, Lelie T. Webster Jr. menyatakan bahwa, walaupun rumus molekul zat-zat berkhasiat dalam suatu tumbuhan itu berbeda-beda, namun umumnya memiliki inti molekul yang sama. Selanjutnya, zat-zat yang memilki inti molekul yang sama itu memilki khasiat yang sama, hanya saja besar kecil atau kuat lemahnya berbeda, atau bahkan kadang jenis khasiat zat yang satu berlawanan dengan yang satunya, sehingga jika dicampur maka akan saling menguatkan atau melemahkan yang lainnya.
Dalam tulisan yang berjudul " Drugs Used In The Chemotherapy of Protozoal Infections " atau obat-obatan kimia yang digunakan dalam pengobatan Protozoa, dalam buku The Pharmacological Basis of Therapeutics atau Dasar Farmakologik Pengobatan, Lelie T. Webster Jr. menyatakan bahwa, walaupun rumus molekul zat-zat berkhasiat dalam suatu tumbuhan itu berbeda-beda, namun umumnya memiliki inti molekul yang sama. Selanjutnya, zat-zat yang memilki inti molekul yang sama itu memilki khasiat yang sama, hanya saja besar kecil atau kuat lemahnya berbeda, atau bahkan kadang jenis khasiat zat yang satu berlawanan dengan yang satunya, sehingga jika dicampur maka akan saling menguatkan atau melemahkan yang lainnya.
Sebagai
contoh kulit kina. Bahan ini mengandung alkaloid-alkaloid antara lain kinina,
sinkonina, kinidina, dan sinkonidina. Zat-zat ini memiliki inti molekul yang
sama, yaitu kinolina, maka semua zat ini memiliki khasiat yang sama, misalnya
sebagai antipiretika (penurun demam), analgetik (penghilang nyeri), anti
malaria dan anti aritmia jantung (anti denyut jantung yang tidak seirama),
namun kekuatan atau besarnya saja yang berbeda. Demikian juga efek sampingnya
sama jenisnya seperti pusing kepala dan berdengingnya telinga yang ditimbulkan
oleh zat kinina, namun besar dan kuatnya saja yng berbeda.
Dengan demikian maka jika digunakan obat dari bahan tumbuhan seperti telah diuraikan, khasiatnya merupakan hasil akhir antar aksi semua jenis zat kandungan bahan tumbuhan tersebut, yaitu lebih baiknya khasiat dan lebih kecilnya efek samping obat dari bahan alam tumbuhan tersebut. Hal yang demikian itu tak dapat ditunjukkan oleh zat kimia tunggal murni, karena baik khasiat maupun efek sampingnya adalah murni berasal dari zat kimia tersebut, dan tidak ada yang mempengaruhinya.
Dengan demikian maka jika digunakan obat dari bahan tumbuhan seperti telah diuraikan, khasiatnya merupakan hasil akhir antar aksi semua jenis zat kandungan bahan tumbuhan tersebut, yaitu lebih baiknya khasiat dan lebih kecilnya efek samping obat dari bahan alam tumbuhan tersebut. Hal yang demikian itu tak dapat ditunjukkan oleh zat kimia tunggal murni, karena baik khasiat maupun efek sampingnya adalah murni berasal dari zat kimia tersebut, dan tidak ada yang mempengaruhinya.
Bahwa
obat dari bahan tumbuhan memiliki khasiat yang lebih baik dan efek samping yang
lebih kecil daripada obat kimia murni dapat ditunjukkan pada kenyataan berikut
: Jika kita menggunakan akar pulai pandak dan reserpina (zat kandungan akar
pulai pandak) untuk pengobatan penyakit tekanan darah tinggi kemudian hasilnya
dibandingkan, maka akan dapat diketahui bahwa penggunaan akar pulai pandak
memberi khasiat yang lebih baik dan efek samping yang lebih kecil daripada
reserpina. Hal itu dapat diketahui dari kenyataan bahwa jika untuk memberikan
efek penurunan tekanan darah yang diharapkan, kita menggunakan reserpina murni
akan diperlukan 1 mg, sedang jika digunakan akar pulai pandak cukup cukup hanya
menggunakan 250 mg saja. Akar pulai pandak sejumlah ini hanya mengandung ¼ mg
reserpina, hal ini berarti bahwa penggunaan akar pulai pandak lebih efektif
daripada reserpina murni, sehingga berkhasiat dan efek sampingnya lebih kecil
dari reserpina murni tunggal.
Terdapat pula kenyataan lain bahwa
jika 4 bagian verodoksin, salah satu zat kandungan daun Digitalis dicampur
dengan 6 bagian digitoksin zat kandungan daun Digitalis pula, ternyata daya
pengobatannya setara dengan daya pengobatan 10 bagian digitoksin. Dengan
demikian campuran tersebut lebih efektif daripada digitoksin saja, sedang efek
sampingnya ternyata lebih kecil. Hal ini membuktikan bahwa daun Digitalis yang
mengandung verodoksin dan digitoksin itu lebih efektif daripada digitoksin
murni dan jelas pula seperti halnya akar pulai pandak, efek sampingnya akan
lebih kecil daripada digitoksin murni tunggal.
Dengan
kedua kenyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan, bahwa obat dari bahan tumbuhan
lebih efektif dan lebih kecil efek sampingnya dibandingkan dengan obat kimia murni.
Namun pernyataan di atas jangan disalah artikan bahwa obat dari bahan tumbuhan
tersebut tidak punya efek samping, adalah keliru. Daun kecubung misalnya, yang
mengandung zat antropina, jelas memilki efek samping yang keras. Namun efek
sampingnya tetap lebih kecil jika dibandingkan dengan zat antropina murni.
c.
Proses produksi jamu Sidomuncul
Proses
produksi ditempat ini berlangsung selama 24 jam dengan tiga tim, yakni :
1. Pagi
– siang
2. Siang
– malam
3. Malam
– pagi
Adapun
proses produksi bahan menjadi produk dengan cara :
Ø Diproses di extraction center dan
diproduksi di pabrik yang modern dan higienis dengan standar farmasi (Good Manufacturing Practice).
|
Ø Menggunakan bahan alami terstandarisasi (artinya
setiap batch produksi mengandung jumlah bahan berkhasiat yang sama).
|
Ø Melalui uji toksisitas (keamanan) dan
didukung berbagai referensi ilmiah.
|
Ø Dianalisa di laboratorium yang terakreditasi.
|
Ø Melakukan uji mikrobiologi (angka
jamur, angka kapang, jamur dan bakteri berbahaya) termasuk aflatoksin (zat
toksin yang dikeluarkan oleh adanya Aspegillus flavus. Jamur ini banyak
terdapat pada rimpang tanaman - yang bersentuhan dengan tanah) Saat ini,
SidoMuncul merupakan satu-satunya pabrik
jamu dan farmasi yang melakukan uji aflatoksin di
Indonesia.
|
Ø Melakukan uji stabilitas untuk menentukan masa kadaluarsa produk dengan
menggunakan alat yang disebut klamatik chamber, bukan berdasarkan referensi
atau perkiraan.
|
d.
Produk yang di hasilkan PT Sidomuncul
Industri
jamu juga senantiasa mengikuti perkembangan jaman dan permintaan konsumen.
Pengembangan Industri jamu yang berbasiskan tanaman obat alami / bahan natural,
dapat dikembangkan dalam berbagai bidang produk, antara lain :
1.HerbalMedicine
2.Herbal Food
3.Herbal Drinks
4. Herbal Cosmetics
5. Herbal Candy
6. Herbal Tea
7. Herbal Flower
e. Proses distribusi dan marketing produk Sidomuncul
1.HerbalMedicine
2.Herbal Food
3.Herbal Drinks
4. Herbal Cosmetics
5. Herbal Candy
6. Herbal Tea
7. Herbal Flower
e. Proses distribusi dan marketing produk Sidomuncul
Secara pasti PT. SidoMuncul bertekad
untuk mengembangkan usaha di bidang jamu yang benar dan baik. Tekad ini membuat
perusahaan menjadi lebih berkonsentrasi dan inovatif. Disamping itu diikuti
dengan pemilihan serta penggunaan bahan baku yang benar, baik mengenai jenis,
jumlah maupun kualitasnya akan menghasilkan jamu yang baik.
Untuk mewujudkan tekad tersebut, semua rencana pengeluaran produk baru selalu didahului oleh studi literatur maupun penelitian yang intensif, menyangkut keamanan, khasiat maupun sampling pasar. Untuk memberikan jaminan kualitas, setiap langkah produksi mulai dari barang datang , hingga produk sampai ke pasaran, dilakukan dibawah pengawasan mutu yang ketat. Seluruh karyawan juga bertekad untuk mengadakan perbaikan setiap saat, sehingga diharapkan semua yang dilakukan dapat lebih baik dari sebelumnya.
Untuk mewujudkan tekad tersebut, semua rencana pengeluaran produk baru selalu didahului oleh studi literatur maupun penelitian yang intensif, menyangkut keamanan, khasiat maupun sampling pasar. Untuk memberikan jaminan kualitas, setiap langkah produksi mulai dari barang datang , hingga produk sampai ke pasaran, dilakukan dibawah pengawasan mutu yang ketat. Seluruh karyawan juga bertekad untuk mengadakan perbaikan setiap saat, sehingga diharapkan semua yang dilakukan dapat lebih baik dari sebelumnya.
PT Sidomuncul tidak hanya memasarkan
produknya di wilayah Indonesia, namun juga melakukan ekspor ke negara lain
seperti ke daerah Eropa, Amerika, Jepang dan negara-negara di Asia tenggara.
f.Sistem
ketenagakerjaan PT Sidomuncul
Karyawan di
PT Sidomuncul ini ada sekitar 3.000 orang, tenaga kerja bukan hanya di ambil
dari daerah sekitar Jawa Tengah saja, namun juga dari daerah lain dengan
melalui syarat diantaranya :
1. Melakukan
tes akademik bidang khusus
2. Melakukan
tes psikotes
3. Melakukan
tes kesehatan
4. Melakukan
tes wawancara
5. Minimal
lulusan SMA
Adapula
tata tertib karyawan yang harus dipatuhi diantaranya :
1.
Disiplin
2.
Tidak boleh telat
3.
Melakukan cek absen
4.
Dilarang memakai Handphone saat bekerja,
namun boleh di pakai pada saat istirahat.
g.
Keistimewaan dan peranan Sidomuncul dalam industri obat di Indonesia
Guna mengakomodir demand pasar
yang terus bertambah, maka pabrik mulai dilengkapi dengan mesin-mesin modern,
demikian pula jumlah karyawannya ditambah sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan
( kini jumlahnya mencapai lebih dari 2000 orang ).
Untuk mengantisipasi kemajuan dimasa datang, dirasa perlu untuk membangun unit pabrik yang lebih besar dan modern, maka di tahun 1997 diadakan peletakan batu pertama pembangunan pabrik baru di Klepu, Ungaran oleh Sri Sultan Hamengkubuwono ke-10 dan disaksikan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan saat itu, Drs. Wisnu Kaltim.
Pabrik baru yang berlokasi di Klepu, Kec. Bergas, Ungaran, dengan luas 29 ha tersebut diresmikan oleh Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia, dr. Achmad Sujudi pada tanggal 11 November 2000. Saat peresmian pabrik, SidoMuncul sekaligus menerima dua sertifikat yaitu Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) dan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) setara dengan farmasi, dan sertifikat inilah yang menjadikan PT. SidoMuncul sebagai satu-satunya pabrik jamu berstandar farmasi. Lokasi pabrik sendiri terdiri dari bangunan pabrik seluas 7 hektar, lahan Agrowisata ,1,5 hektar, dan sisanya menjadi kawasan pendukung lingkungan pabrik.
Untuk mengantisipasi kemajuan dimasa datang, dirasa perlu untuk membangun unit pabrik yang lebih besar dan modern, maka di tahun 1997 diadakan peletakan batu pertama pembangunan pabrik baru di Klepu, Ungaran oleh Sri Sultan Hamengkubuwono ke-10 dan disaksikan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan saat itu, Drs. Wisnu Kaltim.
Pabrik baru yang berlokasi di Klepu, Kec. Bergas, Ungaran, dengan luas 29 ha tersebut diresmikan oleh Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia, dr. Achmad Sujudi pada tanggal 11 November 2000. Saat peresmian pabrik, SidoMuncul sekaligus menerima dua sertifikat yaitu Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) dan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) setara dengan farmasi, dan sertifikat inilah yang menjadikan PT. SidoMuncul sebagai satu-satunya pabrik jamu berstandar farmasi. Lokasi pabrik sendiri terdiri dari bangunan pabrik seluas 7 hektar, lahan Agrowisata ,1,5 hektar, dan sisanya menjadi kawasan pendukung lingkungan pabrik.
Trend kehidupan masyarakat kini makin mengarah
pada “ Back To Nature “ atau kembali ke alam. Kondisi tersebut juga mendorong
total permintaan pada produk-produk berbahan alamipun meningkat. Untuk
Indonesia, yang sudah dikenal sebagai Mega Bio-Diversity, Mega Centre
keanekaragaman hayati terbesar di dunia, detailsnya terdapat + 300.000 jenis
tumbuhan dan + 7000 berkhasiat obat ( 90 % spesies tumbuhan di kawasan Asia ),
yang juga menjadi bahan 45 obat penting di Amerika dan 14 spesies diantaranya
berasal dari Indonesia.
Sadar akan potensi tanaman Indonesia
yang alami dan berlimpah, SidoMuncul menjadikannya asset, yang
kedepannya akan makin memantapkan diri dalam
memproduksi obat-obatan alam, serta bertransformasi menjadi industri farmasi.
Seluruh proses produksi dijalankan berdasarkan Standard Operation Procedure
(SOP) berdasarkan CPOB ( Cara Pembuatan Obat yang Benar ) – setara farmasi,
telebih SidoMuncul merupakan perusahaan Jamu pertama di Indonesia yang meperoleh
serifikat tersebut. Pastinya, seluruh produk SidoMuncul telah lulus uji
toksisitas hingga uji khasiat sehingga terjamin uality Controlnya. Selain PT.
SidoMuncul juga didukung dengan serangkaian fasilitas laboratorium lengkap dan
peranan Research Development Dept. Menjadi bagian dari kehidupan masyarakat,
inilah yang selalu diangankan oleh SidoMuncul. Tidak hanya dengan menghadirkan
produk-produk berkelas yang aman dan berkhasiat, tetapi juga membaur dengan
masyarakat melalui program Mudik Lebaran Gratis para penjual jamu, serta
penganugerahan penghargaan bagi insan-insan berdedikasi tinggi di bidang kemanusiaan,
SidoMuncul Award. Diatas semuanya,
SidoMuncul senantiasa menjaga kualitas produk dan melahirkan berbagai inovasi,
guna mengakomodir kebutuhan kesehatan masyarakat.
3. Candi Borobudur
1. Sejarah
pembangunan Candi Borobudur
Tidak
ditemukan bukti tertulis yang menjelaskan siapakah yang membangun Borobudur dan
apa kegunaannyaaktu pembangunannya diperkirakan berdasarkan perbandingan antara
jenis aksara yang tertulis di kaki tertutup Karmawibhangga dengan jenis aksara
yang lazim digunakan pada prasasti kerajaan abad ke-8 dan ke-9. Diperkirakan
Borobudur dibangun sekitar tahun 800 masehi. Kurun waktu ini sesuai dengan
kurun antara 760 dan 830 M, masa puncak kejayaan wangsa Syailendra
di Jawa Tengah, yang kala itu dipengaruhi Kemaharajaan Sriwijaya.
Pembangunan Borobudur diperkirakan menghabiskan waktu 75 - 100 tahun lebih dan
benar-benar dirampungkan pada masa pemerintahan raja Samaratungga
pada tahun 825.
Terdapat
kesimpangsiuran fakta mengenai apakah raja yang berkuasa di Jawa kala itu
beragama Hindu atau Buddha. Wangsa Sailendra diketahui sebagai penganut agama
Buddha aliran Mahayana yang taat, akan tetapi melalui temuan prasasti Sojomerto menunjukkan bahwa mereka
mungkin awalnya beragama Hindu Siwa. Pada kurun waktu itulah dibangun berbagai
candi Hindu dan Buddha di Dataran Kedu. Berdasarkan Prasasti
Canggal, pada tahun 732 M, raja beragama Siwa Sanjaya memerintahkan pembangunan bangunan
suci Shiwalingga yang dibangun di perbukitan Gunung
Wukir, letaknya hanya 10 km (6.2 mil) sebelah timur dari Borobudur
Candi Buddha Borobudur dibangun pada kurun waktu yang hampir bersamaan dengan
candi-candi di Dataran Prambanan, meskipun demikian Borobudur
diperkirakan sudah rampung sekitar 825 M, dua puluh lima tahun lebih awal
sebelum dimulainya pembangunan candi Siwa Prambanan
sekitar tahun 850 M.
Pembangunan
candi-candi Buddha — termasuk Borobudur — saat itu dimungkinkan karena pewaris
Sanjaya, Rakai Panangkaran memberikan izin kepada umat
Buddha untuk membangun candi. Bahkan untuk menunjukkan penghormatannya,
Panangkaran menganugerahkan desa Kalasan
kepada sangha
(komunitas Buddha), untuk pemeliharaan dan pembiayaan Candi
Kalasan yang dibangun untuk memuliakan Bodhisattwadewi Tara, sebagaimana disebutkan
dalam Prasasti Kalasan berangka tahun 778 Masehi.
Petunjuk ini dipahami oleh para arkeolog, bahwa pada masyarakat Jawa kuno,
agama tidak pernah menjadi masalah yang dapat menuai konflik, dengan
dicontohkan raja penganut agama Hindu bisa saja menyokong dan mendanai
pembangunan candi Buddha, demikian pula sebaliknya. Akan tetapi diduga terdapat
persaingan antara dua wangsa kerajaan pada masa itu — wangsa Syailendra yang
menganut Buddha dan wangsa Sanjaya yang memuja Siwa — yang kemudian
wangsa Sanjaya memenangi pertempuran pada tahun 856 di perbukitan Ratu Boko.
Ketidakjelasan juga timbul mengenai candi Lara Jonggrang di Prambanan,
candi megah yang dipercaya dibangun oleh sang pemenang Rakai Pikatan sebagai
jawaban wangsa Sanjaya untuk menyaingi kemegahan Borobudur milik wangsa
Syailendra, akan tetapi banyak pihak percaya bahwa terdapat suasana toleransi
dan kebersamaan yang penuh kedamaian antara kedua wangsa ini yaitu pihak
Sailendra juga terlibat dalam pembangunan Candi Siwa di Prambanan.
Menurut data
sejarah Candi Borobudur dibangun pada masa pemerintahan Wangsa Syailendra
sekitar tahun 800-an Masehi. Dengan terjadinya perubahan budaya dan keyakinan
dari penganut Buddha dan Hindu menjadi Islam pada masyarakat setempat maka Candi
Borobudur sempat terlupakan dan hilang selama berabad – abad karena terkubur
oleh tanah dan debu vulkanik. Keadaannya menjadi lebih buruk karena telah
ditumbuhi pohon dan semak belukar dan lebih menyerupai bukit daripada sebuah
candi yang luar biasa. Oleh Sir Thomas Stamford Raffles seorang Gubernur
Jenderal Inggris atas Jawa, akhirnya Candi Borobudur ditemukan kembali pada
tahun 1814 lalu dipugar. Sayangnya sampai saat ini belum ditemukan alasan
sesungguhnya yang menjadi penyebab Candi Borobudur terlupakan dan terkubur
sampai berabad – abad dibawah tanah.
2. Arsitektur
Candi Borobudur
Candi
Borobudur memiliki struktur dasar punden berundak, dengan enam pelataran
berbentuk bujur sangkar, tiga pelataran berbentuk bundar melingkar dan sebuah
stupa utama sebagai puncaknya. Selain itu tersebar di semua pelatarannya
beberapa stupa. Candi Borobudur didirikan di atas sebuah bukit atau deretan
bukit-bukit kecil yang memanjang dengan arah Barat-Barat Daya dan
Timur-Tenggara dengan ukuran panjang ± 123 m, lebar ± 123 m dan tinggi ± 34.5 m
diukur dari permukaan tanah datar di sekitarnya dengan puncak bukit yang rata. Candi
Borobudur juga terlihat cukup kompleks dilihat dari bagian-bagian yang
dibangun. Terdiri dari 10 tingkat dimana tingkat 1-6 berbentuk persegi dan
sisanya bundar. Dinding candi dipenuhi oleh gambar relief sebanyak 1460 panel.
Terdapat 504 arca yangmelengkapicandi.
Material Penyusun Candi
Inti tanah yang berfungsi sebagai tanah dasar atau tanah pondasi Candi Borobudur dibagi menjadi 2, yaitu tanah urug dan tanah asli pembentuk bukit. Tanah urug adalah tanah yang sengaja dibuat untuk tujuan pembangunan Candi Borobudur, disesuaikan dengan bentuk bangunan candi. Menurut Sampurno Tanah ini ditambahkan di atas tanah asli sebagai pengisi dan pembentuk morfologi bangunan candi. Tanah urug ini sudah dibuat oleh pendiri Candi Borobudur, bukan merupakan hasil pekerjaan restorasi. Ketebalan tanah urug ini tidak seragam walaupun terletak pada lantai yang sama, yaitu antara 0,5-8,5 m.
Batuan penyusun Candi Borobudur berjenis andesit dengan porositas yang tinggi, kadar porinya sekitar 32%-46%, dan antara lubang pori satu dengan yang lain tidak berhubungan. Kuat tekannya tergolong rendah jika dibandingkan dengan kuat tekan batuan sejenis. Dari hasil penelitian Sampurno (1969), diperoleh kuat tekan minimum sebesar 111 kg/cm2 dan kuat tekan maksimum sebesar 281 kg/cm2. Berat volume batuan antara 1,62t/m3. Misteri Cara Membangun Candi
Material Penyusun Candi
Inti tanah yang berfungsi sebagai tanah dasar atau tanah pondasi Candi Borobudur dibagi menjadi 2, yaitu tanah urug dan tanah asli pembentuk bukit. Tanah urug adalah tanah yang sengaja dibuat untuk tujuan pembangunan Candi Borobudur, disesuaikan dengan bentuk bangunan candi. Menurut Sampurno Tanah ini ditambahkan di atas tanah asli sebagai pengisi dan pembentuk morfologi bangunan candi. Tanah urug ini sudah dibuat oleh pendiri Candi Borobudur, bukan merupakan hasil pekerjaan restorasi. Ketebalan tanah urug ini tidak seragam walaupun terletak pada lantai yang sama, yaitu antara 0,5-8,5 m.
Batuan penyusun Candi Borobudur berjenis andesit dengan porositas yang tinggi, kadar porinya sekitar 32%-46%, dan antara lubang pori satu dengan yang lain tidak berhubungan. Kuat tekannya tergolong rendah jika dibandingkan dengan kuat tekan batuan sejenis. Dari hasil penelitian Sampurno (1969), diperoleh kuat tekan minimum sebesar 111 kg/cm2 dan kuat tekan maksimum sebesar 281 kg/cm2. Berat volume batuan antara 1,62t/m3. Misteri Cara Membangun Candi
Data mengenai candi ini baik dari sisi design, sejarah, dan falsafah
bangunan begitu banyak tersedia. Banyak ahli sejarah dan bangunan purbakala
menulis mengenai keistimewaan candi ini. Hasil penelusuran data baik di buku
maupun internet, tidak ada satupun yang sedikit mengungkapkan mengenai misteri
cara pembangunan candi. Satu-satunya informasi adalah tulisan mengenai sosok
Edward Leedskalnin yang aneh dan misterius. Dia mengatakan “Saya telah
menemukan rahasia-rahasia piramida dan bagaimana cara orang Mesir purba, Peru,
Yucatan dan Asia (Candi Borobudur) mengangkat batu yang beratnya berton-ton
hanya dengan peralatan yang primitif.” Edward adalah orang yang membangun Coral
Castle yang terkenal. Beberapa orang lalu memperkirakan bagaimana cara kerja
dia untuk mengungkap misteri tentang pengetahuan dia bagaimana bangunan purba
dibangun.
Berikut pendapat beberapa orang dan ahli mengenai cara Edward membangun Coral Castle:
Ada yang mengatakan bahwa ia mungkin telah berhasil menemukan rahasia para arsitek masa purba yang membangun monumen seperti piramida dan Stonehenge.
Ada yang mengatakan mungkin Edward menggunakan semacam peralatan anti gravitasi untuk membangun Coral Castle. David Hatcher Childress, penulis buku Anty Gravity and The World Grid, memiliki teori yang menarik. Menurutnya wilayah Florida Selatan yang menjadi lokasi Coral Castle memiliki diamagnetik kuat yang bisa membuat sebuah objek melayang. Apalagi wilayah Florida selatan masih dianggap sebagai bagian dari segitiga bermuda. David percaya bahwa Edward Leedskalnin menggunakan prinsip diamagnetik jaring bumi yang memampukannya mengangkat batu besar dengan menggunakan pusat massa. David juga merujuk pada buku catatan Edward yang ditemukan yang memang menunjukkan adanya skema-skema magnetik dan eksperimen listrik di dalamnya. Walaupun pernyataan David berbau sains, namun prinsip-prinsip esoterik masih terlihat jelas di dalamnya.
Penulis lain bernama Ray Stoner juga mendukung teori ini. Ia bahkan percaya kalau Edward memindahkan Coral Castle ke Homestead karena ia menyadari adanya kesalahan perhitungan matematika dalam penentuan lokasi Coral Castle. Jadi ia memindahkannya ke wilayah yang memiliki keuntungan dalam segi kekuatan magnetik. Akhirnya didapat foto yang berhasil diambil pada waktu Edward mengerjakan Coral Castle menunjukkan bahwa ia menggunakan cara yang sama yang digunakan oleh para pekerja modern, yaitu menggunakan prinsip yang disebut block and tackle.
Berikut pendapat beberapa orang dan ahli mengenai cara Edward membangun Coral Castle:
Ada yang mengatakan bahwa ia mungkin telah berhasil menemukan rahasia para arsitek masa purba yang membangun monumen seperti piramida dan Stonehenge.
Ada yang mengatakan mungkin Edward menggunakan semacam peralatan anti gravitasi untuk membangun Coral Castle. David Hatcher Childress, penulis buku Anty Gravity and The World Grid, memiliki teori yang menarik. Menurutnya wilayah Florida Selatan yang menjadi lokasi Coral Castle memiliki diamagnetik kuat yang bisa membuat sebuah objek melayang. Apalagi wilayah Florida selatan masih dianggap sebagai bagian dari segitiga bermuda. David percaya bahwa Edward Leedskalnin menggunakan prinsip diamagnetik jaring bumi yang memampukannya mengangkat batu besar dengan menggunakan pusat massa. David juga merujuk pada buku catatan Edward yang ditemukan yang memang menunjukkan adanya skema-skema magnetik dan eksperimen listrik di dalamnya. Walaupun pernyataan David berbau sains, namun prinsip-prinsip esoterik masih terlihat jelas di dalamnya.
Penulis lain bernama Ray Stoner juga mendukung teori ini. Ia bahkan percaya kalau Edward memindahkan Coral Castle ke Homestead karena ia menyadari adanya kesalahan perhitungan matematika dalam penentuan lokasi Coral Castle. Jadi ia memindahkannya ke wilayah yang memiliki keuntungan dalam segi kekuatan magnetik. Akhirnya didapat foto yang berhasil diambil pada waktu Edward mengerjakan Coral Castle menunjukkan bahwa ia menggunakan cara yang sama yang digunakan oleh para pekerja modern, yaitu menggunakan prinsip yang disebut block and tackle.
Beda
Coral Castle beda pula Candi Borobudur. Coral Castle masih menungkinkan
menggunakan Block dan Tackle. Untuk Candi Borobudur rasanya block dan tackle
pun masih belum ada. Lalu bagaimana sebenarnya cara membuat Candi ini?. Misteri
yang belum terungkap berdasarkan informasi di atas. Saya coba mulai berfikir
ulang terlepas dari misteri dengan mencoba menganalisis data-data yang ada.
Ada beberapa aspek yang
diperhatikan sebelum memperkirakan bagaimana candi ini dibangun, yaitu:
Bentuk
bangunan. Candi ini berbentuk tapak persegi ukuran panjang ± 123 m, lebar ± 123
m dan tinggi ± 42 m. Luas 15.129 m2. Volume material utama. Material utama
candi ini adalah batuan andesit berporositas tinggi dengan berat jenis 1,6-2,0
t/m3. Diperkirakan terdapat 55.000 m3 batu pembentuk candi atau sekitar 2 juta
batuan dengan ukuran batuan berkisar 25 x 10 x 15 cm. Berat per potongan batu
sekitar 7,5 – 10 kg.
Konstruksi
bangunan. Candi borobudur merupakan tumpukan batu yang diletakkan di atas
gundukan tanah sebagai intinya, sehingga bukan merupakan tumpukan batuan yang
masif. Inti tanah juga sengaja dibuat berundak-undak dan bagian atasnya
diratakan untuk meletakkan batuan candi.Setiap batu disambung tanpa menggunakan
semen atau perekat. Batu-batu ini hanya disambung berdasarkan pola dan
ditumpuk. Semua batu tersebut diambil dari sungai di sekitar candi borobudur.
Candi
borobudur merupakan bangunan yang kompleks dilihat dari bagian-bagian yang
dibangun. Terdiri dari 10 tingkat dimana tingkat 1-6 berbentuk persegi dan
sisanya bundar. Dinding candi dipenuhi oleh gambar relief sebanyak 1460 panel.
Terdapat 505 arca yang melengkapi candi. Teknologi yang tersedia. Pada saat itu
belum ada teknologi angkat dan pemindahan material berat yang memadai.
Diperkirakan menggunakan metode mekanik sederhana. Perkiraan jangka waktu pelaksanaan. Tidak ada
informasi yang akurat. Namun beberapa sumber menyebutkan bahwa candi borobudur
dibangun mulai 824 m – 847 m. Ada referensi lain yang menyebut bahwa candi
dibangun dari 750 m hingga 842 m atau 92 tahun.
Pembangunan
candi dilakukan bertahap. Pada awalnya dibangun tata susun bertingkat.
Sepertinya dirancang sebagai piramida berundak. Tetapi kemudian diubah. Sebagai
bukti ada tata susun yang dibongkar. Tahap kedua, pondasi borobudur diperlebar,
ditambah dengan dua undak persegi dan satu undak lingkaran yang langsung
diberikan stupa induk besar. Tahap ketiga, undak atas lingkaran dengan stupa
induk besar dibongkar dan dihilangkan dan diganti tiga undak lingkaran.
Stupa-stupa dibangun pada puncak undak-undak ini dengan satu stupa besar di
tengahnya.tahap keempat, ada perubahan kecil, yakni pembuatan relief perubahan
pada tangga dan pembuatan lengkung di atas pintu.
Suatu hal yang unik, bahwa candi ini
ternyata memiliki arsitektur dengan format menarik atau terstruktur secara
matematika. Setiap bagain kaki, badan dan kepala candi selalu memiliki
perbandingan 4:6:9. Penempatan-penempatan stupanya juga memiliki makna
tersendiri, ditambah lagi adanya bagian relief yang diperkirakan berkatian dengan
astronomi menjadikan borobudur memang merupakan bukti sejarah yang menarik
untuk di amati.
Jumlah stupa di tingkat arupadhatu (stupa puncak tidak di hitung) adalah: 32, 24, 26 yang memiliki perbandingan yang teratur, yaitu 4:3:2, dan semuanya habis dibagi 8. Ukuran tinggi stupa di tiga tingkat tsb. Adalah: 1,9m; 1,8m; masing-masing bebeda 10 cm. Begitu juga diameter dari stupa-stupa tersebut, mempunyai ukuran tepat sama pula dengan tingginya:1,9m;1,8m;1,7m.
Jumlah stupa di tingkat arupadhatu (stupa puncak tidak di hitung) adalah: 32, 24, 26 yang memiliki perbandingan yang teratur, yaitu 4:3:2, dan semuanya habis dibagi 8. Ukuran tinggi stupa di tiga tingkat tsb. Adalah: 1,9m; 1,8m; masing-masing bebeda 10 cm. Begitu juga diameter dari stupa-stupa tersebut, mempunyai ukuran tepat sama pula dengan tingginya:1,9m;1,8m;1,7m.
Beberapa
bilangan di borobudur, bila dijumlahkan angka-angkanya akan berakhir menjadi
angka 1 kembali. Diduga bahwa itu memang dibuat demikian yang dapat ditafsirkan:
Angka 1 melambangkan ke-esaan sang adhi buddha. Jumlah tingkatan borobudur
adalah 10, angka-angka dalam 10 bila dijumlahkan hasilnya : 1 + 0 = 1. Jumlah
stupa di arupadhatu yang didalamnya ada patung-patungnya ada : 32 + 24 + 16 + 1
= 73, angka 73 bila dijumlahkan hasilnya: 10 dan seperti diatas 1 + 0 = 10.
Jumlah patung-patung di borobudur seluruhnya ada 505 buah. Bila angka-angka didalamnya
dijumlahkan, hasilnya 5 + 0 + 5 = 10 dan juga seperti diatas 1 + 0 = 1.
Melihat
data-data di atas, tentunya masih bersifat perkiraan, saya mencoba memberikan
beberapa analisa yang mudah-mudahan dapat dikomentari sebagai usaha kita
menguak misteri yang ada sebagai berikut:
1.
dari data yang ada disebutkan bahwa ukuran batu candi
adalah sekitar 25 x 10 x 15 cm dengan berat jenis batu adalah 1,6 – 2 ton/m3,
ini berarti berat per potongan batu hanya sekitar maksimum 7.5 kg (untuk berat
jenis 2 t/m3). Potongan batu ternyata sangat ringan. Untuk batuan seberat itu,
rasanya tidak perlu teknologi apapun. Masalah yang mungkin muncul adalah medan
miring yang harus ditempuh.
Medan miring
secara fisika membuat beban seolah-olah menjadi lebih berat. Hal ini karena
penguraian gaya menyebabkan ada beban horizontal sejajar kemiringan yang harus
dipikul. Namun dengan melihat kenyataan bahwa berat per potongan batu adalah
hanya 7.5 kg, rasanya masalah medan miring yang beundak-undak tidak perlu
dipermasalahkan. Kesimpulannya adalah proses pengangkutan potongan batu dapat
dilakukan dengan mudah dan tidak perlu teknologi apapun.
2. sumber material batu diambil dari sungai sekitar candi. Hal ini berarti jarak antara quarry dan site sangat dekat. Walaupun jumlahnya mencapai 2.000.000 potongan, namun ringannya material tiap potong batu dan dekatnya jarak angkut, hal ini berarti proses pengangkutan pun dapat dilakukan dengan mudah tanpa perlu teknologi tertentu.
3. candi dibangun dalam jangka waktu yang cukup lama. Ada yang mengatakan 23 tahun ada juga yang mengatakan 92 tahun. Jika berasumsi paling cepat 23 tahun. Mari kita berhitung soal produktifitas pemasangan batu. Jika persiapan lahan dan material awal adalah 2 tahun, maka masa pemasangan batu adalah 21 tahun atau 7665 hari.
Terdapat 2 juta potong batu. Produktifitas pemasangan batu adalah 2000000/7665 = 261 batu/hari. Produktifitas ini rasanya sangat kecil. Tidak perlu cara apapun untuk menghasilkan produktifitas yang kecil tersebut. Apalagi menggunakan data durasi pelaksanaan yang lebih lama.
4. lamanya
proses pembuatan candi dapat disebabkan ada perubahan-perubahan design yang
dilakukan selama pelaksanaannya. Hal ini mungkin dikeranakan adanya pergantian
penguasa (raja) selama proses pembangunan candi.
5. borobudur
dilihat secara fisik begitu impresif. Memiliki 10 lantai dengan bentuk persegi
dan lingkaran. Memiliki relief sepanjang dinding dan arca dalam jumlah yang
banyak. Candi ini begitu memperhatikan falsafah yang terkandung dalam
ukuran-ukurannya. Hal ini membuktikan bahwa candi dibangun dengan konsep design
yang cukup baik.
6. candi
borobudur adalah candi terbesar. Candi borobudur juga terlihat kompleks dilihat
dari design arsitekturalnya terdiri dari 10 tingkat dimana tingkat 1-6
berbentuk persegi dan sisanya bundar. Dinding candi dipenuhi oleh gambar relief
sebanyak 1460 panel. Terdapat 504 arca yang melengkapi candi.
3.
Keistimewaan Candi Borobudur
Banyak orang di seluruh dunia
menjadikan Candi Borobudur sebagai tempat yang wajib dikunjungi dalam hidupnya.
Banyak teori yang berusaha menjelaskan asal kata Borobudur. Salah satunya
menyatakan bahwa nama ini kemungkinan berasal dari kata Sambharabhudhara,
yaitu artinya "gunung" (bhudara) di mana di lereng-lerengnya
terletak teras-teras. Selain itu terdapat beberapa etimologi rakyat lainnya.
Misalkan kata borobudur berasal dari ucapan "para Buddha" yang
karena pergeseran bunyi menjadi borobudur. Penjelasan lain ialah bahwa
kata Borobudur berasal dari kata bara dan budur.
Bara/vihara artinya kompleks candi dan budur atau beduhur artinya di atas atau
bukit. Jadi, borobudur bisa diartikan sebagai kompleks candi yang berada di
atas bukit.
Luas bangunan Candi Borobudur adalah
123 x 123 m dengan tinggi bangunan 34,5 m dan memiliki 1460 relief, 504 Arca
Buddha, serta 72 stupa. Candi Borobudur memiliki 10 tingkat (melambangkan
sepuluh tingkatan Bodhisattva yang harus dilalui untuk mencapai kesempurnaan
menjadi Buddha). 10 tingkat tersebut terdiri dari 6 tingkat berbentuk bujur
sangkar, 3 tingkat berbentuk bundar melingkar, dan sebuah stupa utama sebagai
puncaknya.
Candi Borobudur dibangun sebagai
perlambang dari banyak tahapan di dalam teori Budha. Jika dilihat dari atas,
Candi Borobudur berbentuk mandala (bentuk tradisional Budha). Mandala adalah
pusat dari gabungan antara seni Budha dan Hindu. Bentuk dasar dari banyak
mandala Hindu dan Budha adalah persegi dengan empat titik masuk dan titik pusat
yang melingkar. Baik dari segi eksterior maupun interior, Candi Borobudur
melambangkan tiga zona tingkat kesadaran ditambah satu bidang utama yang
menggambarkan kesempurnaan atau nirvana.
Zona pertama adalah Kamadhatu
atau dunia fenomena, dunia yang dihuni oleh kebanyakan orang, yang bisa juga
diartikan dengan dunia yang masih dikuasai oleh kama atau "nafsu
rendah". Tingkat paling bawah Candi Borobudur ini tertutup oleh pondasi
penyokong bangunan, sehingga tidak terlihat. Zona Kamadhatu yang tersembunyi
ini terdiri dari 160 relief yang menggambarkan kisah Karmawibhangga Sutra,
yaitu hukum sebab akibat. Relief-relief di sini menggambarkan hawa nafsu
manusia, seperti perampokan, pembunuhan, penyiksaan, dan penistaan. Beberapa
bukti menunjukkan bahwa tingkat dasar ini ditambahkan pada bangunan asli candi
ini. Alasan penambahan bagian ini tidak 100 % pasti, namun sepertinya untuk
stabilitas struktur bangunan dan memperkuat pondasi bangunan atau bisa juga
karena alasan religius, yaitu untuk lebih banyak menutupi konten-konten cabul.
Bagian tambahan ini tingginya 3.6 m dan lebarnya 6.5 m. Sudut bagian bawah yang
tertutup ini telah dibuka secara permanen sehingga pengunjung dapat melihat
pondasi yang tersembunyi termasuk beberapa reliefnya.
Zona 2 Rupadhatu atau dunia
transisi, di mana manusia telah terbebas dari hal-hal duniawi, tetapi masih
terikat oleh rupa dan bentuk. Tingkatan ini melambangkan alam antara yakni,
antara alam bawah dan alam atas. Teras persegi Rupadhatu
berisi galeri relief batu pahat, juga rangkaian ceruk yang berisi patung Budha.
Secara keseluruhan, terdapat 328 patung Budha di dalam zona yang juga memiliki
banyak relief dengan hiasan murni ini. Manuskrip berbahasa Sansekerta
digambarkan di dalam zona ini melalui 1300 reliefnya, yaitu Gandhawyuha,
Lalitawistara, Jataka, dan Awadana. Relief-relief tersebut
berjejer sepanjang 2,5 km. Pada zona ini juga terdapat 1212 panel dekoratif.
Zona 3 Arupadhatu atau dunia
tertinggi, tempat tinggal para dewa. Tiga teras yang melingkar ke arah pusat
atau kubah stupa menggambarkan kenaikan ke dunia atas. Teras-teras di sini
memiliki ornamen yang lebih sedikit, dan lebih mengutamakan kemurnian bentuk.
Tingkatan ini melambangkan alam atas, di mana manusia sudah terbebas
dari segala keinginan dan ikatan bentuk dan rupa, namun belum mencapai nirwana.
Patung-patung Buddha ditempatkan di dalam stupa yang ditutup berlubang-lubang
seperti dalam kurungan. Dari luar patung-patung itu masih tampak samar-samar.
Total, ada 72 stupa seperti ini. Tingkat paling tinggi yang menggambarkan
ketiadaan wujud dilambangkan berupa stupa yang terbesar dan tertinggi. Stupa
digambarkan polos tanpa lubang-lubang.
4.Kondisi lingkungan alam,
ekonomi dan sosial budaya masyarakat sekitar Borobudur
Candi Borobudur terletak di Desa
Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, sekitar 40 km sebelah barat
laut Jogjakarta, 7 km arah selatan Kota Magelang, dan 100 km sebelah barat daya
Semarang. Kompleks wisata Candi Borobudur menyediakan fasilitas dan akomodasi
yang cukup lengkap, seperti hotel/penginapan, restoran/rumah makan, toko-toko
cinderamata yang sangat komplit, pom bensin, dan sarana komunikasi, seperti
wartel dan warnet. Di sekitar Candi Borobudur, juga banyak andong (sejenis
kereta kuda) yang bisa dimanfaatkan untuk berjalan-jalan di sekitar kompleks
candi. Sedangkan di dalam kompleks candi, juga terdapat kereta bermesin jika
kita capek atau malas berjalan sampai ke bangunan candi. Di dalam kompleks
Candi Borobudur juga terdapat museum-museum yang sangat menarik untuk
dikunjungi. Harga tiket masuk Candi Borobudur bagi turis lokal atau pemegang
KITAS adalah Rp. 15.000, - (Senin-Jumat) dan Rp. 17.500, - (Sabtu-Minggu).
Sedangkan untuk turis asing umum adalah 15 US$, sedangkan mahasiswa asing
adalah US$ 8.
Terletak
sekitar 40 kilometer (25 mil) barat laut dari Kota
Yogyakarta, Borobudur terletak di atas bukit pada dataran yang dikeliling
dua pasang gunung kembar; Gunung Sundoro-Sumbing
di sebelah barat laut dan Merbabu-Merapi
di sebelah timur laut, di sebelah utaranya terdapat bukit Tidar, lebih dekat di
sebelah selatan terdapat jajaran perbukitan Menoreh, serta
candi ini terletak dekat pertemuan dua sungai yaitu Sungai Progo
dan Sungai Elo di sebelah timur.
Menurut legenda Jawa, daerah yang dikenal sebagai dataran
Kedu adalah tempat yang dianggap suci dalam kepercayaan Jawa dan disanjung
sebagai 'Taman pulau Jawa' karena keindahan alam dan kesuburan tanahnya.
4. Pusat
Penjualan Bakpia Pathok
1. Sejarah Bakpia Pathok
Lahir di
kampung Pathuk pada tahun 1970-an, bakpia pada mulanya hanyalah industri
rumahan. Seluruh proses produksi dilakukan dengan sederhana, mulai dari
pemilihan bahan, proses pembuatan, hingga pengemasan, semua dilakukan secara
manual dengan kapasitas produksi terbatas.
Makanan asal
daratan tiongkok ini, pada saat itu masih dijajakan dengan cara berkeliling
kampung dan orang perorang. Seiring berjalannya waktu, kemudian bakpia semakin
populer, serta makin banyak dikenal oleh masyarakat luas, ditambah dengan akulturasi
budaya menjadikan makanan yang memiliki nama asli Tou Luk Pia ini tidak saja
dibeli warga keturunan tionghoa, tapi juga digemari masyarakat jawa yang
tinggal di Yogyakarta.
Hingga
kemudian kelezatan bakpia terdengar sampai ke berbagai penjuru tanah air, serta
mampu mengundang para pelancong untuk datang dan berkunjung. Baik dari hanya
melirik, mencicipi hingga kemudian membeli makanan ini, dan kemudian dijadikan
sebagai oleh-oleh khas dari Yogyakarta.
“Bakpia Pathok 25 dirintis oleh ibu
dari pimpinan kami Bapak Arlen Sanjaya yaitu Ibu Tan Aris Nio. Beliau memulai
usaha ini dari proses coba-coba dengan hanya satu orang pegawai saja serta
dibantu oleh lima putra putri beliau termasuk Bapak Arlen Sanjaya,” jawab Mbak
Tira. Bakpia sebenarnya berasal dari negeri Cina dengan nama Tau Luk Pia, yang
memiliki arti kue kacang hijau. Kue ini mulai diproduksi di kampung Pathuk
Yogyakarta sejak tahun 1948. Pada waktu itu, bakpia masih diperdagangkan secara
eceran dan pengemasannya pun masih menggunakan besek (tempat dari
anyaman bambu) tanpa merk dan peminatnya pun masih terbatas.
Di tahun 1980an, nama Bakpia Pathok
25 sudah dipatenkan menjadi merk dagang dengan diiringi perubahan kemasan dari
besek ke kardus. Di saat yang sama, ide tersebut diikuti dengan munculnya
bakpia-bakpia lain dengan merk dagang yang sama dengan nomor berbeda.
Demikian pesatnya perkembangan industri bakpia hingga menjadi salah satu ciri
khas kuliner di kota Jogja hingga sekarang ini.
Produk bakpia pathok 25
Dengan perjuangan yang gigih pantang
menyerah, Ibu Tan Aris Nio mampu menjadikan Bakpia Pathok 25 menjadi
makanan khas kota Jogja bercitra rasa istimewa. Keberhasilan beliau tidak
terlepas dari proses regenerasi beliau dalam menjalankan usaha bisnisnya kepada
putranya Bapak Arlen Sanjaya sehingga menjadikan Bakpia Pathok 25 menjadi
besar. Sampai sekarang ini Bakpia Pathuk 25 memiliki beberapa cabang penjualan
resmi yaitu Toko Ongko Joyo di Jalan AIPTU KS Tubun no 65, Pasar Pathok Jl.
Bhayangkara, Toko Kembang Jaya dan Bandara Jaya di jalan Laksda Adisutjipto KM.
9 serta KM. 11.5.
2.Cara pembuatan bakpia
Bahan-bahan :
1. Bahan kulit Bakpia :
- 125 gram tepung terigu rendah protein
- 65 gram tepung terigu tinggi protein
- 100 ml air
- 2 sendok makan gula pasir
- 1/2 sendok makan garam
- 200 ml minyak sayur
- (untuk campuran adonan 50 ml dan untuk rendaman 150 ml)
2. Bahan Lapisan Bakpia :
- 65 gram tepung terigu rendah protein
- 25 ml minyak sayur
- 1/2 sendok makan margarine
3. Bahan Isian Bakpia :
- 100 gram kacang ijo/kacang hijau yang telah dikupas (rendam semalaman)
- 150 ml santan (dari 1/2 butir kelapa)
- 1/8 sendok teh garam
- 1 lembar daun pandan
- 25 gram gula pasir
- 50 gram gula merah atau gula jawa
- 1 sendok makan minyak
Cara Membuat Bakpia Pathok Khas Jogja :
- Membuat Bahan Isian Bakpia : Kukus kacang ijo yang sudah ditiriskan, selama kurang lebih 20 menit sampai kacang mengembang, lalu angkat.
- Masukan gula pasir, gula merah, garam, santan dan daun pandan, masak hingga mengental rata (kalis), tambahkan minyak sebelum api dimatikan. Aduk campuarn tersebut hingga mengental rata (kalis) dan licin. Angkat lalu tunggu sampai agak dingin lalu bentukla menjadi bola-bola kecil.
- Membuat Bahan Lapisan Bakpia : aduk semua bahan lapisan hingga rata, lalu sisihkan.
- Membuat Bahan Kulit Bakpia : panaskan air tidak sampai mendidih, masukan gula aduk sampai gula larut semua dan merata lalu angkat. campurkan terigu dan garam hingga rata, tuangakan air larutan gula sedikit demi sedikit sambil diuleni hingga merata.
- Tuangkan minyak sayur sambil diuleni hingga merata dan kalis.
- Ambil adonan kira-kira 10 gram. Pipihkan adonan, lalu ambil sedikit adonan lapisan, ratakan diatas permukaan adonan sebelumnya hingga rata.
- Lipat adonan dan rekatkan ujungnya membentuk bulatan.
- Rendam adonan bulat ke dalam minyak yang tersisa selama kira-kira 15 menit.
- Pipihkan adonan sampai agak tipis, lalu isi dengan adonan bahan isian, bentuk bulat pipih.
- Panggang adonan yang sudah diisi kedalam oven dengan temperatur 200 derajat C smapai matang kira-kira 15-20 menit. Agar warna kuning merata di bagian atas bakia anda bisa membolak-balik adonan. Sekiranya sudah sesuai keinginan angkat.
3. Karakteristik
dan keistimewaan bakpia pathok
Bakpia Pathok 25 dikenal luas
sebagai salah satu produk kuliner bercitra rasa istimewa dan menjadi legenda
kuliner di kota Jogja. Setiap musim libur tiba, banyak wisatawan berkunjung di
toko ini. Di mulai dari pintu masuk, para petugas parkir beradu peluit untuk
mengatur hilir mudik laju kendaraan wisatawan yang diparkir di sekitar toko
ini. Selasa, 06 Juni 2012 tim redaksi www.kotajogja.com berhasil menuntaskan
rasa penasaran kami, kenapa Bakpia Pathok 25 bisa menjadi salah satu legenda
kuliner di kota Jogja.
Didesa pathok pusat oleh- oleh
bakpia pathok anda akan menemukan ribuan jenis oleh- oleh dan tentunya bakpia
pathok dengan berbagai merek dan rasanya. Anda bisa menemukan beberapa merek
bakpia pathok mulai dari bakpia pathok 25, bakpia pathok 75, bakpia pathok
d’java dan masih banyak yang lainnya yang bisa anda pilih sesuai dengan yang
anda inginkan, umumnya rasa bakpia pathok bermacam – macam mulai dari
rasa kacang hijau, kacang hitam, coklat, keju dan rasa yang baru- baru ini
muncul rasa umbi ungu, tentunya setiap rasa dari bakpia pathok mempunyai rasa
yang lezat dan luar biasa, anda bisa memilih rasa sesuai dengan yang anda
pilih.
Diusahakan
jika anda berada didaerah pathuk untuk tidak menggunakan jasa makelar
yang biasanya langsung menyambut anda saat anda baru turun dari mobil, karena
harga bakpia pathok yang ditawarkan sudah berbeda dan lebih mahal lagi. Umumnya
harga bakpia pathok berkisar antara Rp.20.000- 30.000 sesuai dengan isi dan
merek masing- masing produk.
5. Pusat
Penjualan Bakpia Djava
1. Sejarah bakpia djava
Lahir di
kampung Pathuk pada tahun 1970-an, bakpia pada mulanya hanyalah industri
rumahan. Seluruh proses produksi dilakukan dengan sederhana, mulai dari
pemilihan bahan, proses pembuatan, hingga pengemasan, semua dilakukan secara
manual dengan kapasitas produksi terbatas.
Makanan asal
daratan tiongkok ini, pada saat itu masih dijajakan dengan cara berkeliling
kampung dan orang perorang. Seiring berjalannya waktu, kemudian bakpia semakin
populer, serta makin banyak dikenal oleh masyarakat luas, ditambah dengan
akulturasi budaya menjadikan makanan yang memiliki nama asli Tou Luk Pia ini
tidak saja dibeli warga keturunan tionghoa, tapi juga digemari masyarakat jawa
yang tinggal di Yogyakarta.
Hingga
kemudian kelezatan bakpia terdengar sampai ke berbagai penjuru tanah air, serta
mampu mengundang para pelancong untuk datang dan berkunjung. Baik dari hanya
melirik, mencicipi hingga kemudian membeli makanan ini, dan kemudian dijadikan
sebagai oleh-oleh khas dari Yogyakarta.
Pada tahun
2000, Bakpia Djava kemudian mendirikan sebuah toko di Kp. Pathuk dan beralamat
di Jl. KS. Tubun no. 93, yang disebabkan oleh banyaknya permintaan makanan ini
dari berbagai pihak, hingga akhirnya membuat Bakpia Djava menghentikan
penjualan bakpia secara mengelilingi kampung.
Berbeda
dengan toko lain yang merahasiakan dapurnya, Bakpia Djava justru membuka lebar
pintu dapur bagi para pembeli. Sebagai raja, pembeli bisa dapat melihat seluruh
proses pembuatan hingga akhirnya bakpia tersaji dalam kemasan.Dengan
mempertahankan resep tradisional tempo dulu yang merupakan ciri khas dari
Bakpia Djava sekaligus menjaga citra rasa, membuat Bakpia Djava semakin diburu
baik oleh perorangan, keluarga, wisatawan serta instansi-instansi pemerintahan.
Dikarenakan
ingin selalu dapat memuaskan konsumen, maka pada tahun 2008 Bakpia Djava
kemudian membangun sebuah toko baru yang beralamat di Jalan Laksda Adi Sucipto
kilometer 8,5. Berdiri tak jauh dari ring road utara dan berada di jalur utama
menuju bandara, Bakpia Djava kini memberi kemudahan kepada para pembeli yang
memiliki keterbatasan waktu. Sedangkan bagi wisatawan, toko inipun memberikan
kenyamanan karena tempatnya yang luas, sehingga wisatawan perorangan, keluarga,
serta rombongan dapat lebih leluasa dalam memilih oleh-oleh yang akan meraka
pilih.
Untuk
wisatawan rombongan secara periodik, Bakpia Djava memberi sambutan yang unik,
beragam tradisi yang menjadi penanda ke-istimewaan kota Yogyakarta pun tampil
di sini, mulai dari prajurit keraton hingga kesenian tradisional bergantian
menyambut dan menemani para wisatawan yang berkunjung. Bertujuan bukan sekedar
untuk menghibur, namun memang Bakpia Djava selalu melibatkan pelaku seni
tradisi dalam berbagai acara karena memiliki komitmen untuk menjaga agar seni
tradisi tidak punah.
Menjadi
produsen bakpia, menempatkan Bakpia Djava sebagai pilar utama penjaga makanan
khas sekaligus ikon kota Yogyakarta, tugas ini diperankan Bakpia Djava dengan
mengenalkan bakpia kepada anak-anak dari sejak dini. Bakpia Djava memberikan
kesempatan kepada sekolah untuk menjadikan toko sebagai kelas, tempat bagi
siswa belajar mengenal, membuat, dan memasarkan bakpia. Harapannya agar sejak
dini anak-anak telah mengenal bakpia, dan terus mencintainya sebagai makanan
khas kota Yogyakarta.
2.Keistimewaan bakpia djava
Pada tanggal
12 Juni 2010 yang lalu, Bakpia Djava membuat bakpia raksasa dengan diameter 2,6
meter dengan garis lingkar 8,25 meter dan memiliki berat dua ton. Acara ini
diselenggarakan di monumen serangan umum satu maret, pembuatan bakpia raksasa
ini melibatkan 29 juru masak dengan oven yang dirancang khusus.
Berbagai komunitas
dan warga turut meramaikan acara ini hingga akhirnya Museum Rekor Indonesia
(MURI) menganugerahi karya ini dengan mencatatnya di buku rekor sebagai bakpia
terbesar pertama di indonesia. Selain itu, MURI juga mencatat rekor makan
bakpia massal dengan jumlah terbanyak, yakni 1300 orang yang dilakukan pada
saat bersamaan dengan pembuatan bakpia raksasa.
6.Taman
Pintar
1. Sejarah berdirinya taman pintar
Sejak terjadinya ledakan
perkembangan sains sekitar tahun 90-an, terutama Teknologi Informasi, pada gilirannya
telah menghantarkan peradaban manusia menuju era tanpa batas. Perkembangan
sains ini adalah sesuatu yang patut disyukuri dan tentunya menjanjikan
kemudahan-kemudahan bagi perbaikan kualitas hidup manusia.
Menghadapi realitas perkembangan
dunia semacam itu, dan wujud kepedulian terhadap pendidikan, maka Pemerintah
Kota Yogyakarta menggagas sebuah ide untuk Pembangunan "Taman
Pintar". Disebut "Taman Pintar", karena di kawasan ini nantinya
para siswa, mulai pra sekolah sampai sekolah menengah bisa dengan leluasa
memperdalam pemahaman soal materi-materi pelajaran yang telah diterima di
sekolah dan sekaligus berekreasi. Dengan Target Pembangunan Taman Pintar adalah
memperkenalkan science kepada siswa mulai dari dini, harapan lebih luas
kreatifitas anak didik terus diasah, sehingga bangsa Indonesia tidak hanya
menjadi sasaran eksploitasi pasar teknologi belaka, tetapi juga berusaha untuk
dapat menciptakan teknologi sendiri.
Bangunan Taman Pintar ini dibangun
di eks kawasan Shopping Center, dengan pertimbangan tetap adanya keterkaitan
yang erat antara Taman Pintar dengan fungsi dan kegiatan bangunan yang ada di
sekitarnya, seperti Taman Budaya, Benteng Vredeburg, Societiet
Militer dan Gedung Agung. Relokasi
area mulai dilakukan pada tahun 2004, dilanjutkan dengan tahapan
- Pembangunan Tahap I adalah Playground dan Gedung PAUD Barat serta PAUD Timur, yang diresmikan dalam Soft Opening I tanggal 20 Mei 2006 oleh Mendiknas, Bambang Soedibyo.
- Pembangunan Tahap II adalah Gedung Oval lantai I dan II serta Gedung Kotak lantai I, yang diresmikan dalam Soft Opening II tanggal 9 Juni 2007 oleh Mendiknas, Bambang Soedibyo, bersama Menristek, Kusmayanto Kadiman, serta dihadiri oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X.
- Pembangunan Tahap III adalah Gedung Kotak lantai II dan III, Tapak Presiden dan Gedung Memorabilia.
Dengan selesainya tahapan
pembangunan, Grand Opening Taman Pintar dilaksanakan pada tanggal 16 Desember
2008 yang diresmikan oleh Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono
2.Keistimewaan dan fasilitas
yang ada di taman pintar
Di Taman Pintar juga ada Gedung
Kotak yang berisi Radio Anak Jogja, Zona Jembatan Sains, Zona Teknologi
Pengolahan Pangan, perpustakaan, laboratorium sains, dan teater empat dimensi.
Begitu juga dengan Gedung Memorabilia yang menyajikan sejarah Kesultanan Jogja,
sejarah tokoh pendidikan nasional, dan sejarah presiden RI.
Belum lama ini, Taman Pintar
mendapatkan sarana baru yang makin melengkapi fasilitas yang ada. Sarana baru
itu bernama “Zona Air untuk Kehidupan”. Wahana canggih ini terbilang unik.
Sebagian besar air yang ada di
wahana berukuran 17,5 x 6,4 meter itu merupakan air virtual alias gambar.
Begitu pengunjung memasuki wahana unik itu, mereka disambut akuarium virtual
yang terpasang di lantai. Walau virtual, akuarium itu tampak seperti sungguhan.
Gambar ikan bisa ’’lari’’ bila diinjak. Di wahana baru ini juga ada permainan
skema siklus air pada layar sentuh. Caranya dilakukan dengan menyusun awan
virtual yang tersebar, membentuk komposisi piramid. Selain itu juga ada diorama
siklus air, skema miniatur pembentukan lapisan aquifer, pojok hidrogeologis,
akuarium virtual, dan permainan berbentuk virtual touch screen (layar sentuh).
Pendek kata, berbagai informasi tentang air sebagai sumber kehidupan terdapat
di sini.
Taman Pintar merupakan gagasan
pemerintah kota Yogyakarta untuk memfasilitasi besarnya minat masyarakat
terhadap ilmu pengetahuan. Gelar Kota Pelajar sedikit banyak mempengaruhi
pendirian tempat wisata
dan belajar Taman Pintar Yogyakarta ini. Dengan segementasi utama pelajar
pra-sekolah hingga sekolah menengah bisa dengan leluasa mendalami pelajaran
sains di sekolah melalui pengamatan langsung. Secara sederhana, Taman Pintar
adalah laboratorium dengan kemasan rekreasi. Target utama pembangunan Taman
Pintar adalah mendukung program pembelajaran regular di sekolah sejak dini
dengan mengasah kreativitas anak didik sedini mungkin dengan harapan akan
semakin banyak innovator teknologi yang muncul dari Indonesia.
Lokasi Taman Pintar sangat strategis dan
nyaman untuk dikunjungi kapan saja. Bangunan Taman Pintar dibangun di kawasan
bekas pusat perbelanjaan (shopping center). Dengan penataan seperti ini dengan
pertimbangan adanya keterkaitan yang erat antara Taman Pintar dengan fungsi dan
kegiatan bangunan yang ada di sekitarnya, seperti Taman Budaya, Benteng
Vredeburg, Societiet Militer dan Gedung Agung.
Relokasi area
dimulai pada tahun 2004 dengan beberapa tahap pembangunan. Setelah semua tahap
selesai, peresmian besar-besaran (Grand Opening) digelar pada 16 Desember 2008
oleh presiden RI Soesilo Bambang Yudhoyono.
Program
Sebagai
tempat yang dirancang untuk menumbuhkan sekaligus mengasah kreativitas pelajar,
Taman Pintar menyediakan beberapa program yang bisa dipraktikkan secara
langsung oleh para pelajar. Diantara program unggulan tersebut adalah penyiar
(presenter) TV dan animasi, kunjungan terkemas, Rumah Batik, Program
Kreativitas, dan RUmah Gerabah.
Kunjungan Rombongan Sekolah
Sebagai
wahana rekreasi dan belajar, Taman Pintar terbuka untuk umum tidak terkecuali
bagi rombongan pelajar. Namun mengingat besarnya minat kunjungan ke Taman
Pintar, ada baiknya anda mengikuti prosedur berikut:
- Minimal jumlah rombongan sekolah adalah 20 orang, yang terdiri dari siswa dan guru .
- Membawa/ menyampaikan surat pemberitahuan kunjungan resmi dari sekolah,ditujukan kepada Kepala Kantor Pengelolaan Taman Pintar.
- Ketentuan ini berlaku hanya bagi Rombongan sekolah yang berkunjung pada hari Selasa – Sabtu (tidak berlaku di Hari Ahad/Libur Nasional).
Wahana Utama Taman Pintar
Beberapa wahana utama yang bisa
anda coba di Taman Pintar Yogyakarta adalah sebagai berikut:
- MEMORABILIA.
Terdapat alat
peraga tentang pengetahuan sejarah Indonesia, seperti sejarah Kasultanan dan
Paku Alaman Yogyakarta, tokoh pendidikan, dan presiden Republik Indonesia
pertama hingga saat ini
- PLANETARIUM.
Terdapat alat
peraga berbentuk pertunjukan film pengetahuan tentang antariksa dan tata surya
- GEDUNG OVAL KOTAK.
Terdapat
berbagai alat peraga bermuatan edukasi ilmu pengetahuan (sains) dengan kemasan
menyenangkan dan bisa diperagakan. Diantara alat peraga tersebut adalah diorama
prasejarah, akuarium,
van de graaf, perpustakaan, gamelan, tata surya, kelistrikan, dan magic step.
- SIMULATOR GEMPA.
Zona simulator
gempa ini baru dibangun pada 2013 ini. Diharapkan akhir 2013 sudah bisa
melengkapi zona rekreasi edukasi di Taman Pintar.
- PLAYGROUND.
Zona ini bisa
anda gunakan untuk penyelenggaraan aktivitas luar ruangan (outdoor) dengan
ukuran 5 x 30 meter berada di sisi jalan masuk. Waktu pemakaian maksimal 8 jam
sehari. Informasi selengkapnya bisa menghubungi Seksi Humas dan Pemasaran di
nomor 0274-583631 ext.2
- TEATER 3 DIMENSI.
Teater ini
menampilkan film 3 dimensi dimana pengunjung seolah-olah berada dalam film
tersebut dan terasa nyata. Teater 3D Taman Pintar berkapasitas 140 kursi dengan
durasi pemutaran 15 menit sekali tayang. Tiket masuk wahana ini Umum/Dewasa
Rp.20.000/orang ; Pelajar Rp.15.000/orang ; Rombongan Rp.15.000/orang.
- PROGRAM KREATIVITAS.
Program ini
menawarkan pelatihan kreativitas dalam bentuk workshop yang interaktif dimana
peserta dapat membawa pulang hasil karyanya. Namun anda harus membayar tiket
untuk mengganti biaya operasional dan bahan sbb: Buat Gerabah/Clay Rp
5.000,- ; Lukis Gerabah Rp 10.000,- ; Lukis Kaos Anak Rp 30.000,-; Lukis Kaos
Dewasa Rp 40.000,- .Informasi lebih lanjut anda bisa menghubungi Seksi
Pengembangan Keprograman Taman Pintar (0274-583631 Ext.3)
Fasilitas Lain
Sebagai tempat wisata
dan pendidikan, Taman Pintar dilengkapi berbagai fasilitas
untuk memanjakan pengunjung dari berbagai usia. Fasilitas penunjang diantaranya
adalah Food Court, ruang Audiovisual, area bermain (playground), dan ruang
pertemuan multifungsi (exhibition hall).
7. Pasar Beringharjo
1.
Keistimewaan kawasan pasar beringharjo
Pasar Beringharjo menjadi sebuah
bagian dari Malioboro yang sayang untuk dilewatkan. Bagaimana tidak, pasar ini
telah menjadi pusat kegiatan ekonomi selama ratusan tahun dan keberadaannya
mempunyai makna filosofis. Pasar yang telah berkali-kali dipugar ini
melambangkan satu tahapan kehidupan manusia yang masih berkutat dengan
pemenuhan kebutuhan ekonominya. Selain itu, Beringharjo juga merupakan salah
satu pilar 'Catur Tunggal' (terdiri dari Kraton, Alun-Alun Utara, Kraton, dan
Pasar Beringharjo) yang melambangkan fungsi ekonomi.
Wilayah Pasar Beringharjo mulanya
merupakan hutan beringin. Tak lama setelah berdirinya Kraton Ngayogyakarta
Hadiningrat, tepatnya tahun 1758, wilayah pasar ini dijadikan tempat transaksi
ekonomi oleh warga Yogyakarta dan sekitarnya. Ratusan tahun kemudian, pada
tahun 1925, barulah tempat transaksi ekonomi ini memiliki sebuah bangunan
permanen. Nama 'Beringharjo' sendiri diberikan oleh Hamengku Buwono IX, artinya
wilayah yang semula pohon beringin (bering) diharapkan dapat memberikan
kesejahteraan (harjo). Kini, para wisatawan memaknai pasar ini sebagai tempat
belanja yang menyenangkan.
Bagian depan dan belakang bangunan
pasar sebelah barat merupakan tempat yang tepat untuk memanjakan lidah dengan
jajanan pasar. Di sebelah utara bagian depan, dapat dijumpai brem bulat dengan
tekstur lebih lembut dari brem Madiun dan krasikan (semacam dodol dari tepung
beras, gula jawa, dan hancuran wijen). Di sebelah selatan, dapat ditemui bakpia
isi kacang hijau yang biasa dijual masih hangat dan kue basah seperti hung kwe
dan nagasari. Sementara bagian belakang umumnya menjual panganan yang tahan
lama seperti ting-ting yang terbuat dari karamel yang dicampur kacang.
Bila hendak membeli batik,
Beringharjo adalah tempat terbaik karena koleksi batiknya lengkap. Mulai batik
kain maupun sudah jadi pakaian, bahan katun hingga sutra, dan harga puluhan
ribu sampai hampir sejuta tersedia di pasar ini. Koleksi batik kain dijumpai di
los pasar bagian barat sebelah utara. Sementara koleksi pakaian batik dijumpai
hampir di seluruh pasar bagian barat. Selain pakaian batik, los pasar bagian
barat juga menawarkan baju surjan, blangkon, dan sarung tenun maupun batik.
Sandal dan tas yang dijual dengan harga miring dapat dijumpai di sekitar
eskalator pasar bagian barat.
Berjalan ke lantai dua pasar bagian
timur, jangan heran bila mencium aroma jejamuan. Tempat itu merupakan pusat
penjualan bahan dasar jamu Jawa dan rempah-rempah. Bahan jamu yang dijual
misalnya kunyit yang biasa dipakai untuk membuat kunyit asam dan temulawak yang
dipakai untuk membuat jamu terkenal sangat pahit. Rempah-rempah yang ditawarkan
adalah jahe (biasa diolah menjadi minuman ronde ataupun hanya dibakar, direbus
dan dicampur gula batu) dan kayu (dipakai untuk memperkaya citarasa minuman
seperti wedang jahe, kopi, teh dan kadang digunakan sebagai pengganti bubuk
coklat pada cappucino).
Pasar ini juga tempat yang tepat
untuk berburu barang antik. Sentra penjualan barang antik terdapat di lantai 3
pasar bagian timur. Di tempat itu, anda bisa mendapati mesin ketik tua, helm
buatan tahun 60-an yang bagian depannya memiliki mika sebatas hidung dan
sebagainya. Di lantai itu pula, anda dapat memburu barang bekas berkualitas
bila mau. Berbagai macam barang bekas impor seperti sepatu, tas, bahkan pakaian
dijual dengan harga yang jauh lebih murah daripada harga aslinya dengan
kualitas yang masih baik. Tentu butuh kejelian dalam memilih.
Puas berkeliling di bagian dalam
pasar, tiba saatnya untuk menjelajahi daerah sekitar pasar dengan tawarannya
yang tak kalah menarik. Kawasan Lor Pasar yang dahulu dikenal dengan Kampung
Pecinan adalah wilayah yang paling terkenal. Anda bisa mencari kaset-kaset
oldies dari musisi tahun 50-an yang jarang ditemui di tempat lain dengan harga
paling mahal Rp 50.000,00. Selain itu, terdapat juga kerajinan logam berupa
patung Budha dalam berbagai posisi seharga Rp 250.000,00. Bagi pengoleksi uang
lama, tempat ini juga menjual uang lama dari berbagai negara, bahkan yang
digunakan tahun 30-an.
8. Grand Puri Water Park
1.
Kondisi geografis wahana water park
Grand Puri Water Park didirikan pada
tanggal 03 Februari 2010 dan untuk ke depannya berencana akan terus melakukan
pembangunan dalam rangka pengembangan Grand Puri Water Park.
Grand Puri Water Park bertempat di Jl.Parangtritis km 9,5 Gabusan Sewon Bantul
Yogyakarta, tepatnya di depan Pasar Seni Gabusan. Grand Puri Water
Park dibangun di lahan seluas 1,5 hektar. Luas wilayah 1 hejtar digunakan untuk
pembangunan kolam renang dan 0,5 hektar digunakan untuk pembangunan lahan
parkir.
2.
Wahana dan fasilitas grand puri water park
Grand Puri Water Park dibangun di
areal tanah seluas 3,5 Ha, berada di jalan Parangtritis Km. 9,5 Gabusan,
Timbulharjo, Sewon, Bantul. Atau berada di seberang Pasar seni Gabusan. Tempat
ini merupakan usaha yang di kelola oleh PT. Puri Saron Group yang bekerja sama
dengan Pemda Bantul. Grand puri water park operasional mulai Mei 2011. Memang
kalau dilihat dari mulai operasional termasuk masih baru namun demikian
fasilitas yang ditawarkan sudah cukup memadai sehingga dijamin keberadaan anda
saat bermain di wahana wahana yang ada akan memuaskan anda.
Sumber air yang digunakan untuk semua wahana adalah
dari air tanah yang selalu di filter dan pembersih agar selalu dalam kondisi
bening dan terjaga kesehatan airnya.
Grand puri water park menyediakan 4 kolam bermain
yakni :
- Kolam balita dengan kedalaman 20-40 cm dengan luas 450 m2 yang terdapat wahana kolam tumpah, water play ground serta 2 water slide yang mampu menampung antara 75 sampai dengan 100 anak,
- Kolam semi olympic dengan kedalaman 1 s/d 1,5 m dengan luas 481,25 m2,
- Kolam penerima atau seluncur dengan kedalaman 0,6 m s/d 0,9 m dengan luas 350 m2, memiliki 2 racing slide dan 4 water slide dengan ketinggian menara water slide 12 m. Satu lagi yakni
- Kolam arus dengan panjang 175 m dan kedalaman 1,35 serta lebar 2,75 m dengan luas seluruhnya 577,25 m2 melewati 2 jembatan dan 1 terowongan.
Bangunan di Grand puri Water Park terdiri dari 2 unit
bangunan utama :
Satu unit diperuntukkan sebagai kantor, locker room,
gift shop, ruang belanja makanan khas oleh oleh bantul, mushola dan ruang
ganti serta MCK. Sedangkan 1 unit lagi diperuntukkan sebagai Puri Kedaton resto
yang menyajikan beragam masakan. Bisa juga tempat ini di sewa sebagai tempat
meeting rom dengan tarif sewa 100,000,- per jam. Bisa juga untuk wedding party
atau birthday party. Adapula gazebo sebanyak 12 unit dengan tarif sewa sebesar
Rp. 25.000 per unit.
Di areal Grand Puri water park juga dipersiapkan
permainan kereta mini dan odong-odong untuk anak-anak dengan biaya Rp. 5.000,-.
Bahkan sarana outbond dan juga paint ball juga akan melengkapi areal Grand puri
water park ini.
Grand puri Water park buka setiap hari dengan jam
kunjung mulai pukul 08.00 WIB sampai dengan 18.00 WIB, namun untuk pembelian
tiket hanya sampai pukul 17.00 WIB. Tarif masuk untuk menikmati wahana di Grand
puri water park ini sudah termasuk 1 botol teh sosro serta asuransi Jasa
Raharja :
Hari biasa yakni senin s/d Jumat :
- Anak-anak
: Rp. 20.000,-
- Dewasa
: Rp. 25.000,
Hari Sabtu, minggu dan hari libur lainnya :
- Anak-anak
: Rp. 20.000,-
- Dewasa
: Rp. 30.000,-
Bagi yang datang sebagai rombongan minimal 20 orang
tiket masuk sebesar Rp. 20.000,- termasuk pada saat hari libur. Fasilitas lain
yang disewakan antara lain Pelampung single Rp, 5.000,-, Pelampung double Rp.
10.000,-, Locker untuk menyimpan barang Rp. 5.000,-. Dan perlu diingat bahwa
untuk memasuki areal ini tidak diperkenankan membawa makanan dari luar.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setelah diadakannya Study Tour menuju Semarang -
Yogyakarta, kami mendapatkan beberapa kesimpulan :
Ø Semarang dan
Yogyakarta merupakan kota yang tepat untuk di jadikan objek kunjungan study
tour, karena memiliki banyak tempat bernilai sejarah dan memberikan edukasi
bagi pengunjung.
Ø Study Tour
merupakan kegiatan yang memberikan wawasan dan pengalaman bagi para peserta
untuk belajar di luar lingkungan sekolah.
Ø Hasil
observasi dari kunjungan wisata ini juga bisa menjadi modal pembelajaran di
dalam kelas.
B. Saran
Adapun saran dari kami untuk kegiatan selanjutnya
yaitu :
Ø Sebaiknya,
kegiatan Study Tour ini tetap diadakan
setiap tahunnya, karena kegiatan ini dapat menambah wawasan serta pengalaman
bagi siswa – siswi SMAN Jatinunggal.
Ø Objek wisata
yang di kunjungi sebaiknya lebih di perbanyak lagi, tentunya objek wisata yang
benar-benar memberikan manfaat bagi pengunjung, bukan hanya sebagai sarana
untuk bermain-main saja, tapi harus sebagai sarana pembelajaran bagi
siswa-siswi peserta Study Tour.
C.
Penutup
Demikian
laporan ini kami buat. Kami selaku peserta mengucapkan banyak terimakasih atas
kerjasama dan dukungan dari semua pihak. Mohon maaf apabila dalam pembuatan
laporan ini masih terdapat banyak kekuranagan dan juga kesalahan pengetikan.
Kritik dan saran sangatlah kami harapkan. Atas segala perhatiannya kami ucapkan
terimakasih.
Jatinunggal,
01 Januari 2014
Pembimbing Ketua
Kelompok
Meme kusnandang Riska Nurlaila
DAFTAR PUSTAKA
3.
http://www.gamawisata.com/index.php/component/content/article/39-tempat-wisata/66-candi-borobudur
17.
http://www.gamawisata.com/index.php/component/content/article/39-tempat-wisata/66-candi-borobudur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar