Senin, 10 Februari 2014

contoh laporan study tour



KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang mana atas berkat rahmat dan karunia-Nyalah karya tulis berjudul, “ LAPORAN PERJALANAN STUDY TOUR SEMARANG – YOGYAKARTA” terselesaikan.
Laporan hasil penelitian ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat kompetensi menyelesaikan study pada SMAN Jatinunggal.
Dalam penyelesaian laporan ini, banyak dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun material. Oleh karena itu dalam kesempatan ini kami selaku penulis mengucapkan terimakasih  kepada :
1.      Bapak Jajat Sudrajat, S.Pd, M.Pd, selaku Kepala Sekolah
2.      Bapak Ade Ramli Hidayat, selaku pembimbing
3.      Semua pihak yang telah membantu, yang tidak mungkin kami sebutkan satu persatu.
Mudah-mudahan atas segala bantuan dan kebijakan yang telah diberikan kepada kami mendapat imbalan yang berlipat ganda dari Allah SWT.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Hal ini semata-mata karena keterbatasan kemampuan kami. Oleh karena itu sangat kami harapkan saran dan kritik dari semua pihak, khususnya para pembaca.
Harapan kami, semoga laporan hasil penelitian ini bermanfaat khususnya bagi kami selaku penulis, umumnya bagi para pembaca.

                                                                                                                        Penulis




DAFTAR ISI

·         JUDUL
·         LEMBAR PENGESAHAN
·         KATA PENGANTAR......................................................................................... 1
·         DAFTAR ISI........................................................................................................ 2
·         BAB 1 PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ..............................................................................................  3
B.     Tujuan ............................................................................................................ 3
C.     Lokasi Kunjungan..........................................................................................  4
D.    Waktu Kegiatan..............................................................................................  4
E.     Bentuk Kegiatan.............................................................................................  4
F.      Manfaat..........................................................................................................   4
·         BAB II ISI
A.    Rangkaian Kegiatan Study Tour (narasi)........................................................ 5
B.     Pembahasan tempat kunjungan
Ø  Mesjid Agung Semarang........................................................................... 10
Ø  PT Sidomuncul.........................................................................................  15
Ø  Candi Borobudur......................................................................................  21
Ø  Pusat Penjualan Bakpia Pathok................................................................  30
Ø  Pusat Penjualan Bakpia Djava.................................................................. 34
Ø  Taman Pintar............................................................................................. 36
Ø  Pasar Beringharjo...................................................................................... 41
Ø  Grand Puri Water Park.............................................................................. 43
·         BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan..................................................................................................... 47
B.     Saran............................................................................................................... 47
C.     Penutup........................................................................................................... 48
·         DAFTAR PUSATAKA........................................................................................ 49
·         LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Study Tour merupakan sebuah perjalanan wisata yang mengunjungi objek-objek wisata di suatu daerah dengan tujuan menambah wawasan serta pengetahuan tentang tempat tersebut yang selanjutnya digunakan sebagai bahan penulisan sebuah laporan perjalanan.
Pada tahun pelajaran 2013/2014 ini SMA Negeri Jatinunggal mengadakan kunjungan Study Tour ke daerah Semarang – Yogyakarta. Study Tour  ini diadakan pada pertengahan Bulan Desember setelah ulangan umum semester gasal, tepatnya dari tanggal 9 sampai 12 Desember 2013. Study Tour ini diikuti oleh siswa-siswi SMA Negeri Jatinunggal kelas XI dari semua program jurusan dengan 18 Kelompok dan 18 guru pendamping.
Study Tour tersebut dimaksudkan untuk memperoleh bahan penulisan laporan perjalanan bagi peserta didik. Sementara itu, penulisan laporan perjalanan ini dilaksanakan untuk memenuhi salah satu syarat dan tugas guna menempuh Ujian Sekolah  di SMA Negeri Jatinunggal tahun pelajaran 2013/2014, dan juga sebagai materi pembelajaran bagi para peserta didik yang lain.
Kegiatan ini diharapkan dapat berjalan lancar dan dapat bermanfaat bagi para peserta didik. Sebagai salah satu tempat wisata budaya di Indonesia, Semarang - Yogyakarta menyajikan banyak sekali objek wisata yang sarat akan budaya serta keindahan alamnya dan yang tak kalah menarik adalah sejuta pesona yang ditawarkannya sehingga mampu menarik wisatawan-wisatawan asing maupun domestik.

B.     Tujuan
Kegiatan Study Tour ke daerah Semarang-Yogyakarta bertujuan untuk :
1.    Menambah rasa syukur atas apa yang telah diciptakan oleh Allah SWT.
2.   Mengamati secara langsung keunikan budaya, ekonomi dan sosial masyarakat                                Semarang - yogyakarta.
3.        Mengamati secara langsung keindahan objek-objek wisata Semarang –Yogyakarta.
4.   Pembelajaran di luar lingkungan sekolah untuk melakukan observasi dan mendapat data yang akurat.
4.      Memberi pengalaman bagi para peserta untuk terjun langsung ke tempat-tempat wisata dan bersejarah.
5.      Menambah wawasan bagi peserta mengenai objek wisata yang dikunjungi.
6.      Mempererat tali persaudaraan dan kebersamaan antara sesama peserta maupun antara pesesrta dan pembimbing.

C.    Lokasi Kunjungan
Adapun lokasi kunjungan Study Tour Semarang-Yogyakarta ini meliputi :
1.      Mesjid Agung Semarang
2.      PT Sidomuncul
3.      PT Sinar Sosro
4.      Candi Borobudur
5.      Pusat Penjualan Bakpia Pathok
6.      Pusat Penjualan Bakpia Djava
7.      Taman Pintar Yogyakarta
8.      Pusat Perbelanjaan Beringharjo dan Malioboro
9.      Grand Puri Water Park

D.    Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Study Tour ini di laksanakan pada :
Hari/tanggal                               :         Senin-Kamis/09-12, Desember 2013
Waktu                                        :         Pukul 14.00 WIB-selesai.

E.     Bentuk Kegiatan
Bentuk dari kegiatan Study Tour ini meliputi :
1.      Kunjungan ke tempat wisata budaya dan bersejarah di Indonesia
2.      Observasi untuk mendapatkan data dari tempat kunjungan.

F.     Manfaat
Manfaat dari kegiatan Study Tour ini diantaranya :
1.      Mendapat wawasan mengenai objek wisata yang dikunjungi
2.      Mendapat pengalaman atas kunjungan ke tempat-tempat wisata tersebut.
BAB II
ISI
A.    Rangkaian Kegiatan Study Tour ( narasi )
              Study Tour Semarang-Yogyakarta rencanya akan melakukan pemberangkatan pada hari Senin tanggal 9 Desember 2013 pukul   14.00 WIB, namun bus-nya telat karena mengalami kemacetan. Sementara itu, kami menunggu di sekitar kantor kecamatan Jatinunggal sambil berteduh karena hujan turun dengan deras, kami menunggu sangat lama dengan perasaan yang kesal.
              Beberapa jam kemudian keempat bus itu datang. Kami bersorak gembira karena bus yang di nanti-nanti akhirnya datang juga. Bus-nya telat sekitar 1 jam setengah, karena dari jadwal pukul 14.00 WIB sedangkan datang menjemput kami pada pukul 15.30 WIB. Sebelum pemberangkatan, kami diberi pengarahan oleh Bapak Ade Ramli Hidayat yang merupakan perwakilan dari panitia yang di dampingi oleh panitia lainnya. Lalu setiap kelompok masuk bus masing-masing. Setelah menduduki bangku masing-masing kami berdo’a, dipimpin oleh pak Ade Ramli Hidayat
              Kami sangat menikmati perjalanan menuju Semarang-Yogyakarta karena dibarengi alunan musik  yang telah di sediakan oleh panitia travel, kami juga berbagi makanan yang merupakan perbekalan dari rumah, bercanda tawa, ada juga yang tertidur pulas sampai tujuan gara-gara minum obat antimo karena takut mabuk perjalanan.
              Tak lama kemudian kami sampai di Cirebon sekitar pukul 20.00 WIB. Disana kami beristirahat di suatu tempat untuk melaksanankan shalat magrib dan isya yang di jama’. Lalu kami membuka timbel yang dibawa dari rumah. Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan menuju mesjid agung Semarang, kami dianjurkan untuk beristirahat agar besoknya siap  untuk menghadapi kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan. Perjalanannya sangat lama, kami tiba diSemarang sekitar pukul 02.00 WIB, namun kami tidak langsung menuju mesjid Agung Semarang karena belum dibuka dan kami memilih beristirahat di suatu rumah makan. Setelah menjelang waktu subuh kami menuju mesjid Agung Semarang, kamipun bergegas mandi dan shalat subuh, lalu melihat-lihat panorama disekitar mesjid tersebut. Semua anggota study tour diberi pengarahan oleh panitia untuk melaksanakan kegiatan selanjutnya. Sebelum kegiatan tersebut berlangsung kami sarapan pagi yang diberi dari pihak travel dan dikolektifkan oleh ketua masing-masing.
              Dari Mesjid Agung Semarang ini, kami berpencar, bus satu dan bus tiga akan mengunjungi PT Sidomuncul, sedangkan bus dua dan bus empat mengunjungi PT Sinar Sosro. Kelompok kami ada di bus satu dan mengunjungi PT Sidomuncul. Sekitar pukul 07.30 WIB kami berangkat menuju PT. Sidomuncul, kami sampai disana sekitar pukul delapan lebih, karena jadwal kunjungannya pukul 09.00 WIB maka kami menunggu sekitar satu jam untuk melakukan  penelitian di PT. Sidomuncul. Setelah pukul sembilan kami langsung dipersilahkan memasuki PT.Sidomuncul. Pertama-tama kami di beri pengarahan oleh pihak dari sidomuncul mengenai tata-tertib pengunjung, setelah itu kami di bawa ke pabrik bahan-bahan untuk pembuatan produk jamu, disana kami melihat banyak sekali bahan-bahan seperti rimpang, ada yang dari akar, batang, sampai daun semuanya di olah menjadi produk-produk sidomuncul, selain itu kami di ajak melihat proses pembersihan bahan-bahan pembuatan jamu, di tempat pembersihan itu bahan-bahan tersebut dipilih mana yang layak untuk di olah dan mana yang tidak layak untuk diolah. Dipinggir pabrik bahan terdapat pabrik non simplisia yakni merupakan tempat bahan tambahan pembuatan produk diantaranya ada gula, susu, klimang, dan madu.
              Setelah itu, kami memasuki pabrik pengolahan dan pengemasan produk, ditempat pengolahan, kami tidak dapat langsung melihat proses pengolahan produk , kami hanya dapat melihat prosesnya dari luar karena tempat itu harus steril agar terjaga kualitasnya, selain itu pengolahannya juga dilakukan oleh mesin. Ditempat pengemasan kami melihat ada yang dilakukan oleh mesin agar pengemasan cepat selesai, ada juga yang dilakukan secara manual yakni oleh para karyawan, mengapa masih menggunakan pengemasan dengan cara manual oleh tenaga karyawan? Jawabannya karena, pihak Sidomuncul ingin memberikan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar. Kami sangat kagum dengan tata tertib karyawan di PT. Sidomuncul, kedisiplinan ditempat ini sangatlah diutamakan, contohnya para karyawan tidak boleh telat datang karena jika telat tidak dapat bekerja karena disana menggunakan pintu otomatis selain itu saat bekerja karyawan dilarang menggunakan handphone serta dilarang banyak bicara, hal itu terbukti dengan tanpa banyak gangguan, para karyawan bekerja dengan sangat cepat setiap harinya sehingga target produk yang dihasilkan dapat tercapai.
              Setelah itu, kami memasuki lantai dua, disana terdapat beberapa laboratorium, diantaranya ada laboratorium formulasi yang merupakan tempat pengembangan produk, laboratorium mikrobiologi tempat pengecekan ada tidaknya bakteri pada bahan dan produk, ada juga laboratorium uji stabilitas disana terdapat alat yang bernama klamatik camber untuk menentukan tanggal kadaluarsa suatu produk. Selain laboratorium, di lantai dua juga terdapat perpustakaan untuk mencari referensi dan update ke internet. Sesudah berkeliling, kami juga diajak ke agrowisata, disana kami melihat wisata alam yang sejuk, disana juga terdapat binatang seperti harimau, orang utan, ular, burung dan hewan-hewan yang dilindungi lainnya disana juga terdapat tanaman-tanaman untuk pembuatan produk sidomuncul, setelah melihat-lihat kami diajak ke aula untuk melakukan diskusi dan sesi tanya jawab, disana kami dusuguhi minuman alangsari dan diberi kotak makan, setelah sesi tanya jawab selesai dari pihak Sidomuncul dan pihak panitia sekolah memberikan pesan serta ucapan terimakasih, pihak sidomuncul memberikan cendramata berupa tropi kepada pihak sekolah. Kami sangat senang karena pihak Sidomuncul menerima dengan baik kunjungan kami ke sana, dari PT Sidmuincul ini kami mendapat banyak sekali ilmu dan pelajaran beharga.
              Kunjungan kami di Sidomuncul telah selesai, kami-pun melanjutkan perjalanan menuju ke Candi Borobudur, perjalanannya cukup lama sehingga di jalan kami semua tertidur karena kecapean, sebelum ke Candi Borobudur kami menuju rumah makan dahulu untuk makan siang dan melaksanan sholat dzuhur. Selang waktu beberapa jam dari Sidomuncul kami sampai di Rumah Makan Orang Utan, disana kami-pun makan siang dengan lahap, setelah selesai makan kami melaksanakan sholat dzuhur yang di jama’ dengan shalat ashar. Selesai makan dan shalat kami bergegas untuk menuju ke Candi Borobudur, suasana waktu itu tidak mendukung karena gerimis, selain itu anak-anak yang ada di bus 2 sebagian menumpang di bus kami yakni bus 1 karena mobilnya mogok, tetapi meskipun begitu tidak menyusutkan semangat kami untuk terus mengunjungi tempat-tempat bersejarah tersebut. Di perjalanan dari rumah maka menuju Candi Borobudur kami dihibur oleh dua orang pengamen, para pengamen sengaja disuruh ikut oleh panitia, di dalam bus begitu menyenangkan, kami menyanyi bersama pengamen- pengamen itu, suara mereka sangat bagus.
              Tak terasa kami telah sampai di Candi Borobudur, kami-pun turun dari bus dan bersiap untuk memasuki area tersebut, saat melalui pintu masuk, barang bawaan kami di cek oleh petugas di sana, kami tidak diperbolehkan untuk membawa makanan dan jika membawa harus dititipkan dahulu. Setelah sampai di area, kami diberi pengarahan oleh salah satu guide di tempat wisata Candi Borobudur tersebut, sebelum memasuki Candi, kami melakukan dahulu sesi pemotretan bersama kelas masing-masing. Setelah itu kami mulai menjelajahi Candi Borobudur yang merupakan tempat bersejarah dan di nobatkan sebagai salah satu keajaiban dunia. Baru juga kami sampai ke lantai satu tiba-tiba hujan deras turun, kami-pun berhamburan mencari tempat teduh serta menyewa payung, dari sana semua peserta study tour berpencar begitu saja, kelompok kami-pun berpencar entah kemana, saya melihat-melihat arsitektur bangunan tersebut bersama dua orang teman yang lain meskipun hujan tapi tetap kami melanjutkan perjalanan di Candi tersebut, karena mengunjungi tempat itu merupakan moment penting yang tidak boleh kami sia-siakan, walaupun tidak di dampingi oleh guide. Setelah keliling kami-pun mencari jalan keluar dari candi itu, meskipun berkali-kali nyasar tapi akhirnya kami bisa menemukan juga jalan keluar tersebut, disana kami tidak melihat para peserta yang kami begitu khawatir karena takut ketinggalan bus. Kami terburu-buru menuju bus, banayak para pedagang yang menawarkan oleh-oleh dari sana namun kami menolak karena terburu-buru, namun setelah sampai di pasar kami melihat peserta yang lain yang juga merupakan peserta dari sekolah kita, kami-pun mulai lega, dan berbelanja dahulu untuk bekal oleh-oleh keluarga di rumah.
              Setelah itu, kami pun menuju bus, di dalam bus semua orang basah kuyup karena hujan-hujanan. Namun kami tidak langsung melanjutkan perjalanan, karena  bus yang lain bermasalah. Maka dari itu kami menunggu  di dalam bus, dan ada juga yang membeli souvenir di sekitar sana. Setelah, bus  yang bermasalah selesai diperbaiki kami pun bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan menuju malioboro yang merupakan suatu tempat yang ditunggu-tunggu oleh semua siswa untuk berbelanja, namun ternyata panitia menyampaikan bahwa jadwal kunjungan   akan di rubah karena melihat kondisi siswa yang tidak memungkinkan  untuk melanjutkan kegiatan hari  ini, banyak siswa yang sakit, karena waktu di Borobudur hujan-hujanan. Tetapi, sebelumnya panitia memberikan penawaran untuk memutuskan hal tersebut. Ternyata siswa banyak yang memilih chek in ke hotel. Namun, sebelum menuju hotel, kami makan malam dahulu di Rumah Makan Firdaus sekaligus melaksanakan shalat maghrib.
            Selesai makan kami langsung menuju hotel dan tak lama kemudian kami pun sampai ke Hotel Prayogo, kami langsung chek in dan masing-masing perwakilan kamar mengambil kunci kamar. Setelah kami masuk  kamar kami langsung beres-beres dan mandi, kemudian kami beristirahat dengan lelap karena untuk mempersiapkan diri melakukan kunjungan berikutnya. Hari ke-2, pagi telah tiba, kami pun bergegas untuk mandi dan bersergam Study Tour kembali untuk melakukan kunjungan di Kota Budaya tersebut. Setelah kami sarapan pagi, kami pun mempersiapkan untuk chek out dari hotel. Lalu kami masuk bus untuk melakukan perjalanan menuju pusat penjualan Bakpia Pathok. Sesampai disana kami berbelanja oleh-oleh, namun ternyata disana tidak ada proses pembuatan Bakpia Pathok. Panitia pun memutuskan  untuk mengunjungi pusat penjualan Bakpia Djava yang letaknya tidak jauh dari pusat penjualan Bakpia Pathok, karena disana ada proses pembutan bakpianya, dimana untuk itulah kami mengunjungi tempat tersebut. Beberapa menit kemudian kami sampai disana dan kami pun langsung melihat proses pembuatan bakpia, disana juga kami melakukan sesi tanya jawab bersama salah satu pemandu wisata.
            Setelah selesai kami memasuki bus dan melakukan perjalanan menuju  Taman Pintar. Setelah tiba disana kami diberi tiket dan kami pun langsung  berkeliling melihat-lihat objek yang ada disana, kalau di perhatikan, Taman Pintar ini seperti sebuah museum dimana di dalamnya terdapat banyak sekali peninggalan sejarah, namun tempat ini sangatlah lengkap, karena berbagai ilmu pengetahuan dituangkan ditempat itu, tidak salah lagi kalau tempat ini jadi tempat favorit untuk di kunjungi, karena disini kita bisa bermain sambil belajar. Disana kami mendapat banyak pengetahauan.
            Tidak lama di Taman Pintar, kami langsung melanjutkan perjalanan menuju pasar Bringharjo, sebagian besar berjalan kaki dan ada juga yang naik becak. Suasana di sana saat itu sangat ramai, tujuan kunjungan ke pasar Bringharjo yaitu untuk berbelanja   membeli oleh-oleh keluarga dirumah karena pasar ini merupakan pasar yang terkenal di Yogyakarta. Kebanyakan di setiap kios  menjual  pakaian batik, karena pasar Bringharjo ini merupakan pusat perbelanjaan batik. Setiap siswa sibuk memilih pakaian yang diinginkan dan saling  tawar menawar untuk mendapatkan harga yang murah. Tidak terasa waktu  yang diberikan panitia yaitu 1 jam telah habis. Pulang dari pasar ini perasaan dari setiap orang berbeda-beda ada yang senang dan ada pun yang kesal, karena belum mendapatkan hal yang diinginkannya karena waktu yang diberikan begitu singkat. Kami segera menuju bus dengan tergesa-gesa, ketika sampai dibus ternyata belum semua kumpul karena masih ada yang berbelanja, mungkin belum mendapatkan informasi. Setelah semuanya kumpul baru kami melanjutkan perjalanan menuju Rumah Makan Firdaus untuk makan siang dan melaksanakan shalat dzuhur dan ashar yang dijama. Setelah sampai ada yang langsung menuju tempat makan dan ada juga yang menuju tempat wudhu untuk melaksanakan shalat terlebih dahulu.
            Setelah semuanya selesai melaksanakan shalat dan makan kami langsung bergegas menuju bus untuk mengunjungi tempat selanjutnya yaitu ke Grand Puri Water Park, kunjungan ini merupakan acara bebas, jadi kami tidak perlu melakukan observasi seperti ditempat lain, cukup melihat keadaannya saja untuk di deskripsikan, karena disana kami refreshing yakni bermain-main di dalam air. Disana terdapat beberapa wahana permainan, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Seperti ember tumpah, seluncuran, kolam arus, dan sebagainya. Wahana di Grand Puri Water Park terbagi menjadi 4 kolam renang diantaranya kolam semiolympic, kolam balita, koalm penerima, dan kolam arus. Semua orang terlihat sangat senang karena ditempat ini kami dapat bermain dengan bebas tanpa harus mengikuti guide untuk mendapatkan data, namun tak lama kami bermain suasana disana mendung dan akhirnya turun hujan sehingga kami pun berenang sambil hujan-hujanan, ternyata hujan semakin deras dan kami pun berhenti bermain karena berbahaya soalnya airnya menjadi berombak-ombak. Kami pun segera bergegas mandi untuk membersihkan badan, setelah itu kami langsung menuju bus untuk bergegas pulang.
            Kunjungan kami ke Semarang-Yogyakarta telah selesai di hari Rabu, kami semua bergegas untuk kembali ke tanah kelahiran kami Kota Sumedang . Namun, sebelum pulang kami melaksanakan shalat Maghrib dahulu di sebuah rumah makan, lalu kami makan malam di sana. Menu disana sangat enak, kami makan dengan lahap karena sangat lapar, selagi makan malam, kami di suguhi dengan hiburan dari pihak travel yang bekerjasama dengan pihak restaurant, disana juga pihak travel membagi-bagikan doorprize kepada kami para peserta Study Tour Semarang-Yograkarta SMA Negeri Jatinunggal. Kami sangat enjoy menikmati makan malam dan hiburan disana, rumah makan itu adalah tempat terakhir yang kami kunjungi di daerah Yogyakarta. Selesai acara di rumah makan tersebut kami langsung menuju bus dan berdo’a bersama semoga diberikan keselamatan dan sampai kembali ke Jatinunggal. Perjalanan pulang dari sana malam hari, kami semua tertidur lelap karena kecapean. Tak terasa hari Kamis telah tiba, sekitar pukul 04.30 WIB kami sampai di Kota Tasik dan rehat sejenak untuk melaksanakan sholat subuh, setelah selesai kami melaju kembali ke tempat asal kami, dan sekitar pukul 08.45 WIB kami sampai di Jatinunggal dan akhitnya semua peserta kembali ke rumahnya masing-masing dengan keadaan selamat.

B.     Pembahasan Tempat Kunjungan

1.    Mesjid Agung Semarang
a.         Letak geografis dan administratif masjid Semarang Jawa Tengah

Masjid Agung Jawa Tengah merupakan salah satu masjid termegah di Indonesia. Masjid dengan arsitektur indah ini mulai dibangun pada tahun 2001 dan selesai pada tahun 2006. Kompleks masjid terdiri dari bangunan utama seluas 7.669 m2 dan halaman seluas 7.500 m2.  Masjid Agung Jawa Tengah terletak di jalan Gajah Raya, tepatnya di Desa Sambirejo, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang Masjid Agung Jawa Tengah adalah masjid yang terletak di Semarang, provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Masjid ini mulai dibangun sejak tahun 2001 hingga selesai secara keseluruhan pada tahun 2006. Masjid ini berdiri di atas lahan 10 hektar.
Masjid ini mampu menampung jamaah tak kurang dari 15.000 ini diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, pada tanggal 14 November 2006. Upacara peresmian ditandai dengan penandatanganan batu prasasti setinggi 3,2 m dan berat 7,8 ton yang terletak di depan masjid. Prasasti terbuat dari batu alam yang berasal dari lereng Gunung Merapi.
Selain sebagai tempat ibadah, Masjid Agung Jawa Tengah juga merupakan obyek wisata terpadu pendidikan, religi, pusat pendidikan, dan pusat aktivitas syiar Islam. Dengan berkunjung ke masjid ini, pengunjung dapat melihat keunikan arsitektur masjid yang merupakan perpaduan antara arsitektur Jawa, Roma dan Arab.
Keistimewaan lain masjid ini berupa Menara Asmaul Husna (Al Husna Tower) dengan ketinggian 99 m yang terdiri dari : lantai 1 untuk Studio Radio DAIS MAJT, lantai 2 untuk museum Perkembangan Islam Jawa Tengah, Lantai 18 rumah makan berputar, lantai 19 Gardu pandang kota Semarang dan lantai 19 Tempat rukyat al-hilal. Menara yang dapat dilihat dari radius 5 km ini terletak di pojok barat daya masjid. Menara tersebut melambangkan kebesaran dan kemahakuasaan Allah. Dipuncak menara dilengkapi teropong pandang. Dari tempat ini pengunjung dapat menikmati udara yang segar sambil melihat indahnya Kota Semarang dan kapal-kapal yang sedang berlalu-lalang di pelabuhan Tanjung Emas.
Di masjid ini juga terdapat Al qur`an raksasa tulisan tangan karya H. Hayatuddin, seorang penulis kaligrafi dari Universitas Sains dan Ilmu Al-qur`an dari Wonosobo, Jawa Tengah, yang berukuran 145 x 95 cm². Lokasi berada di dalam ruang utama tempat shalat. Tak hanya itu, disana ada juga replika beduk raksasa yang berukuran panjang 310 cm, diameter 220 cm. Merupakan replika beduk Pendowo Purworejo. Dibuat oleh para santri pondok pesantren Alfalah, Tinggarjaya, Jatilawang, Banyumas, asuhan KH Ahmad Sobri, menggunakan kulit lembu Australia.
Di area Masjid Agung Jawa Tengah terdapat berbagai macam fasilitas seperti perpustakaan, auditorium, penginapan, ruang akad nikah, pemandu wisata, museum kebudayaan Islam, cafe muslim, kios-kios cenderamata, buah-buahan, dan lain-lain. Selain itu, terdapat juga berbagai macam sarana hiburan seperti air mancur, arena bermain anak-anak, dan kereta kelinci yang dapat mengantarkan pengunjung berputar mengelilingi kompleks masjid ini.
Area serambi Masjid Agung Jawa Tengah dilengkapi 6 payung raksasa otomatis seperti yang ada di Masjid Nabawi, tinggi masing masing payung elektrik adalah 20 meter dengan diameter 14 meter. Payung elektrik dibuka setiap shalat Jumat, Idul Fitri dan Idul Adha dengan catatan kondisi angin tidak melebihi 200 knot, namun jika pengunjung ada yang ingin melihat proses mengembangnya payung tersebut bisa menghubungi pengurus masjid. Tongkat khatib MAJT merupakan tongkat pemberian Sultan Hasanal Bolkiah dari Brunei Darusalam.
b.        Arsitektur masjid Semarang Jawa TengahTop of Form

Arsitektur Jawa terlihat pada beberapa bagian, misalnya pada bagian dasar tiang masjid menggunakan motif batik seperti tumpal, untu walang, kawung, dan parang-parangan. Ciri arsitektur Timur Tengah (Arab) terliat pada dinding masjid dinding masjid yang berhiaskan kaligrafi. Selain itu, di halaman Masjid Agung Jawa Tengah terdapat 6 payung hidrolik raksasa yang dapat membuka dan menutup secara otomatis yang merupakan adopsi arsitektur bangunan Masjid Nabawi yang terdapat di Kota Madinah. Masjid ini juga sedikit dipengaruhi gaya arsitektur Roma. Gaya itu nampak pada desain interior dan lapisan warna yang melekat pada sudut-sudut bangunan.
Masjid Agung Jawa Tengah dirancang dalam gaya arsitektural campuran Jawa, Islam dan Romawi. Diarsiteki oleh Ir. H. Ahmad Fanani dari PT. Atelier Enam Jakarta yang memenangkan sayembara desain MAJT tahun 2001. Bangunan utama masjid beratap limas khas bangunan Jawa namun dibagian ujungnya dilengkapi dengan kubah besar berdiameter 20 meter ditambah lagi dengan 4 menara masing masing setinggi 62 meter ditiap penjuru atapnya sebagai bentuk bangunan masjid universal Islam lengkap dengan satu menara terpisah dari bangunan masjid setinggi 99 meter.
Gaya Romawi terlihat dari bangunan 25 pilar dipelataran masjid. Pilar pilar bergaya koloseum Athena di Romawi dihiasi kaligrafi kaligrafi yang indah, menyimbolkan 25 Nabi dan Rosul, di gerbang ditulis dua kalimat syahadat, pada bidang datar tertulis huruf Arab Melayu “Sucining Guno Gapuraning Gusti“.
Menara dan Pilar di serambi MAJT
Masjid Agung Jawa Tengah ini, selain disiapkan sebagai tempat ibadah, juga dipersiapkan sebagai objek wisata religius. Untuk menunjang tujuan tersebut, Masjid Agung ini dilengkapi dengan wisma penginapan dengan kapasitas 23 kamar berbagai kelas, sehingga para peziarah yang ingin bermalam bisa memanfaatkan fasilitas.
Daya tarik lain dari masjid ini adalah Menara Al Husna atau Al Husna Tower yang tingginya 99 meter. Bagian dasar dari menara ini terdapat Studio Radio Dais (Dakwah Islam). Sedangkan di lantai 2 dan lantai 3 digunakan sebagai Museum Kebudayaan Islam, dan di lantai 18 terdapat Kafe Muslim yang dapat berputar 360 derajat. Lantai 19 untuk menara pandang, dilengkapi 5 teropong yang bisa melihat kota Semarang. Pada awal Ramadhan 1427 H lalu, teropong di masjid ini untuk pertama kalinya digunakan untuk melihat Rukyatul Hilal oleh Tim Rukyah Jawa Tengah dengan menggunakan teropong canggih dari Boscha.
c.    Sejarah berdirinya Masjid Agung Semarang
Keberadaan bangunan masjid ini tak lepas dari Masjid Besar Kauman Semarang. Pembangunan MAJT berawal dari kembalinya tanah banda (harta) wakaf milik Masjid Besar Kauman Semarang yang telah sekian lama tak tentu rimbanya. Raibnya banda wakaf Masjid Besar Kauman Semarang berawal dari proses tukar guling tanah wakaf Masjid Kauman seluas 119.127 ha yang dikelola oleh BKM (Badan Kesejahteraan Masjid) bentukan Bidang Urusan Agama Depag Jawa Tengah. Dengan alasan tanah itu tidak produktif, oleh BKM tanah itu di tukar guling dengan tanah seluas 250 ha di Demak lewat PT. Sambirejo. Kemudian berpindah tangan ke PT. Tensindo milik Tjipto Siswoyo.
Hasil perjuangan banyak pihak untuk mengembalikan banda wakaf Masjid Besar Kauman Semarang itu ahirnya berbuah manis setelah melalui perjuangan panjang. MAJT sendiri dibangun di atas salah satu petak tanah banda wakaf Masjid Besar Kauman Semarang yang telah kembali tersebut.

MAJT dengan payungnya yang terkembang
Pada tanggal 6 juni 2001 Gubernur Jawa Tengah membentuk Tim Koordinasi Pembangunan Masjid Agung Jawa Tengah untuk menangani masalah-masalah baik yang mendasar maupun teknis. Berkat niat yang luhur dan silaturahmi yang erat, dalam waktu kerja yang amat singkat keputusan-keputusan pokok sudah dapat ditentukan : status tanah, persetujuan pembiayaan dari APBD oleh DPRD Jawa Tengah, serta pemiilhan lahan tapak dan program ruang.
Kemudian pembangunan masjid tersebut dimulai pada hari Jumat, 6 September 2002 yang ditandai dengan pemasangan tiang pancang perdana yang dilakukan Menteri Agama RI, Prof. Dr. H. Said Agil Husen al-Munawar, KH. MA Sahal Mahfudz dan Gubernur Jawa Tengah, H. Mardiyanto. Pemasangan tiang pancang pertama tersebut juga dihadiri oleh tujuh duta besar dari Negara-negara sahabat, yaitu Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, Kuwait, Mesir, Palestina, dan Abu Dabi. Dengan demikian mata dan perhatian dunia internasional pun mendukung dibangunnya Masjid Agung Jawa Tengah tersebut.
MAJT diresmikan pada tanggal 14 November 2006 oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudoyono. Masjid dengan luas areal tanah 10 Hektar dan luas bangunan induk untuk shalat 7.669 meter persegi secara keseluruhan pembangunan Masjid ini menelan biaya sebesar Rp 198.692.340.000. Meskipun baru diresmikan pada tanggal 14 Nopember 2006, namun masjid ini telah difungsikan untuk ibadah jauh sebelum tanggal tersebut. Masjid megah ini telah digunakan ibadah shalat jum’at untuk pertama kalinya pada tanggal 19 Maret 2004 dengan Khatib Drs. H. M. Chabib Thoha, MA, (Kakanwil Depag Jawa Tengah)
d.        Kondisi Lingkungan alam, ekonomi, sosial dan budaya masyarakat sekitar masjid
Keindahan arsitektur dan sejarah masjid tentu banyak kita jumpai di sepanjang nusantara tercinta ini. Tidak mengherankan jika fenomena wisata religi banyak kita jumpai di berbagai kota, khususnya kota yang memiliki sejarah keagamaan di dalamnya. Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) yang dibangun pada tahun 2001 tentu masih jauh dari nilai sejarah yang menarik, karena itu agar menjadi tempat yang mempesona untuk dikunjungi, masjid yang terletak di Semarang ini sengaja dikonsep sebagai tempat ibadah sekaligus tempat wisata.
Dalam perjalanannya, Masjid Agung Semarang juga berfungsi sebagai alat pemersatu umat. Sebab, di sekitar alun-alun dekat masjid kala itu bermukim warga dari berbagai etnis. Di sebelah utara yang berbatasan dengan Kali Semarang dan pelabuhan, merupakan perkampungan warga etnis Arab dan Koja. Di sebelah barat bermukim etnis Melayu dan sebelah selatan bermukim etnis Jawa yang membaur ke timur bersama etis China. Hingga kini, di sekitar masjid masih terdapat kawasan Pecinan Semarang.
"Dengan fakta itu, Masjid Agung Semarang menjadi rumah suci pemersatu umat. Masjid ini menjadi wadah bertemunya para saudagar, pribumi, serta berbagai komunitas. Mereka hidup dalam harmonisasi dan menjadikan masjid ini sebagai tempat untuk berserah kepada Allah SWT," tutur Muhaimin.

2.        PT. Sidomuncul
a.    Sejarah berdirinya PT Sidomuncul
              PT. SidoMuncul bermula dari sebuah industri rumah tangga pada tahun 1940, dikelola oleh Ibu Rahkmat Sulistio di Yogyakarta, dan dibantu oleh tiga orang karyawan. Banyaknya permintaan terhadap kemasan jamu yang lebih praktis, mendorong beliau memproduksi jamu dalam bentuk yang praktis (serbuk), seiring dengan kepindahan beliau ke Semarang , maka pada tahun 1951 didirikan perusahan sederhana dengan nama SidoMuncul yang berarti "Impian yang terwujud" dengan lokasi di Jl. Mlaten Trenggulun. Dengan produk pertama dan andalan, Jamu Tolak Angin, produk jamu buatan Ibu Rakhmat mulai mendapat tempat di hati masyarakat sekitar dan permintaannyapun selalu meningkat. Dalam perkembangannya, pabrik yang terletak di Jl. Mlaten Trenggulun ternyata tidak mampu lagi memenuhi kapasitas produksi yang besar akibat permintaan pasar yang terus meningkat, dan di tahun 1984 pabrik dipindahkan ke Lingkungan Industri Kecil di Jl. Kaligawe,Semarang.
              b. Bahan- bahan pembuatan jamu Sidomuncul
              Bahan utama pembuatan jamu ini dari berbagai tanaman, terutama berupa rimpang seperti kunyit, namun ada juga bahan tambahan untuk pembuatan jamu seperti gula, susu, klimang dan madu. Adapun bagian-bagian tanaman yang dimanfaatkan diantaranya :
1.      Buah                :           merica
2.      Daun               :           sirsak, cengkihs
3.      Akar                :           alang-alang
4.      Ranting           :           kayu manis
              Obat dari bahan tumbuh-tumbuhan, mempunyai keunggulan dibandingkan dengan obat kimia murni. Keunggulannya antara lain dalam hal khasiat yang lebih baik serta efek samping yang lebih kecil daripada obat berbahan kimia murni.Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. Tumbuhan obat mengandung sekelompok zat aktif, yang secara kimia berbeda-beda rumus molekulnya. Oleh karena itu jika salah satu bagian tumbuhan obat itu digunakan, maka zat-zat aktif tersebut saling berinteraksi, sehingga khasiat yang ditunjukkan adalah merupakan hasil akhir (resultante) antar aksi zat-zat aktif tersebut.
              Dalam tulisan yang berjudul " Drugs Used In The Chemotherapy of Protozoal Infections " atau obat-obatan kimia yang digunakan dalam pengobatan Protozoa, dalam buku The Pharmacological Basis of Therapeutics atau Dasar Farmakologik Pengobatan, Lelie T. Webster Jr. menyatakan bahwa, walaupun rumus molekul zat-zat berkhasiat dalam suatu tumbuhan itu berbeda-beda, namun umumnya memiliki inti molekul yang sama. Selanjutnya, zat-zat yang memilki inti molekul yang sama itu memilki khasiat yang sama, hanya saja besar kecil atau kuat lemahnya berbeda, atau bahkan kadang jenis khasiat zat yang satu berlawanan dengan yang satunya, sehingga jika dicampur maka akan saling menguatkan atau melemahkan yang lainnya.
              Sebagai contoh kulit kina. Bahan ini mengandung alkaloid-alkaloid antara lain kinina, sinkonina, kinidina, dan sinkonidina. Zat-zat ini memiliki inti molekul yang sama, yaitu kinolina, maka semua zat ini memiliki khasiat yang sama, misalnya sebagai antipiretika (penurun demam), analgetik (penghilang nyeri), anti malaria dan anti aritmia jantung (anti denyut jantung yang tidak seirama), namun kekuatan atau besarnya saja yang berbeda. Demikian juga efek sampingnya sama jenisnya seperti pusing kepala dan berdengingnya telinga yang ditimbulkan oleh zat kinina, namun besar dan kuatnya saja yng berbeda.
              Dengan demikian maka jika digunakan obat dari bahan tumbuhan seperti telah diuraikan, khasiatnya merupakan hasil akhir antar aksi semua jenis zat kandungan bahan tumbuhan tersebut, yaitu lebih baiknya khasiat dan lebih kecilnya efek samping obat dari bahan alam tumbuhan tersebut. Hal yang demikian itu tak dapat ditunjukkan oleh zat kimia tunggal murni, karena baik khasiat maupun efek sampingnya adalah murni berasal dari zat kimia tersebut, dan tidak ada yang mempengaruhinya.
              Bahwa obat dari bahan tumbuhan memiliki khasiat yang lebih baik dan efek samping yang lebih kecil daripada obat kimia murni dapat ditunjukkan pada kenyataan berikut : Jika kita menggunakan akar pulai pandak dan reserpina (zat kandungan akar pulai pandak) untuk pengobatan penyakit tekanan darah tinggi kemudian hasilnya dibandingkan, maka akan dapat diketahui bahwa penggunaan akar pulai pandak memberi khasiat yang lebih baik dan efek samping yang lebih kecil daripada reserpina. Hal itu dapat diketahui dari kenyataan bahwa jika untuk memberikan efek penurunan tekanan darah yang diharapkan, kita menggunakan reserpina murni akan diperlukan 1 mg, sedang jika digunakan akar pulai pandak cukup cukup hanya menggunakan 250 mg saja. Akar pulai pandak sejumlah ini hanya mengandung ¼ mg reserpina, hal ini berarti bahwa penggunaan akar pulai pandak lebih efektif daripada reserpina murni, sehingga berkhasiat dan efek sampingnya lebih kecil dari reserpina murni tunggal.
              Terdapat pula kenyataan lain bahwa jika 4 bagian verodoksin, salah satu zat kandungan daun Digitalis dicampur dengan 6 bagian digitoksin zat kandungan daun Digitalis pula, ternyata daya pengobatannya setara dengan daya pengobatan 10 bagian digitoksin. Dengan demikian campuran tersebut lebih efektif daripada digitoksin saja, sedang efek sampingnya ternyata lebih kecil. Hal ini membuktikan bahwa daun Digitalis yang mengandung verodoksin dan digitoksin itu lebih efektif daripada digitoksin murni dan jelas pula seperti halnya akar pulai pandak, efek sampingnya akan lebih kecil daripada digitoksin murni tunggal.
              Dengan kedua kenyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan, bahwa obat dari bahan tumbuhan lebih efektif dan lebih kecil efek sampingnya dibandingkan dengan obat kimia murni. Namun pernyataan di atas jangan disalah artikan bahwa obat dari bahan tumbuhan tersebut tidak punya efek samping, adalah keliru. Daun kecubung misalnya, yang mengandung zat antropina, jelas memilki efek samping yang keras. Namun efek sampingnya tetap lebih kecil jika dibandingkan dengan zat antropina murni.
              c. Proses produksi jamu Sidomuncul
Proses produksi ditempat ini berlangsung selama 24 jam dengan tiga tim, yakni :
1.      Pagi – siang
2.      Siang – malam
3.      Malam – pagi
Adapun proses produksi bahan menjadi produk dengan cara :
Ø  Diproses di extraction center dan diproduksi di pabrik yang modern dan higienis dengan standar farmasi (Good Manufacturing Practice).
Ø  Menggunakan bahan alami terstandarisasi (artinya setiap batch produksi mengandung jumlah bahan berkhasiat yang sama).
Ø  Melalui uji toksisitas (keamanan) dan didukung berbagai referensi ilmiah.
Ø  Dianalisa di laboratorium yang terakreditasi.
Ø  Melakukan uji mikrobiologi (angka jamur, angka kapang, jamur dan bakteri berbahaya) termasuk aflatoksin (zat toksin yang dikeluarkan oleh adanya Aspegillus flavus. Jamur ini banyak terdapat pada rimpang tanaman - yang bersentuhan dengan tanah) Saat ini, SidoMuncul merupakan satu-satunya pabrik jamu dan farmasi yang melakukan uji aflatoksin di Indonesia.
Ø  Melakukan uji stabilitas untuk menentukan masa kadaluarsa produk dengan menggunakan alat yang disebut klamatik chamber, bukan berdasarkan referensi atau perkiraan.
d.   Produk yang di hasilkan PT Sidomuncul
Industri jamu juga senantiasa mengikuti perkembangan jaman dan permintaan konsumen. Pengembangan Industri jamu yang berbasiskan tanaman obat alami / bahan natural, dapat dikembangkan dalam berbagai bidang produk, antara lain :
1.HerbalMedicine
2.Herbal Food
3.Herbal Drinks
4. Herbal Cosmetics
5. Herbal Candy
6. Herbal Tea
7. Herbal Flower
              e. Proses distribusi dan marketing produk Sidomuncul
Secara pasti PT. SidoMuncul bertekad untuk mengembangkan usaha di bidang jamu yang benar dan baik. Tekad ini membuat perusahaan menjadi lebih berkonsentrasi dan inovatif. Disamping itu diikuti dengan pemilihan serta penggunaan bahan baku yang benar, baik mengenai jenis, jumlah maupun kualitasnya akan menghasilkan jamu yang baik.
Untuk mewujudkan tekad tersebut, semua rencana pengeluaran produk baru selalu didahului oleh studi literatur maupun penelitian yang intensif, menyangkut keamanan, khasiat maupun sampling pasar. Untuk memberikan jaminan kualitas, setiap langkah produksi mulai dari barang datang , hingga produk sampai ke pasaran, dilakukan dibawah pengawasan mutu yang ketat. Seluruh karyawan juga bertekad untuk mengadakan perbaikan setiap saat, sehingga diharapkan semua yang dilakukan dapat lebih baik dari sebelumnya.
PT Sidomuncul tidak hanya memasarkan produknya di wilayah Indonesia, namun juga melakukan ekspor ke negara lain seperti ke daerah Eropa, Amerika, Jepang dan negara-negara di Asia tenggara.
f.Sistem ketenagakerjaan PT Sidomuncul
Karyawan di PT Sidomuncul ini ada sekitar 3.000 orang, tenaga kerja bukan hanya di ambil dari daerah sekitar Jawa Tengah saja, namun juga dari daerah lain dengan melalui syarat diantaranya :
1.      Melakukan tes akademik bidang khusus
2.      Melakukan tes psikotes
3.      Melakukan tes kesehatan
4.      Melakukan tes wawancara
5.      Minimal lulusan SMA
Adapula tata tertib karyawan yang harus dipatuhi diantaranya :
1.      Disiplin
2.      Tidak boleh telat
3.      Melakukan cek absen
4.      Dilarang memakai Handphone saat bekerja, namun boleh di pakai pada saat istirahat.

g. Keistimewaan dan peranan Sidomuncul dalam industri obat di Indonesia
              Guna mengakomodir demand pasar yang terus bertambah, maka pabrik mulai dilengkapi dengan mesin-mesin modern, demikian pula jumlah karyawannya ditambah sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan ( kini jumlahnya mencapai lebih dari 2000 orang ).
Untuk mengantisipasi kemajuan dimasa datang, dirasa perlu untuk membangun unit pabrik yang lebih besar dan modern, maka di tahun 1997 diadakan peletakan batu pertama pembangunan pabrik baru di Klepu, Ungaran oleh Sri Sultan Hamengkubuwono ke-10 dan disaksikan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan saat itu, Drs. Wisnu Kaltim.
Pabrik baru yang berlokasi di Klepu, Kec. Bergas, Ungaran, dengan luas 29 ha tersebut diresmikan oleh Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia, dr. Achmad Sujudi pada tanggal 11 November 2000. Saat peresmian pabrik, SidoMuncul sekaligus menerima dua sertifikat yaitu Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) dan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) setara dengan farmasi, dan sertifikat inilah yang menjadikan PT. SidoMuncul sebagai satu-satunya pabrik jamu berstandar farmasi. Lokasi pabrik sendiri terdiri dari bangunan pabrik seluas 7 hektar, lahan Agrowisata ,1,5 hektar, dan sisanya menjadi kawasan pendukung lingkungan pabrik.
 Trend kehidupan masyarakat kini makin mengarah pada “ Back To Nature “ atau kembali ke alam. Kondisi tersebut juga mendorong total permintaan pada produk-produk berbahan alamipun meningkat. Untuk Indonesia, yang sudah dikenal sebagai Mega Bio-Diversity, Mega Centre keanekaragaman hayati terbesar di dunia, detailsnya terdapat + 300.000 jenis tumbuhan dan + 7000 berkhasiat obat ( 90 % spesies tumbuhan di kawasan Asia ), yang juga menjadi bahan 45 obat penting di Amerika dan 14 spesies diantaranya berasal dari Indonesia.
Sadar akan potensi tanaman Indonesia yang alami dan berlimpah, SidoMuncul menjadikannya asset, yang   kedepannya   akan  makin  memantapkan  diri dalam memproduksi obat-obatan alam, serta bertransformasi menjadi industri farmasi. Seluruh proses produksi dijalankan berdasarkan Standard Operation Procedure (SOP) berdasarkan CPOB ( Cara Pembuatan Obat yang Benar ) – setara farmasi, telebih SidoMuncul merupakan perusahaan Jamu pertama di Indonesia yang meperoleh serifikat tersebut. Pastinya, seluruh produk SidoMuncul telah lulus uji toksisitas hingga uji khasiat sehingga terjamin uality Controlnya. Selain PT. SidoMuncul juga didukung dengan serangkaian fasilitas laboratorium lengkap dan peranan Research Development Dept. Menjadi bagian dari kehidupan masyarakat, inilah yang selalu diangankan oleh SidoMuncul. Tidak hanya dengan menghadirkan produk-produk berkelas yang aman dan berkhasiat, tetapi juga membaur dengan masyarakat melalui program Mudik Lebaran Gratis para penjual jamu, serta penganugerahan penghargaan bagi insan-insan berdedikasi tinggi di bidang kemanusiaan, SidoMuncul Award.  Diatas semuanya, SidoMuncul senantiasa menjaga kualitas produk dan melahirkan berbagai inovasi, guna mengakomodir kebutuhan kesehatan masyarakat.

3. Candi Borobudur
1.      Sejarah pembangunan Candi Borobudur
Tidak ditemukan bukti tertulis yang menjelaskan siapakah yang membangun Borobudur dan apa kegunaannyaaktu pembangunannya diperkirakan berdasarkan perbandingan antara jenis aksara yang tertulis di kaki tertutup Karmawibhangga dengan jenis aksara yang lazim digunakan pada prasasti kerajaan abad ke-8 dan ke-9. Diperkirakan Borobudur dibangun sekitar tahun 800 masehi. Kurun waktu ini sesuai dengan kurun antara 760 dan 830 M, masa puncak kejayaan wangsa Syailendra di Jawa Tengah, yang kala itu dipengaruhi Kemaharajaan Sriwijaya. Pembangunan Borobudur diperkirakan menghabiskan waktu 75 - 100 tahun lebih dan benar-benar dirampungkan pada masa pemerintahan raja Samaratungga pada tahun 825.
Terdapat kesimpangsiuran fakta mengenai apakah raja yang berkuasa di Jawa kala itu beragama Hindu atau Buddha. Wangsa Sailendra diketahui sebagai penganut agama Buddha aliran Mahayana yang taat, akan tetapi melalui temuan prasasti Sojomerto menunjukkan bahwa mereka mungkin awalnya beragama Hindu Siwa. Pada kurun waktu itulah dibangun berbagai candi Hindu dan Buddha di Dataran Kedu. Berdasarkan Prasasti Canggal, pada tahun 732 M, raja beragama Siwa Sanjaya memerintahkan pembangunan bangunan suci Shiwalingga yang dibangun di perbukitan Gunung Wukir, letaknya hanya 10 km (6.2 mil) sebelah timur dari Borobudur Candi Buddha Borobudur dibangun pada kurun waktu yang hampir bersamaan dengan candi-candi di Dataran Prambanan, meskipun demikian Borobudur diperkirakan sudah rampung sekitar 825 M, dua puluh lima tahun lebih awal sebelum dimulainya pembangunan candi Siwa Prambanan sekitar tahun 850 M.
Pembangunan candi-candi Buddha — termasuk Borobudur — saat itu dimungkinkan karena pewaris Sanjaya, Rakai Panangkaran memberikan izin kepada umat Buddha untuk membangun candi. Bahkan untuk menunjukkan penghormatannya, Panangkaran menganugerahkan desa Kalasan kepada sangha (komunitas Buddha), untuk pemeliharaan dan pembiayaan Candi Kalasan yang dibangun untuk memuliakan Bodhisattwadewi Tara, sebagaimana disebutkan dalam Prasasti Kalasan berangka tahun 778 Masehi. Petunjuk ini dipahami oleh para arkeolog, bahwa pada masyarakat Jawa kuno, agama tidak pernah menjadi masalah yang dapat menuai konflik, dengan dicontohkan raja penganut agama Hindu bisa saja menyokong dan mendanai pembangunan candi Buddha, demikian pula sebaliknya. Akan tetapi diduga terdapat persaingan antara dua wangsa kerajaan pada masa itu — wangsa Syailendra yang menganut Buddha dan wangsa Sanjaya yang memuja Siwa — yang kemudian wangsa Sanjaya memenangi pertempuran pada tahun 856 di perbukitan Ratu Boko. Ketidakjelasan juga timbul mengenai candi Lara Jonggrang di Prambanan, candi megah yang dipercaya dibangun oleh sang pemenang Rakai Pikatan sebagai jawaban wangsa Sanjaya untuk menyaingi kemegahan Borobudur milik wangsa Syailendra, akan tetapi banyak pihak percaya bahwa terdapat suasana toleransi dan kebersamaan yang penuh kedamaian antara kedua wangsa ini yaitu pihak Sailendra juga terlibat dalam pembangunan Candi Siwa di Prambanan.
Menurut data sejarah Candi Borobudur dibangun pada masa pemerintahan Wangsa Syailendra sekitar tahun 800-an Masehi. Dengan terjadinya perubahan budaya dan keyakinan dari penganut Buddha dan Hindu menjadi Islam pada masyarakat setempat maka Candi Borobudur sempat terlupakan dan hilang selama berabad – abad karena terkubur oleh tanah dan debu vulkanik. Keadaannya menjadi lebih buruk karena telah ditumbuhi pohon dan semak belukar dan lebih menyerupai bukit daripada sebuah candi yang luar biasa. Oleh Sir Thomas Stamford Raffles seorang Gubernur Jenderal Inggris atas Jawa, akhirnya Candi Borobudur ditemukan kembali pada tahun 1814 lalu dipugar.  Sayangnya sampai saat ini belum ditemukan alasan sesungguhnya yang menjadi penyebab Candi Borobudur terlupakan dan terkubur sampai berabad – abad dibawah tanah.  
2.      Arsitektur Candi Borobudur
Candi Borobudur memiliki struktur dasar punden berundak, dengan enam pelataran berbentuk bujur sangkar, tiga pelataran berbentuk bundar melingkar dan sebuah stupa utama sebagai puncaknya. Selain itu tersebar di semua pelatarannya beberapa stupa. Candi Borobudur didirikan di atas sebuah bukit atau deretan bukit-bukit kecil yang memanjang dengan arah Barat-Barat Daya dan Timur-Tenggara dengan ukuran panjang ± 123 m, lebar ± 123 m dan tinggi ± 34.5 m diukur dari permukaan tanah datar di sekitarnya dengan puncak bukit yang rata. Candi Borobudur juga terlihat cukup kompleks dilihat dari bagian-bagian yang dibangun. Terdiri dari 10 tingkat dimana tingkat 1-6 berbentuk persegi dan sisanya bundar. Dinding candi dipenuhi oleh gambar relief sebanyak 1460 panel. Terdapat 504 arca yangmelengkapicandi.

Material Penyusun Candi
            Inti tanah yang berfungsi sebagai tanah dasar atau tanah pondasi Candi Borobudur dibagi menjadi 2, yaitu tanah urug dan tanah asli pembentuk bukit. Tanah urug adalah tanah yang sengaja dibuat untuk tujuan pembangunan Candi Borobudur, disesuaikan dengan bentuk bangunan candi. Menurut Sampurno Tanah ini ditambahkan di atas tanah asli sebagai pengisi dan pembentuk morfologi bangunan candi. Tanah urug ini sudah dibuat oleh pendiri Candi Borobudur, bukan merupakan hasil pekerjaan restorasi. Ketebalan tanah urug ini tidak seragam walaupun terletak pada lantai yang sama, yaitu antara 0,5-8,5 m.

            Batuan penyusun Candi Borobudur berjenis andesit dengan porositas yang tinggi, kadar porinya sekitar 32%-46%, dan antara lubang pori satu dengan yang lain tidak berhubungan. Kuat tekannya tergolong rendah jika dibandingkan dengan kuat tekan batuan sejenis. Dari hasil penelitian Sampurno (1969), diperoleh kuat tekan minimum sebesar 111 kg/cm2 dan kuat tekan maksimum sebesar 281 kg/cm2. Berat volume batuan antara 1,62t/m3. Misteri Cara Membangun Candi
            Data mengenai candi ini baik dari sisi design, sejarah, dan falsafah bangunan begitu banyak tersedia. Banyak ahli sejarah dan bangunan purbakala menulis mengenai keistimewaan candi ini. Hasil penelusuran data baik di buku maupun internet, tidak ada satupun yang sedikit mengungkapkan mengenai misteri cara pembangunan candi. Satu-satunya informasi adalah tulisan mengenai sosok Edward Leedskalnin yang aneh dan misterius. Dia mengatakan “Saya telah menemukan rahasia-rahasia piramida dan bagaimana cara orang Mesir purba, Peru, Yucatan dan Asia (Candi Borobudur) mengangkat batu yang beratnya berton-ton hanya dengan peralatan yang primitif.” Edward adalah orang yang membangun Coral Castle yang terkenal. Beberapa orang lalu memperkirakan bagaimana cara kerja dia untuk mengungkap misteri tentang pengetahuan dia bagaimana bangunan purba dibangun.

Berikut pendapat beberapa orang dan ahli mengenai cara Edward membangun Coral Castle:

            Ada yang mengatakan bahwa ia mungkin telah berhasil menemukan rahasia para arsitek masa purba yang membangun monumen seperti piramida dan Stonehenge.
Ada yang mengatakan mungkin Edward menggunakan semacam peralatan anti gravitasi untuk membangun Coral Castle. David Hatcher Childress, penulis buku Anty Gravity and The World Grid, memiliki teori yang menarik. Menurutnya wilayah Florida Selatan yang menjadi lokasi Coral Castle memiliki diamagnetik kuat yang bisa membuat sebuah objek melayang. Apalagi wilayah Florida selatan masih dianggap sebagai bagian dari segitiga bermuda. David percaya bahwa Edward Leedskalnin menggunakan prinsip diamagnetik jaring bumi yang memampukannya mengangkat batu besar dengan menggunakan pusat massa. David juga merujuk pada buku catatan Edward yang ditemukan yang memang menunjukkan adanya skema-skema magnetik dan eksperimen listrik di dalamnya. Walaupun pernyataan David berbau sains, namun prinsip-prinsip esoterik masih terlihat jelas di dalamnya.
            Penulis lain bernama Ray Stoner juga mendukung teori ini. Ia bahkan percaya kalau Edward memindahkan Coral Castle ke Homestead karena ia menyadari adanya kesalahan perhitungan matematika dalam penentuan lokasi Coral Castle. Jadi ia memindahkannya ke wilayah yang memiliki keuntungan dalam segi kekuatan magnetik. Akhirnya didapat foto yang berhasil diambil pada waktu Edward mengerjakan Coral Castle menunjukkan bahwa ia menggunakan cara yang sama yang digunakan oleh para pekerja modern, yaitu menggunakan prinsip yang disebut block and tackle.
            Beda Coral Castle beda pula Candi Borobudur. Coral Castle masih menungkinkan menggunakan Block dan Tackle. Untuk Candi Borobudur rasanya block dan tackle pun masih belum ada. Lalu bagaimana sebenarnya cara membuat Candi ini?. Misteri yang belum terungkap berdasarkan informasi di atas. Saya coba mulai berfikir ulang terlepas dari misteri dengan mencoba menganalisis data-data yang ada.
Ada beberapa aspek yang diperhatikan sebelum memperkirakan bagaimana candi ini dibangun, yaitu:
            Bentuk bangunan. Candi ini berbentuk tapak persegi ukuran panjang ± 123 m, lebar ± 123 m dan tinggi ± 42 m. Luas 15.129 m2. Volume material utama. Material utama candi ini adalah batuan andesit berporositas tinggi dengan berat jenis 1,6-2,0 t/m3. Diperkirakan terdapat 55.000 m3 batu pembentuk candi atau sekitar 2 juta batuan dengan ukuran batuan berkisar 25 x 10 x 15 cm. Berat per potongan batu sekitar 7,5 – 10 kg.
            Konstruksi bangunan. Candi borobudur merupakan tumpukan batu yang diletakkan di atas gundukan tanah sebagai intinya, sehingga bukan merupakan tumpukan batuan yang masif. Inti tanah juga sengaja dibuat berundak-undak dan bagian atasnya diratakan untuk meletakkan batuan candi.Setiap batu disambung tanpa menggunakan semen atau perekat. Batu-batu ini hanya disambung berdasarkan pola dan ditumpuk. Semua batu tersebut diambil dari sungai di sekitar candi borobudur.
            Candi borobudur merupakan bangunan yang kompleks dilihat dari bagian-bagian yang dibangun. Terdiri dari 10 tingkat dimana tingkat 1-6 berbentuk persegi dan sisanya bundar. Dinding candi dipenuhi oleh gambar relief sebanyak 1460 panel. Terdapat 505 arca yang melengkapi candi. Teknologi yang tersedia. Pada saat itu belum ada teknologi angkat dan pemindahan material berat yang memadai. Diperkirakan menggunakan metode mekanik sederhana.  Perkiraan jangka waktu pelaksanaan. Tidak ada informasi yang akurat. Namun beberapa sumber menyebutkan bahwa candi borobudur dibangun mulai 824 m – 847 m. Ada referensi lain yang menyebut bahwa candi dibangun dari 750 m hingga 842 m atau 92 tahun.
Pembangunan candi dilakukan bertahap. Pada awalnya dibangun tata susun bertingkat. Sepertinya dirancang sebagai piramida berundak. Tetapi kemudian diubah. Sebagai bukti ada tata susun yang dibongkar. Tahap kedua, pondasi borobudur diperlebar, ditambah dengan dua undak persegi dan satu undak lingkaran yang langsung diberikan stupa induk besar. Tahap ketiga, undak atas lingkaran dengan stupa induk besar dibongkar dan dihilangkan dan diganti tiga undak lingkaran. Stupa-stupa dibangun pada puncak undak-undak ini dengan satu stupa besar di tengahnya.tahap keempat, ada perubahan kecil, yakni pembuatan relief perubahan pada tangga dan pembuatan lengkung di atas pintu.
      Suatu hal yang unik, bahwa candi ini ternyata memiliki arsitektur dengan format menarik atau terstruktur secara matematika. Setiap bagain kaki, badan dan kepala candi selalu memiliki perbandingan 4:6:9. Penempatan-penempatan stupanya juga memiliki makna tersendiri, ditambah lagi adanya bagian relief yang diperkirakan berkatian dengan astronomi menjadikan borobudur memang merupakan bukti sejarah yang menarik untuk di amati.
            Jumlah stupa di tingkat arupadhatu (stupa puncak tidak di hitung) adalah: 32, 24, 26 yang memiliki perbandingan yang teratur, yaitu 4:3:2, dan semuanya habis dibagi 8. Ukuran tinggi stupa di tiga tingkat tsb. Adalah: 1,9m; 1,8m; masing-masing bebeda 10 cm. Begitu juga diameter dari stupa-stupa tersebut, mempunyai ukuran tepat sama pula dengan tingginya:1,9m;1,8m;1,7m.
           
Beberapa bilangan di borobudur, bila dijumlahkan angka-angkanya akan berakhir menjadi angka 1 kembali. Diduga bahwa itu memang dibuat demikian yang dapat ditafsirkan: Angka 1 melambangkan ke-esaan sang adhi buddha. Jumlah tingkatan borobudur adalah 10, angka-angka dalam 10 bila dijumlahkan hasilnya : 1 + 0 = 1. Jumlah stupa di arupadhatu yang didalamnya ada patung-patungnya ada : 32 + 24 + 16 + 1 = 73, angka 73 bila dijumlahkan hasilnya: 10 dan seperti diatas 1 + 0 = 10. Jumlah patung-patung di borobudur seluruhnya ada 505 buah. Bila angka-angka didalamnya dijumlahkan, hasilnya 5 + 0 + 5 = 10 dan juga seperti diatas 1 + 0 = 1.
            Melihat data-data di atas, tentunya masih bersifat perkiraan, saya mencoba memberikan beberapa analisa yang mudah-mudahan dapat dikomentari sebagai usaha kita menguak misteri yang ada sebagai berikut:
1.      dari data yang ada disebutkan bahwa ukuran batu candi adalah sekitar 25 x 10 x 15 cm dengan berat jenis batu adalah 1,6 – 2 ton/m3, ini berarti berat per potongan batu hanya sekitar maksimum 7.5 kg (untuk berat jenis 2 t/m3). Potongan batu ternyata sangat ringan. Untuk batuan seberat itu, rasanya tidak perlu teknologi apapun. Masalah yang mungkin muncul adalah medan miring yang harus ditempuh.
Medan miring secara fisika membuat beban seolah-olah menjadi lebih berat. Hal ini karena penguraian gaya menyebabkan ada beban horizontal sejajar kemiringan yang harus dipikul. Namun dengan melihat kenyataan bahwa berat per potongan batu adalah hanya 7.5 kg, rasanya masalah medan miring yang beundak-undak tidak perlu dipermasalahkan. Kesimpulannya adalah proses pengangkutan potongan batu dapat dilakukan dengan mudah dan tidak perlu teknologi apapun.

2. sumber material batu diambil dari sungai sekitar candi. Hal ini berarti jarak antara quarry dan site sangat dekat. Walaupun jumlahnya mencapai 2.000.000 potongan, namun ringannya material tiap potong batu dan dekatnya jarak angkut, hal ini berarti proses pengangkutan pun dapat dilakukan dengan mudah tanpa perlu teknologi tertentu.

3. candi dibangun dalam jangka waktu yang cukup lama. Ada yang mengatakan 23 tahun ada juga yang mengatakan 92 tahun. Jika berasumsi paling cepat 23 tahun. Mari kita berhitung soal produktifitas pemasangan batu. Jika persiapan lahan dan material awal adalah 2 tahun, maka masa pemasangan batu adalah 21 tahun atau 7665 hari.

Terdapat 2 juta potong batu. Produktifitas pemasangan batu adalah 2000000/7665 = 261 batu/hari. Produktifitas ini rasanya sangat kecil. Tidak perlu cara apapun untuk menghasilkan produktifitas yang kecil tersebut. Apalagi menggunakan data durasi pelaksanaan yang lebih lama.
4. lamanya proses pembuatan candi dapat disebabkan ada perubahan-perubahan design yang dilakukan selama pelaksanaannya. Hal ini mungkin dikeranakan adanya pergantian penguasa (raja) selama proses pembangunan candi.
5. borobudur dilihat secara fisik begitu impresif. Memiliki 10 lantai dengan bentuk persegi dan lingkaran. Memiliki relief sepanjang dinding dan arca dalam jumlah yang banyak. Candi ini begitu memperhatikan falsafah yang terkandung dalam ukuran-ukurannya. Hal ini membuktikan bahwa candi dibangun dengan konsep design yang cukup baik.
6. candi borobudur adalah candi terbesar. Candi borobudur juga terlihat kompleks dilihat dari design arsitekturalnya terdiri dari 10 tingkat dimana tingkat 1-6 berbentuk persegi dan sisanya bundar. Dinding candi dipenuhi oleh gambar relief sebanyak 1460 panel. Terdapat 504 arca yang melengkapi candi.
     3. Keistimewaan Candi Borobudur
Banyak orang di seluruh dunia menjadikan Candi Borobudur sebagai tempat yang wajib dikunjungi dalam hidupnya. Banyak teori yang berusaha menjelaskan asal kata Borobudur. Salah satunya menyatakan bahwa nama ini kemungkinan berasal dari kata Sambharabhudhara, yaitu artinya "gunung" (bhudara) di mana di lereng-lerengnya terletak teras-teras. Selain itu terdapat beberapa etimologi rakyat lainnya. Misalkan kata borobudur berasal dari ucapan "para Buddha" yang karena pergeseran bunyi menjadi borobudur. Penjelasan lain ialah bahwa kata Borobudur berasal dari kata bara dan budur. Bara/vihara artinya kompleks candi dan budur atau beduhur artinya di atas atau bukit. Jadi, borobudur bisa diartikan sebagai kompleks candi yang berada di atas bukit.

Luas bangunan Candi Borobudur adalah 123 x 123 m dengan tinggi bangunan 34,5 m dan memiliki 1460 relief, 504 Arca Buddha, serta 72 stupa. Candi Borobudur memiliki 10 tingkat (melambangkan sepuluh tingkatan Bodhisattva yang harus dilalui untuk mencapai kesempurnaan menjadi Buddha). 10 tingkat tersebut terdiri dari 6 tingkat berbentuk bujur sangkar, 3 tingkat berbentuk bundar melingkar, dan sebuah stupa utama sebagai puncaknya.

Candi Borobudur dibangun sebagai perlambang dari banyak tahapan di dalam teori Budha. Jika dilihat dari atas, Candi Borobudur berbentuk mandala (bentuk tradisional Budha). Mandala adalah pusat dari gabungan antara seni Budha dan Hindu. Bentuk dasar dari banyak mandala Hindu dan Budha adalah persegi dengan empat titik masuk dan titik pusat yang melingkar. Baik dari segi eksterior maupun interior, Candi Borobudur melambangkan tiga zona tingkat kesadaran ditambah satu bidang utama yang menggambarkan kesempurnaan atau nirvana.

Zona pertama adalah Kamadhatu atau dunia fenomena, dunia yang dihuni oleh kebanyakan orang, yang bisa juga diartikan dengan dunia yang masih dikuasai oleh kama atau "nafsu rendah". Tingkat paling bawah Candi Borobudur ini tertutup oleh pondasi penyokong bangunan, sehingga tidak terlihat. Zona Kamadhatu yang tersembunyi ini terdiri dari 160 relief yang menggambarkan kisah Karmawibhangga Sutra, yaitu hukum sebab akibat. Relief-relief di sini menggambarkan hawa nafsu manusia, seperti perampokan, pembunuhan, penyiksaan, dan penistaan. Beberapa bukti menunjukkan bahwa tingkat dasar ini ditambahkan pada bangunan asli candi ini. Alasan penambahan bagian ini tidak 100 % pasti, namun sepertinya untuk stabilitas struktur bangunan dan memperkuat pondasi bangunan atau bisa juga karena alasan religius, yaitu untuk lebih banyak menutupi konten-konten cabul. Bagian tambahan ini tingginya 3.6 m dan lebarnya 6.5 m. Sudut bagian bawah yang tertutup ini telah dibuka secara permanen sehingga pengunjung dapat melihat pondasi yang tersembunyi termasuk beberapa reliefnya.
                                                                                                                                      
Zona 2 Rupadhatu atau dunia transisi, di mana manusia telah terbebas dari hal-hal duniawi, tetapi masih terikat oleh rupa dan bentuk. Tingkatan ini melambangkan alam antara yakni, antara alam bawah dan alam atas. Teras persegi Rupadhatu berisi galeri relief batu pahat, juga rangkaian ceruk yang berisi patung Budha. Secara keseluruhan, terdapat 328 patung Budha di dalam zona yang juga memiliki banyak relief dengan hiasan murni ini. Manuskrip berbahasa Sansekerta digambarkan di dalam zona ini melalui 1300 reliefnya, yaitu Gandhawyuha, Lalitawistara, Jataka, dan Awadana. Relief-relief tersebut berjejer sepanjang 2,5 km. Pada zona ini juga terdapat 1212 panel dekoratif.

Zona 3 Arupadhatu atau dunia tertinggi, tempat tinggal para dewa. Tiga teras yang melingkar ke arah pusat atau kubah stupa menggambarkan kenaikan ke dunia atas. Teras-teras di sini memiliki ornamen yang lebih sedikit, dan lebih mengutamakan kemurnian bentuk. Tingkatan ini melambangkan alam atas, di mana manusia sudah terbebas dari segala keinginan dan ikatan bentuk dan rupa, namun belum mencapai nirwana. Patung-patung Buddha ditempatkan di dalam stupa yang ditutup berlubang-lubang seperti dalam kurungan. Dari luar patung-patung itu masih tampak samar-samar. Total, ada 72 stupa seperti ini. Tingkat paling tinggi yang menggambarkan ketiadaan wujud dilambangkan berupa stupa yang terbesar dan tertinggi. Stupa digambarkan polos tanpa lubang-lubang.
4.Kondisi lingkungan alam, ekonomi dan sosial budaya masyarakat sekitar Borobudur
Candi Borobudur terletak di Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, sekitar 40 km sebelah barat laut Jogjakarta, 7 km arah selatan Kota Magelang, dan 100 km sebelah barat daya Semarang. Kompleks wisata Candi Borobudur menyediakan fasilitas dan akomodasi yang cukup lengkap, seperti hotel/penginapan, restoran/rumah makan, toko-toko cinderamata yang sangat komplit, pom bensin, dan sarana komunikasi, seperti wartel dan warnet. Di sekitar Candi Borobudur, juga banyak andong (sejenis kereta kuda) yang bisa dimanfaatkan untuk berjalan-jalan di sekitar kompleks candi. Sedangkan di dalam kompleks candi, juga terdapat kereta bermesin jika kita capek atau malas berjalan sampai ke bangunan candi. Di dalam kompleks Candi Borobudur juga terdapat museum-museum yang sangat menarik untuk dikunjungi. Harga tiket masuk Candi Borobudur bagi turis lokal atau pemegang KITAS adalah Rp. 15.000, - (Senin-Jumat) dan Rp. 17.500, - (Sabtu-Minggu). Sedangkan untuk turis asing umum adalah 15 US$, sedangkan mahasiswa asing adalah US$ 8.
Terletak sekitar 40 kilometer (25 mil) barat laut dari Kota Yogyakarta, Borobudur terletak di atas bukit pada dataran yang dikeliling dua pasang gunung kembar; Gunung Sundoro-Sumbing di sebelah barat laut dan Merbabu-Merapi di sebelah timur laut, di sebelah utaranya terdapat bukit Tidar, lebih dekat di sebelah selatan terdapat jajaran perbukitan Menoreh, serta candi ini terletak dekat pertemuan dua sungai yaitu Sungai Progo dan Sungai Elo di sebelah timur. Menurut legenda Jawa, daerah yang dikenal sebagai dataran Kedu adalah tempat yang dianggap suci dalam kepercayaan Jawa dan disanjung sebagai 'Taman pulau Jawa' karena keindahan alam dan kesuburan tanahnya.
4. Pusat Penjualan Bakpia Pathok
1. Sejarah Bakpia Pathok
Lahir di kampung Pathuk pada tahun 1970-an, bakpia pada mulanya hanyalah industri rumahan. Seluruh proses produksi dilakukan dengan sederhana, mulai dari pemilihan bahan, proses pembuatan, hingga pengemasan, semua dilakukan secara manual dengan kapasitas produksi terbatas.
Makanan asal daratan tiongkok ini, pada saat itu masih dijajakan dengan cara berkeliling kampung dan orang perorang. Seiring berjalannya waktu, kemudian bakpia semakin populer, serta makin banyak dikenal oleh masyarakat luas, ditambah dengan akulturasi budaya menjadikan makanan yang memiliki nama asli Tou Luk Pia ini tidak saja dibeli warga keturunan tionghoa, tapi juga digemari masyarakat jawa yang tinggal di Yogyakarta.
Hingga kemudian kelezatan bakpia terdengar sampai ke berbagai penjuru tanah air, serta mampu mengundang para pelancong untuk datang dan berkunjung. Baik dari hanya melirik, mencicipi hingga kemudian membeli makanan ini, dan kemudian dijadikan sebagai oleh-oleh khas dari Yogyakarta.
“Bakpia Pathok 25 dirintis oleh ibu dari pimpinan kami Bapak Arlen Sanjaya yaitu Ibu Tan Aris Nio. Beliau memulai usaha ini dari proses coba-coba dengan hanya satu orang pegawai saja serta dibantu oleh lima putra putri beliau termasuk Bapak Arlen Sanjaya,” jawab Mbak Tira. Bakpia sebenarnya berasal dari negeri Cina dengan nama Tau Luk Pia, yang memiliki arti kue kacang hijau. Kue ini mulai diproduksi di kampung Pathuk Yogyakarta sejak tahun 1948. Pada waktu itu, bakpia masih diperdagangkan secara eceran dan pengemasannya pun masih menggunakan besek (tempat dari anyaman bambu) tanpa merk dan peminatnya pun masih terbatas.
Di tahun 1980an, nama Bakpia Pathok 25 sudah dipatenkan menjadi merk dagang dengan diiringi perubahan kemasan dari besek ke kardus. Di saat yang sama, ide tersebut diikuti dengan munculnya bakpia-bakpia lain dengan merk dagang yang sama dengan nomor berbeda. Demikian pesatnya perkembangan industri bakpia hingga menjadi salah satu ciri khas kuliner di kota Jogja hingga sekarang ini.

Produk bakpia pathok 25
Dengan perjuangan yang gigih pantang menyerah, Ibu Tan Aris Nio mampu menjadikan Bakpia Pathok 25  menjadi makanan khas kota Jogja bercitra rasa istimewa. Keberhasilan beliau tidak terlepas dari proses regenerasi beliau dalam menjalankan usaha bisnisnya kepada putranya Bapak Arlen Sanjaya sehingga menjadikan Bakpia Pathok 25 menjadi besar. Sampai sekarang ini Bakpia Pathuk 25 memiliki beberapa cabang penjualan resmi yaitu Toko Ongko Joyo di Jalan AIPTU KS Tubun no 65, Pasar Pathok Jl. Bhayangkara, Toko Kembang Jaya dan Bandara Jaya di jalan Laksda Adisutjipto KM. 9 serta KM. 11.5.
2.Cara pembuatan bakpia
Bahan-bahan :
1. Bahan kulit Bakpia :
  • 125 gram tepung terigu rendah protein
  • 65 gram tepung terigu tinggi protein
  • 100 ml air 
  • 2 sendok makan gula pasir
  • 1/2 sendok makan garam
  • 200 ml minyak sayur 
  • (untuk campuran adonan 50 ml dan untuk rendaman 150 ml) 
2. Bahan Lapisan Bakpia :
  •  65 gram tepung terigu rendah protein
  • 25 ml minyak sayur
  • 1/2 sendok makan margarine
3. Bahan Isian Bakpia :
  • 100 gram kacang ijo/kacang hijau yang telah dikupas (rendam semalaman)
  • 150 ml santan (dari 1/2 butir kelapa)
  • 1/8 sendok teh garam
  • 1 lembar daun pandan
  • 25 gram gula pasir
  • 50 gram gula merah atau gula jawa
  • 1 sendok makan minyak

Cara Membuat Bakpia Pathok Khas Jogja :
  1. Membuat Bahan Isian Bakpia : Kukus kacang ijo yang sudah ditiriskan, selama kurang lebih 20 menit sampai kacang mengembang, lalu angkat. 
  2. Masukan gula pasir, gula merah, garam, santan dan daun pandan, masak hingga mengental rata (kalis), tambahkan minyak sebelum api dimatikan. Aduk campuarn tersebut hingga mengental rata (kalis) dan licin. Angkat lalu tunggu sampai agak dingin lalu bentukla menjadi bola-bola kecil.
  3. Membuat Bahan Lapisan Bakpia : aduk semua bahan lapisan hingga rata, lalu sisihkan.
  4. Membuat Bahan Kulit Bakpia : panaskan air tidak sampai mendidih, masukan gula aduk sampai gula larut semua dan merata lalu angkat. campurkan terigu dan garam hingga rata, tuangakan air larutan gula sedikit demi sedikit sambil diuleni hingga merata.
  5. Tuangkan minyak sayur sambil diuleni hingga merata dan kalis.
  6. Ambil adonan kira-kira 10 gram. Pipihkan adonan, lalu ambil sedikit adonan lapisan, ratakan diatas permukaan adonan sebelumnya hingga rata.
  7. Lipat adonan dan rekatkan ujungnya membentuk bulatan.
  8. Rendam adonan bulat ke dalam minyak yang tersisa selama kira-kira 15 menit.
  9. Pipihkan adonan sampai agak tipis, lalu isi dengan adonan bahan isian, bentuk bulat pipih.
  10. Panggang adonan yang sudah diisi kedalam oven dengan temperatur 200 derajat C smapai matang kira-kira 15-20 menit. Agar warna kuning merata di bagian atas bakia anda bisa membolak-balik adonan. Sekiranya sudah sesuai keinginan angkat.

3.      Karakteristik dan keistimewaan bakpia pathok
Bakpia Pathok 25 dikenal luas sebagai salah satu produk kuliner bercitra rasa istimewa dan menjadi legenda kuliner di kota Jogja. Setiap musim libur tiba, banyak wisatawan berkunjung di toko ini. Di mulai dari pintu masuk, para petugas parkir beradu peluit untuk mengatur hilir mudik laju kendaraan wisatawan yang diparkir di sekitar toko ini. Selasa, 06 Juni 2012 tim redaksi www.kotajogja.com berhasil menuntaskan rasa penasaran kami, kenapa Bakpia Pathok 25 bisa menjadi salah satu legenda kuliner di kota Jogja.
Didesa pathok pusat oleh- oleh bakpia pathok anda akan menemukan ribuan jenis oleh- oleh dan tentunya bakpia pathok dengan berbagai merek dan rasanya. Anda bisa menemukan beberapa merek bakpia pathok mulai dari bakpia pathok 25, bakpia pathok 75, bakpia pathok d’java dan masih banyak yang lainnya yang bisa anda pilih sesuai dengan yang anda inginkan, umumnya rasa bakpia pathok bermacam – macam mulai dari  rasa kacang hijau, kacang hitam, coklat, keju dan rasa yang baru- baru ini muncul rasa umbi ungu, tentunya setiap rasa dari bakpia pathok mempunyai rasa yang lezat dan luar biasa, anda bisa memilih rasa sesuai dengan yang anda pilih.
Diusahakan jika  anda berada didaerah pathuk untuk tidak menggunakan jasa makelar yang biasanya langsung menyambut anda saat anda baru turun dari mobil, karena harga bakpia pathok yang ditawarkan sudah berbeda dan lebih mahal lagi. Umumnya harga bakpia pathok berkisar antara Rp.20.000- 30.000 sesuai dengan isi dan merek masing- masing produk.
5. Pusat Penjualan Bakpia Djava
1. Sejarah bakpia djava
Lahir di kampung Pathuk pada tahun 1970-an, bakpia pada mulanya hanyalah industri rumahan. Seluruh proses produksi dilakukan dengan sederhana, mulai dari pemilihan bahan, proses pembuatan, hingga pengemasan, semua dilakukan secara manual dengan kapasitas produksi terbatas.
Makanan asal daratan tiongkok ini, pada saat itu masih dijajakan dengan cara berkeliling kampung dan orang perorang. Seiring berjalannya waktu, kemudian bakpia semakin populer, serta makin banyak dikenal oleh masyarakat luas, ditambah dengan akulturasi budaya menjadikan makanan yang memiliki nama asli Tou Luk Pia ini tidak saja dibeli warga keturunan tionghoa, tapi juga digemari masyarakat jawa yang tinggal di Yogyakarta.
Hingga kemudian kelezatan bakpia terdengar sampai ke berbagai penjuru tanah air, serta mampu mengundang para pelancong untuk datang dan berkunjung. Baik dari hanya melirik, mencicipi hingga kemudian membeli makanan ini, dan kemudian dijadikan sebagai oleh-oleh khas dari Yogyakarta.
Pada tahun 2000, Bakpia Djava kemudian mendirikan sebuah toko di Kp. Pathuk dan beralamat di Jl. KS. Tubun no. 93, yang disebabkan oleh banyaknya permintaan makanan ini dari berbagai pihak, hingga akhirnya membuat Bakpia Djava menghentikan penjualan bakpia secara mengelilingi kampung.
Berbeda dengan toko lain yang merahasiakan dapurnya, Bakpia Djava justru membuka lebar pintu dapur bagi para pembeli. Sebagai raja, pembeli bisa dapat melihat seluruh proses pembuatan hingga akhirnya bakpia tersaji dalam kemasan.Dengan mempertahankan resep tradisional tempo dulu yang merupakan ciri khas dari Bakpia Djava sekaligus menjaga citra rasa, membuat Bakpia Djava semakin diburu baik oleh perorangan, keluarga, wisatawan serta instansi-instansi pemerintahan.
Dikarenakan ingin selalu dapat memuaskan konsumen, maka pada tahun 2008 Bakpia Djava kemudian membangun sebuah toko baru yang beralamat di Jalan Laksda Adi Sucipto kilometer 8,5. Berdiri tak jauh dari ring road utara dan berada di jalur utama menuju bandara, Bakpia Djava kini memberi kemudahan kepada para pembeli yang memiliki keterbatasan waktu. Sedangkan bagi wisatawan, toko inipun memberikan kenyamanan karena tempatnya yang luas, sehingga wisatawan perorangan, keluarga, serta rombongan dapat lebih leluasa dalam memilih oleh-oleh yang akan meraka pilih.
Untuk wisatawan rombongan secara periodik, Bakpia Djava memberi sambutan yang unik, beragam tradisi yang menjadi penanda ke-istimewaan kota Yogyakarta pun tampil di sini, mulai dari prajurit keraton hingga kesenian tradisional bergantian menyambut dan menemani para wisatawan yang berkunjung. Bertujuan bukan sekedar untuk menghibur, namun memang Bakpia Djava selalu melibatkan pelaku seni tradisi dalam berbagai acara karena memiliki komitmen untuk menjaga agar seni tradisi tidak punah.
Menjadi produsen bakpia, menempatkan Bakpia Djava sebagai pilar utama penjaga makanan khas sekaligus ikon kota Yogyakarta, tugas ini diperankan Bakpia Djava dengan mengenalkan bakpia kepada anak-anak dari sejak dini. Bakpia Djava memberikan kesempatan kepada sekolah untuk menjadikan toko sebagai kelas, tempat bagi siswa belajar mengenal, membuat, dan memasarkan bakpia. Harapannya agar sejak dini anak-anak telah mengenal bakpia, dan terus mencintainya sebagai makanan khas kota Yogyakarta.
2.Keistimewaan bakpia djava
Pada tanggal 12 Juni 2010 yang lalu, Bakpia Djava membuat bakpia raksasa dengan diameter 2,6 meter dengan garis lingkar 8,25 meter dan memiliki berat dua ton. Acara ini diselenggarakan di monumen serangan umum satu maret, pembuatan bakpia raksasa ini melibatkan 29 juru masak dengan oven yang dirancang khusus.
Berbagai komunitas dan warga turut meramaikan acara ini hingga akhirnya Museum Rekor Indonesia (MURI) menganugerahi karya ini dengan mencatatnya di buku rekor sebagai bakpia terbesar pertama di indonesia. Selain itu, MURI juga mencatat rekor makan bakpia massal dengan jumlah terbanyak, yakni 1300 orang yang dilakukan pada saat bersamaan dengan pembuatan bakpia raksasa.
6.Taman Pintar
1.  Sejarah berdirinya taman pintar
Sejak terjadinya ledakan perkembangan sains sekitar tahun 90-an, terutama Teknologi Informasi, pada gilirannya telah menghantarkan peradaban manusia menuju era tanpa batas. Perkembangan sains ini adalah sesuatu yang patut disyukuri dan tentunya menjanjikan kemudahan-kemudahan bagi perbaikan kualitas hidup manusia.
Menghadapi realitas perkembangan dunia semacam itu, dan wujud kepedulian terhadap pendidikan, maka Pemerintah Kota Yogyakarta menggagas sebuah ide untuk Pembangunan "Taman Pintar". Disebut "Taman Pintar", karena di kawasan ini nantinya para siswa, mulai pra sekolah sampai sekolah menengah bisa dengan leluasa memperdalam pemahaman soal materi-materi pelajaran yang telah diterima di sekolah dan sekaligus berekreasi. Dengan Target Pembangunan Taman Pintar adalah memperkenalkan science kepada siswa mulai dari dini, harapan lebih luas kreatifitas anak didik terus diasah, sehingga bangsa Indonesia tidak hanya menjadi sasaran eksploitasi pasar teknologi belaka, tetapi juga berusaha untuk dapat menciptakan teknologi sendiri.
Bangunan Taman Pintar ini dibangun di eks kawasan Shopping Center, dengan pertimbangan tetap adanya keterkaitan yang erat antara Taman Pintar dengan fungsi dan kegiatan bangunan yang ada di sekitarnya, seperti Taman Budaya, Benteng Vredeburg, Societiet Militer dan Gedung Agung. Relokasi area mulai dilakukan pada tahun 2004, dilanjutkan dengan tahapan
  • Pembangunan Tahap I adalah Playground dan Gedung PAUD Barat serta PAUD Timur, yang diresmikan dalam Soft Opening I tanggal 20 Mei 2006 oleh Mendiknas, Bambang Soedibyo.
  • Pembangunan Tahap II adalah Gedung Oval lantai I dan II serta Gedung Kotak lantai I, yang diresmikan dalam Soft Opening II tanggal 9 Juni 2007 oleh Mendiknas, Bambang Soedibyo, bersama Menristek, Kusmayanto Kadiman, serta dihadiri oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X.
  • Pembangunan Tahap III adalah Gedung Kotak lantai II dan III, Tapak Presiden dan Gedung Memorabilia.
Dengan selesainya tahapan pembangunan, Grand Opening Taman Pintar dilaksanakan pada tanggal 16 Desember 2008 yang diresmikan oleh Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono
2.Keistimewaan dan fasilitas yang ada di taman pintar
Di Taman Pintar juga ada Gedung Kotak yang berisi Radio Anak Jogja, Zona Jembatan Sains, Zona Teknologi Pengolahan Pangan, perpustakaan, laboratorium sains, dan teater empat dimensi. Begitu juga dengan Gedung Memorabilia yang menyajikan sejarah Kesultanan Jogja, sejarah tokoh pendidikan nasional, dan sejarah presiden RI. 
Belum lama ini, Taman Pintar mendapatkan sarana baru yang makin melengkapi fasilitas yang ada. Sarana baru itu bernama “Zona Air untuk Kehidupan”. Wahana canggih ini terbilang unik.
Sebagian besar air yang ada di wahana berukuran 17,5 x 6,4 meter itu merupakan air virtual alias gambar. Begitu pengunjung memasuki wahana unik itu, mereka disambut akuarium virtual yang terpasang di lantai. Walau virtual, akuarium itu tampak seperti sungguhan. Gambar ikan bisa ’’lari’’ bila diinjak. Di wahana baru ini juga ada permainan skema siklus air pada layar sentuh. Caranya dilakukan dengan menyusun awan virtual yang tersebar, membentuk komposisi piramid. Selain itu juga ada diorama siklus air, skema miniatur pembentukan lapisan aquifer, pojok hidrogeologis, akuarium virtual, dan permainan berbentuk virtual touch screen (layar sentuh). Pendek kata, berbagai informasi tentang air sebagai sumber kehidupan terdapat di sini.
Taman Pintar merupakan gagasan pemerintah kota Yogyakarta untuk memfasilitasi besarnya minat masyarakat terhadap ilmu pengetahuan. Gelar Kota Pelajar sedikit banyak mempengaruhi pendirian tempat wisata dan belajar Taman Pintar Yogyakarta ini. Dengan segementasi utama pelajar pra-sekolah hingga sekolah menengah bisa dengan leluasa mendalami pelajaran sains di sekolah melalui pengamatan langsung. Secara sederhana, Taman Pintar adalah laboratorium dengan kemasan rekreasi. Target utama pembangunan Taman Pintar adalah mendukung program pembelajaran regular di sekolah sejak dini dengan mengasah kreativitas anak didik sedini mungkin dengan harapan akan semakin banyak innovator teknologi yang muncul dari Indonesia.
Lokasi Taman Pintar sangat strategis dan nyaman untuk dikunjungi kapan saja. Bangunan Taman Pintar dibangun di kawasan bekas pusat perbelanjaan (shopping center). Dengan penataan seperti ini dengan pertimbangan adanya keterkaitan yang erat antara Taman Pintar dengan fungsi dan kegiatan bangunan yang ada di sekitarnya, seperti Taman Budaya, Benteng Vredeburg, Societiet Militer dan Gedung Agung.
Relokasi area dimulai pada tahun 2004 dengan beberapa tahap pembangunan. Setelah semua tahap selesai, peresmian besar-besaran (Grand Opening) digelar pada 16 Desember 2008 oleh presiden RI Soesilo Bambang Yudhoyono.

Program

Sebagai tempat yang dirancang untuk menumbuhkan sekaligus mengasah kreativitas pelajar, Taman Pintar menyediakan beberapa program yang bisa dipraktikkan secara langsung oleh para pelajar. Diantara program unggulan tersebut adalah penyiar (presenter) TV dan animasi, kunjungan terkemas, Rumah Batik, Program Kreativitas, dan RUmah Gerabah.

Kunjungan Rombongan Sekolah

Sebagai wahana rekreasi dan belajar, Taman Pintar terbuka untuk umum tidak terkecuali bagi rombongan pelajar. Namun mengingat besarnya minat kunjungan ke Taman Pintar, ada baiknya anda mengikuti prosedur berikut:
  • Minimal jumlah rombongan sekolah  adalah 20 orang, yang terdiri dari siswa dan guru .
  • Membawa/ menyampaikan surat pemberitahuan kunjungan resmi dari sekolah,ditujukan kepada Kepala Kantor Pengelolaan Taman Pintar.
  • Ketentuan ini berlaku hanya bagi Rombongan sekolah yang berkunjung pada hari Selasa – Sabtu (tidak berlaku di Hari Ahad/Libur Nasional).

Wahana Utama Taman Pintar

Beberapa wahana utama yang bisa anda coba di Taman Pintar Yogyakarta adalah sebagai berikut:
  1. MEMORABILIA.
Terdapat alat peraga tentang pengetahuan sejarah Indonesia, seperti sejarah Kasultanan dan Paku Alaman Yogyakarta, tokoh pendidikan, dan presiden Republik Indonesia pertama hingga saat ini
  1. PLANETARIUM.
Terdapat alat peraga berbentuk pertunjukan film pengetahuan tentang antariksa dan tata surya
  1. GEDUNG OVAL KOTAK.
Terdapat berbagai alat peraga bermuatan edukasi ilmu pengetahuan (sains) dengan kemasan menyenangkan dan bisa diperagakan. Diantara alat peraga tersebut adalah diorama prasejarah, akuarium, van de graaf, perpustakaan, gamelan, tata surya, kelistrikan, dan magic step.
  1. SIMULATOR GEMPA.
Zona simulator gempa ini baru dibangun pada 2013 ini. Diharapkan akhir 2013 sudah bisa melengkapi zona rekreasi edukasi di Taman Pintar.

  1. PLAYGROUND.
Zona ini bisa anda gunakan untuk penyelenggaraan aktivitas luar ruangan (outdoor) dengan ukuran 5 x 30 meter berada di sisi jalan masuk. Waktu pemakaian maksimal 8 jam sehari. Informasi selengkapnya bisa menghubungi Seksi Humas dan Pemasaran di nomor 0274-583631 ext.2
  1. TEATER 3 DIMENSI.
Teater ini menampilkan film 3 dimensi dimana pengunjung seolah-olah berada dalam film tersebut dan terasa nyata. Teater 3D Taman Pintar berkapasitas 140 kursi dengan durasi pemutaran 15 menit sekali tayang. Tiket masuk wahana ini Umum/Dewasa Rp.20.000/orang ; Pelajar Rp.15.000/orang ; Rombongan Rp.15.000/orang.
  1. PROGRAM KREATIVITAS.
Program ini menawarkan pelatihan kreativitas dalam bentuk workshop yang interaktif dimana peserta dapat membawa pulang hasil karyanya. Namun anda harus membayar tiket untuk mengganti biaya operasional dan bahan sbb: Buat Gerabah/Clay Rp   5.000,- ; Lukis Gerabah Rp 10.000,- ; Lukis Kaos Anak Rp 30.000,-; Lukis Kaos Dewasa Rp 40.000,- .Informasi lebih lanjut anda bisa menghubungi Seksi Pengembangan Keprograman Taman Pintar (0274-583631 Ext.3)

Fasilitas Lain

Sebagai tempat wisata dan pendidikan, Taman Pintar dilengkapi berbagai fasilitas untuk memanjakan pengunjung dari berbagai usia. Fasilitas penunjang diantaranya adalah Food Court, ruang Audiovisual, area bermain (playground), dan ruang pertemuan multifungsi (exhibition hall).
7. Pasar Beringharjo
1. Keistimewaan kawasan pasar beringharjo
Pasar Beringharjo menjadi sebuah bagian dari Malioboro yang sayang untuk dilewatkan. Bagaimana tidak, pasar ini telah menjadi pusat kegiatan ekonomi selama ratusan tahun dan keberadaannya mempunyai makna filosofis. Pasar yang telah berkali-kali dipugar ini melambangkan satu tahapan kehidupan manusia yang masih berkutat dengan pemenuhan kebutuhan ekonominya. Selain itu, Beringharjo juga merupakan salah satu pilar 'Catur Tunggal' (terdiri dari Kraton, Alun-Alun Utara, Kraton, dan Pasar Beringharjo) yang melambangkan fungsi ekonomi.
Wilayah Pasar Beringharjo mulanya merupakan hutan beringin. Tak lama setelah berdirinya Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, tepatnya tahun 1758, wilayah pasar ini dijadikan tempat transaksi ekonomi oleh warga Yogyakarta dan sekitarnya. Ratusan tahun kemudian, pada tahun 1925, barulah tempat transaksi ekonomi ini memiliki sebuah bangunan permanen. Nama 'Beringharjo' sendiri diberikan oleh Hamengku Buwono IX, artinya wilayah yang semula pohon beringin (bering) diharapkan dapat memberikan kesejahteraan (harjo). Kini, para wisatawan memaknai pasar ini sebagai tempat belanja yang menyenangkan.
Bagian depan dan belakang bangunan pasar sebelah barat merupakan tempat yang tepat untuk memanjakan lidah dengan jajanan pasar. Di sebelah utara bagian depan, dapat dijumpai brem bulat dengan tekstur lebih lembut dari brem Madiun dan krasikan (semacam dodol dari tepung beras, gula jawa, dan hancuran wijen). Di sebelah selatan, dapat ditemui bakpia isi kacang hijau yang biasa dijual masih hangat dan kue basah seperti hung kwe dan nagasari. Sementara bagian belakang umumnya menjual panganan yang tahan lama seperti ting-ting yang terbuat dari karamel yang dicampur kacang.
Bila hendak membeli batik, Beringharjo adalah tempat terbaik karena koleksi batiknya lengkap. Mulai batik kain maupun sudah jadi pakaian, bahan katun hingga sutra, dan harga puluhan ribu sampai hampir sejuta tersedia di pasar ini. Koleksi batik kain dijumpai di los pasar bagian barat sebelah utara. Sementara koleksi pakaian batik dijumpai hampir di seluruh pasar bagian barat. Selain pakaian batik, los pasar bagian barat juga menawarkan baju surjan, blangkon, dan sarung tenun maupun batik. Sandal dan tas yang dijual dengan harga miring dapat dijumpai di sekitar eskalator pasar bagian barat.
Berjalan ke lantai dua pasar bagian timur, jangan heran bila mencium aroma jejamuan. Tempat itu merupakan pusat penjualan bahan dasar jamu Jawa dan rempah-rempah. Bahan jamu yang dijual misalnya kunyit yang biasa dipakai untuk membuat kunyit asam dan temulawak yang dipakai untuk membuat jamu terkenal sangat pahit. Rempah-rempah yang ditawarkan adalah jahe (biasa diolah menjadi minuman ronde ataupun hanya dibakar, direbus dan dicampur gula batu) dan kayu (dipakai untuk memperkaya citarasa minuman seperti wedang jahe, kopi, teh dan kadang digunakan sebagai pengganti bubuk coklat pada cappucino).
Pasar ini juga tempat yang tepat untuk berburu barang antik. Sentra penjualan barang antik terdapat di lantai 3 pasar bagian timur. Di tempat itu, anda bisa mendapati mesin ketik tua, helm buatan tahun 60-an yang bagian depannya memiliki mika sebatas hidung dan sebagainya. Di lantai itu pula, anda dapat memburu barang bekas berkualitas bila mau. Berbagai macam barang bekas impor seperti sepatu, tas, bahkan pakaian dijual dengan harga yang jauh lebih murah daripada harga aslinya dengan kualitas yang masih baik. Tentu butuh kejelian dalam memilih.
Puas berkeliling di bagian dalam pasar, tiba saatnya untuk menjelajahi daerah sekitar pasar dengan tawarannya yang tak kalah menarik. Kawasan Lor Pasar yang dahulu dikenal dengan Kampung Pecinan adalah wilayah yang paling terkenal. Anda bisa mencari kaset-kaset oldies dari musisi tahun 50-an yang jarang ditemui di tempat lain dengan harga paling mahal Rp 50.000,00. Selain itu, terdapat juga kerajinan logam berupa patung Budha dalam berbagai posisi seharga Rp 250.000,00. Bagi pengoleksi uang lama, tempat ini juga menjual uang lama dari berbagai negara, bahkan yang digunakan tahun 30-an.
8.    Grand Puri Water Park
1.      Kondisi geografis wahana water park
Grand Puri Water Park didirikan pada tanggal 03 Februari 2010 dan untuk ke depannya berencana akan terus melakukan pembangunan dalam rangka pengembangan Grand Puri Water Park.
Grand Puri Water Park bertempat di Jl.Parangtritis km 9,5 Gabusan Sewon Bantul Yogyakarta, tepatnya di depan Pasar Seni Gabusan. Grand Puri Water Park dibangun di lahan seluas 1,5 hektar. Luas wilayah 1 hejtar digunakan untuk pembangunan kolam renang dan 0,5 hektar digunakan untuk pembangunan lahan parkir.
2.      Wahana dan fasilitas grand puri water park
Grand Puri Water Park dibangun di areal tanah seluas 3,5 Ha, berada di jalan Parangtritis Km. 9,5 Gabusan, Timbulharjo, Sewon, Bantul. Atau berada di seberang Pasar seni Gabusan. Tempat ini merupakan usaha yang di kelola oleh PT. Puri Saron Group yang bekerja sama dengan Pemda Bantul. Grand puri water park operasional mulai Mei 2011. Memang kalau dilihat dari mulai operasional termasuk masih baru namun demikian fasilitas yang ditawarkan sudah cukup memadai sehingga dijamin keberadaan anda saat bermain di wahana wahana yang ada akan memuaskan anda.
Sumber air yang digunakan untuk semua wahana adalah dari air tanah yang selalu di filter dan pembersih agar selalu dalam kondisi bening dan terjaga kesehatan airnya.
Grand puri water park menyediakan 4 kolam bermain yakni :
  1. Kolam balita dengan kedalaman 20-40 cm dengan luas 450 m2 yang terdapat wahana kolam tumpah, water play ground serta 2 water slide yang mampu menampung antara 75 sampai dengan 100 anak,
  2. Kolam semi olympic dengan kedalaman 1 s/d 1,5 m dengan luas 481,25 m2,
  3. Kolam penerima atau seluncur dengan kedalaman 0,6 m s/d 0,9 m dengan luas 350 m2, memiliki 2 racing slide dan 4 water slide dengan ketinggian menara water slide 12 m. Satu lagi yakni
  4. Kolam arus dengan panjang 175 m dan kedalaman  1,35 serta lebar 2,75 m dengan luas seluruhnya 577,25 m2 melewati 2 jembatan dan 1 terowongan.
Bangunan di Grand puri Water Park terdiri dari 2 unit bangunan utama :
Satu unit diperuntukkan sebagai kantor, locker room, gift  shop, ruang belanja makanan khas oleh oleh bantul, mushola dan ruang ganti serta MCK. Sedangkan 1 unit lagi diperuntukkan sebagai Puri Kedaton resto yang menyajikan beragam masakan. Bisa juga tempat ini di sewa sebagai tempat meeting rom dengan tarif sewa 100,000,- per jam. Bisa juga untuk wedding party atau birthday party. Adapula gazebo sebanyak 12 unit dengan tarif sewa sebesar Rp. 25.000 per unit.
Di areal Grand Puri water park juga dipersiapkan permainan kereta mini dan odong-odong untuk anak-anak dengan biaya Rp. 5.000,-. Bahkan sarana outbond dan juga paint ball juga akan melengkapi areal Grand puri water park ini.
Grand puri Water park buka setiap hari dengan jam kunjung mulai pukul 08.00 WIB sampai dengan 18.00 WIB, namun untuk pembelian tiket hanya sampai pukul 17.00 WIB. Tarif masuk untuk menikmati wahana di Grand puri water park ini sudah termasuk 1 botol teh sosro serta asuransi Jasa Raharja :
Hari biasa yakni senin s/d Jumat :
- Anak-anak          : Rp. 20.000,-
- Dewasa                : Rp. 25.000,
Hari Sabtu, minggu dan hari libur lainnya :
- Anak-anak          : Rp. 20.000,-
- Dewasa                : Rp. 30.000,-
Bagi yang datang sebagai rombongan minimal 20 orang tiket masuk sebesar Rp. 20.000,- termasuk pada saat hari libur. Fasilitas lain yang disewakan antara lain Pelampung single Rp, 5.000,-, Pelampung double Rp. 10.000,-, Locker untuk menyimpan barang Rp. 5.000,-. Dan perlu diingat bahwa untuk memasuki areal ini tidak diperkenankan membawa makanan dari luar.

















BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Setelah diadakannya Study Tour menuju Semarang - Yogyakarta, kami mendapatkan beberapa kesimpulan          :
Ø  Semarang dan Yogyakarta merupakan kota yang tepat untuk di jadikan objek kunjungan study tour, karena memiliki banyak tempat bernilai sejarah dan memberikan edukasi bagi pengunjung.
Ø  Study Tour merupakan kegiatan yang memberikan wawasan dan pengalaman bagi para peserta untuk belajar di luar lingkungan sekolah.
Ø  Hasil observasi dari kunjungan wisata ini juga bisa menjadi modal pembelajaran di dalam kelas.

B.       Saran
Adapun saran dari kami untuk kegiatan selanjutnya yaitu     :
Ø  Sebaiknya, kegiatan Study Tour  ini tetap diadakan setiap tahunnya, karena kegiatan ini dapat menambah wawasan serta pengalaman bagi siswa – siswi SMAN Jatinunggal.
Ø  Objek wisata yang di kunjungi sebaiknya lebih di perbanyak lagi, tentunya objek wisata yang benar-benar memberikan manfaat bagi pengunjung, bukan hanya sebagai sarana untuk bermain-main saja, tapi harus sebagai sarana pembelajaran bagi siswa-siswi peserta Study Tour.










C.      Penutup
Demikian laporan ini kami buat. Kami selaku peserta mengucapkan banyak terimakasih atas kerjasama dan dukungan dari semua pihak. Mohon maaf apabila dalam pembuatan laporan ini masih terdapat banyak kekuranagan dan juga kesalahan pengetikan. Kritik dan saran sangatlah kami harapkan.  Atas segala perhatiannya kami ucapkan terimakasih.


                 Jatinunggal, 01 Januari 2014
Pembimbing                                                                           Ketua Kelompok

       Meme kusnandang                                                                       Riska Nurlaila













DAFTAR PUSTAKA






                                                                                                                                                  















                                                                                        




Tidak ada komentar: